2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2009. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
dari obligasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling yaitu memilih sampel dengan kriteria tertentu, sehingga sesuai dengan penelitian yang dirancang. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
a. Obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI. b. Obligasi diterbitkan sebelum tahun 2011 dan aktif selama periode 2011-
2013. c. Obligasi tersebut terdaftar dalam peringkat obligasi perusahaan yang
dikeluarkan Pefindo dalam jangka waktu tertentu secara konsisten. d. Membayar kupon dalam jumlah yang tetap fixed income bond, agar
tidak adanya pengaruh floating rate terhadap yield obligasi. e. Obligasi tidak memiliki fitur khusus callable dan putable agar tidak ada
pengaruh hak menggunakan opsi terhadap yield, sehingga tidak berpotensi menimbulkan bias.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen Y
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen Sugiyono, 2009.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Obligasi Yield to Maturity. Variabel Yield to Maturity diberi simbol YTM. YTM
merupakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor pada obligasi jika disimpan hingga jatuh tempo. YTM dihitung dengan rumus sebagai
berikut Mardiyanto, 2009: ��� =
� +
�−�� �
� + �� 2
Keterangan : C
= Bunga Kupon Coupon M
= Nilai Nominal Vb
=Harga Nilai Obligasi n
= Sisa Jatuh Tempo Tenor
2. Variabel Independen X
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Inflasi Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.