PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015 2016

(1)

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016

S K R I P S I

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh: Probo Sri Sadhono

3201411070

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016, telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi dengan Judul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016, telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Desember 2015

Probo Sri Sadhono


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto Hidup

 Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat

11)

 “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil” (Mario Teguh).

 Massa depan bangsa dan tanah air ada dalam genggaman para generasi muda

(penulis).

Persembahan

1. Orang tua Bapak Suwarno, S.Pd. dan Ibu Sri Sutiah, serta adiku Febriana Nur Annisa terima kasih untuk kasih sayang, motivasi dan doanya.


(6)

vi

PRAKATA

Alhamdulillah wasyukurilah puji serta syukur atas segala nikmat yang Allah limpahkan kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016 dengan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan penulis melanjutkan studi di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah

memberi ijin dalam menyusun skripsi.

4. Drs. Sunarko, M.Pd., sebagai pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Drs. Sriyono, M.Si., sebagai pembimbing 2, sabar membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

6. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang dan perpustakaan Jurusan Geografi yang telah menyediakan buku-buku untuk menyusun skripsi ini.


(7)

7. Bapak Drs. Teguh Sudadi selaku Kepala Sekolah beserta guru SMP Negeri 1 Winong, terima kasih untuk ijin penelitian dan kerjasamanya.

8. Bapak Samhudi, S.Pd. selaku Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong. 9. Teman – teman Geografi Angkatan 2011.

10. Teman–teman kontrakan “Basmallah” ( Mas Syamsul, Mas Khamdan, Mas Listyawan, Mas Ilham, Mas Rokhmad, Mas Maulana, Mas Prapto, Mas Bagus, Mas Huda, Mas Doni dan Mas Heksa) terimakasih untuk motivasi dan nasihatnya.

11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk semuanya.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian Geografi.

Semarang, Desember 2015


(8)

viii

SARI

Probo Sri Sadhono. 2015 Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Sunarko, M.Pd. Pembimbing II Drs. Sriyono, M.Si.

Kata Kunci: Pengaruh, Kondisi Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar Geografi.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016. (2) Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016. (3) Mengetahui adanya pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Winong tahun pelajaran 2015/2016 beserta orang tuanya yang terdiri dari dari 9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa atau wali. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 62 siswa dan 62 orang tua atau wali siswa. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proportional Random Sampling, yaitu diambil 20% untuk masing-masing kelas. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisi sosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (hasil belajar IPS). Metode pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) keadaan kondisi sosial ekonomi 76% responden memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua yang tergolong tinggi (baik).(2) Hasil belajar IPS sudah cukup baik dan harus ditingkatkan. (3) Pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP N 1 Winong terhadap hasil belajar IPS sebesar sebesar 6,647 signifikansi 0.000>2,00. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 1 Winong “diterima”.

Saran yang dapat diberikan yaitu karena adanya hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar anaknya, maka bagi orang tua yang kondisi sosial ekonominya rendah atau kurang mampu diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya dengan mencari pekerjaan tambahan. Bagi siswa yang berprestasi dan orang tuanya kurang mampu diharapkan sekolah dapat memberikan beasiswa atau program orang tua asuh atau orang tua angkat yang bersedia membantu memenuhi biaya pendidikannya.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kondisi Sosial Ekonomi ... 10

B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi ... 11

1. Tingkat Pendidikan ... 11

2. Pendapatan Keluarga ... 15

3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas ... 19

4. Jenis Tempat Tinggal ... 20

C. Belajar ... 21


(10)

E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar ... 23

G. Penelitian yang Relevan ... 25

H. Kerangka Berpikir ... 27

I. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 30

B. Sampel dan Teknik Sampling ... 30

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

D. Alat danTeknik Pengumpulan Data ... 32

1. Teknik Angket ... 33

2. Teknik Dokumentasi ... 35

3. Teknik Observasi ... 35

E. Validitas dan Reabilitas Alat ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

1. Deskriptif Presentatif ... 37

2. Analisis Regresi Sederhana ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong ... 41

2. Lokasi Penelitian ... 41

3. Kondisi Sekolah ... 44

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Analisis Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 47

2. Analisis Deskriptif Presentase Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong ... 53


(11)

3. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Tahun

2015/2016 ... 57

a. Uji Normalitas Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 57

b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 58

c. Analisi Regresi Sederhana ... 59

d. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji t) ... 59

e. Koefisien Determinasi ... 60

C. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Golongan Pendapatan ... 19

