BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut pada bab-bab terdahulu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa pengaturan Gugatan Perwakilan Kelompok sebelum keluarnya
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2002 telah diakui dalam beberapa Peraturan Perundang-Undangan Indonesia
seperti : -
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen. -
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Walaupun dalam beberapa Peraturan Perundang-Undangan telah
mengakui keberadaan Gugatan Perwakilan Kelompok, akan tetapi mekanisme Gugatan Perwakilan Kelompok belum diatur secara khusus
didalam peraturan perundang-undangan Nasional. 2.
Bahwa sebelum Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2002, penerapan dan
pemeriksaan Gugatan Perwakilan Kelompok dalam peraktek di Pengadilan, belum ada keseragaman.
86
Universitas Sumatera Utara
Selain itu perbedaan penerapan dan pemeriksaan Gugatan Perwakilan Kelompok yang disebabkan oleh pemahaman yang keliru
dari para praktisi hukum dalam memahami Gugatan Perwakilan Kelompok sehingga dalam praktek mencampur adukan Gugatan
Perwakilan Kelompok dengan konsep hak gugat Lembaga Swadaya Masyarakat. Legal Standing.
3. Bahwa upaya Indonesia untuk mereformasi hukum diantaranya telah
ditempuh dengan melakukan adopsi hukum sehingga tuntutan globalisasi maupun semata-mata untuk memperbaharui hukum yang
telah tertinggal sesuai dengan kemajuan jaman dan dinamika sosial, salah satu produk adopsi hukum adalah gugatan perwakilan kelompok
yang lazim dikenal dengan Class Actions. Prosedur gugatan Class Actions ini adalah mekanisme yang efisien,
efektiv dan bermanfaat untuk meperoleh keadilan bagi banyak orang sebagai pihak yang dirugikan.
Bahwa sambil menunggu Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur acara peradilan yang belum cukup diatur oleh Peraturan
Perundang-Undangan, maka demi kepastian, ketertiban dan kelancaran dalam memeriksa, mengadili dan memutus Gugatan Perwakilan
Kelompok, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menetapkan suatu peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2002.
Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2002 masih belum lengkap dan belum jelas mengatur Gugatan Perwakilan Kelompok,
karena hanya mengatur tata cara pengajuan Gugatan Perwakilan
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tanpa menyebutkan substansi atau jenis perkara yang dapat diajukan melalui mekanisme Gugatan Perwakilan Kelompok, juga
mengenai siapa yang membiayai perkara Gugatan Perwakilan Kelompok.
B. Saran