Tabel 3.1. Jumlah Populasi ... 30

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase ... 39

Tabel 4.1. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Orang Tua ... 48

Tabel 4.2. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Suami (ayah) ... 48

Tabel 4.3. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Istri (ibu) ... 49

Tabel 4.4. Distribusi Pendapatan Bersih Keluarga ... 50

Tabel 4.5. Distribusi Jenis Tempat Tinggal ... 51

Tabel 4.6. Distribusi Lantai Dasar Rumah atau Tempat Tinggal ... 52

Tabel 4.7. Distribusi Tipe atau Ukuran Rumah ... 53


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian ... 28

Gambar 3.1 Peneliti membagi angket kepada responden (siswa) ... 33

Gambar 3.2 Responden mengisi angket ... 34

Gambar 3.3 Peneliti membagi angket kepada responden (orang tua siswa) ... 34


(14)

xiv

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Nilai Ulangan Harian dan Nilai Ulangan Tengah Semester ... 68

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 69

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 70

Lampiran 4. Uji Normalitas Data Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 77

Lampiran 5. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 78

Lampiran 6. Analisis Regresi Sederhana ... 79

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ... 84

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian ... 85


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan semakin ketat, terlebih dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, sehingga perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dan diyakini mampu untuk meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang dapat memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000:21). Pendidikan dalam arti luas mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut : Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah sejak orde baru telah


(16)

mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.

Seorang guru perlu menyadari bunyi dan isi pasal ayat Undang-Undang Dasar tersebut, setiap murid berhak mendapatkan pengajaran yang sama. Dalam tugasnya sehari-hari, guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu ia harus memberi pengajaran yang sama kepada murid yang berbeda-beda. Perbedaan itu berasal dari lingkungan kebudayaan, lingkungan sosial, jenis kelamin dan lain-lain.

Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003). Dengan demikian keluarga mempunyai peranan


(17)

penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.

Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung peserta didiknya dari berbagai latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab penuh dalam menyediakan dana dan kebutuhan pendidikan anaknya. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan ekonominya rendah. Dalam kegiatan belajar, anak akan memerlukan sarana penunjang belajar yang seringkali harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran.

Keadaan yang demikian terjadi juga di SMP Negeri 1 Winong, dimana sekolah ini menampung peserta didik dari berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua yang berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai pendidikan anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan anak.


(18)

Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Akan tetapi keberhasilan proses belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar diri siswa. Salah satu faktor yang akan penulis teliti adalah faktor dari luar siswa yaitu faktor tingkat sosial ekonomi orang tua. Bahar (1989 : 137) menyatakan: “Hasil belajar siswa mempunyai korelasi yang kuat. Sebab kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan selalu membutuhkan ekonomi orang tua”.

Orang tua memegang peranan penting bagi pendidikan anaknya yaitu sebagai pendidik yang pertama dan sebagai penyandang dana dalam memenuhi kebutuhan anak untuk pendidikan. Orang tua (keluarga) harus mengeluarkan biaya khusus untuk anaknya. Keluarga yang mempunyai penghasilan tinggi dalam memenuhi kebutuhan anaknya tidak akan banyak mengalami kesulitan, berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan rendah. Dalam konteks sosial ekonomi keluarga, tidak terlepas pula aspek pendapatan keluarga yang merupakan andalan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan. Biaya pendidikan anak yang meliputi iuran BP3 tiap bulan, pakaian seragam, transportasi, uang saku setiap hari, dan lain-lain akan dapat terpenuhi apabila didukung oleh keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik. Dengan demikian, pendapatan atau penghasilan orang tua turut menentukan pula kemampuan pembiayaan yang harus dipikul orang tua guna memenuhi pendidikan anak-anaknya.


(19)

Dari pengamatan peneliti bahwa peserta didik SMP Negeri 1 Winong berasal dari kondisi sosial ekonomi yang berbeda, seperti : tingkat pendidikan, pendapatan, kekayaan yang dimiliki, dan tempat tinggal sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengambil judul skripsi : “PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONG KABUPATEN PATI TAHUN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016?


(20)

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016.

2. Mengetahui hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016. 3. Mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis :

a. Untuk menambah wawasan khasanah dunia pendidikan, khususnya mengenai hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang ditinjau dari kondisi sosial ekonomi keluarga.

b. Untuk pengembangan ilmu hhususnya ilmu pendidikan.

c. Untuk menjadi bahan perbandingan, pertimbangan, dan pengembangan pada penelitian di masa mendatang.


(21)

a. Untuk bahan pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang berkompeten atau pemerintah dalam menyusun kebijakan yang terkait dengan dunia pendidikan.

E. Batasan Istilah

Penelitian ini menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan ini untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran, maka berikut penegasan istilah pada penelitian ini :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang diharapkan dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul antara variabel dalam penelitian ini, yaitu : kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada saat tertentu. Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu, yang berharga. Yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi dalam


(22)

penelitian ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu keluarga yang berkaitan dengan pendidikan dan pendapatan keluarga.

a. Pendidikan

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).

b. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang atau barang. Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu terhadap tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan masyarakat pada suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi masyarakat tertentu.


(23)

Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan yang dimaksud dengan orang tua siswa adalah ayah, ibu, atau wali yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Bertanggung jawab dalam arti mencukupi semua fasilitas penunjang pendidikan siswa.

4. Hasil Belajar IPS

Pengertian dari hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan melihat nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPS dan nilai Ujian Tengah Semester 1 Kelas VIII tahun 2015/2016.

5. SMP Negeri 1 Winong

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan kedua secara formal yang ditempuh selama minimal 3 tahun, dimulai dari kelas VII hingga kelas IX. Usia dalam Sekolah Menengah Pertama ini berkisar antara 12-15 tahun. SMP Negeri 1 Winong berlokasi di Jalan Raya Winong-Gabus Km.0,5 Kecamatan Winong Kabupaten Pati.


(24)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi setiap orang tentu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonomi keluarga tinggi, sedang dan rendah. Menurut Soerjono Soekanto (2001:34) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya.

Begitu juga dengan yang dikemukakan oleh Soekanto Soerjono (1982:210) tentang pengertian kedudukan (status) dan kedudukan sosial (social status) sebagai berikut :

“Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Unruk lebih mudah mendapatkan pengertian, kedua istilah tersebut di atas akan dipergunakam dalam arti yang sama dengan digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja”.

Kedudukan, sebagaimana lazim dipergunakan mempunyai arti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut serta


(25)

dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat, secara menyeluruh. Misalnya tuan X sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya dan seterusnya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.

B. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi

Berdasarkan kodrat-Nya, manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataannya setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraian dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu : tingkat pendidikan, pendapatan, kepemilikan kekayaan dan jenis tempat tinggal.

1. Tingkat Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan


(26)

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui pendidikan sekolah (pendidikan formal), pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat beberapa jenjang yang harus ditempuh, yaitu:


(27)

a. Pendidikan Pra Sekolah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor.27 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 1, pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah.

b. Pendidikan Dasar

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 1, pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 28 Tahun 1990 Pasal 3 Tentang Tujuan Pendidikan Dasar disebutkan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.


(28)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 1, pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 1990 Pasal 2, Pendidikan menengah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

d. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian (Kunaryo,2000).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua dapat dilihat dari lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua bersekolah semakin tinggi tingkat jenjang pendidikannya. Cohtohnya, orang tua yang hanya bersekolah selama 6 tahun dapat diartikan bahwa orang tua tersebut hanya bersekolah dalam jenjang sekolah dasar saja, berbeda dengan orang tua yang sekolahnya mencapai 12 tahun dapat diartikan bahwa orang tua tersebut telah bersekolah dari jenjang sekolah dasar selama 6 tahun, di sekolah


(29)

menengah pertama selama 3 tahun, dan di sekolah menengah atas selama 3 tahun. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi dapat terus memberikan motivasi kepada anak mereka dengan baik dan benar. Bahkan anak mereka dituntut minimal setara dengan pendidikan yang orang tua mereka pernah menempuh jenjang pendidikan.

2. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang atau barang. Penduduk yang telah bekerja akan menerima hasil kerja mereka yang disebut dengan upah / gaji. Pada dasarnya system pengupahan mengandung tiga prinsip yaitu : pemberian imbalan atas nilai kerja, penyediaan investasi, jaminan kebutuhan hidup (Priyono, 1981 :22)

Sistem pengupahan juga berfungsi sebagai alat perangsang untuk meningkatkan kualitas prestasi kerja. Sehingga tingkat upah dibuat berbeda dengan kemampuannya, karyawan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dapat memperoleh upah yang lebih tinggi pula. Di samping itu tingkat pengupahan juga dapat mendorong kreatifitas pegawai dengan memberikan imbalan dan penghargaan atas penemuan-penemuan dan potensi kerja yang menonjol.


(30)

Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu terhadap tingkat kesejahteraan suatu masyarakat, tingkat pendapatan masyarakat pada suatu daerah merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi sosial ekonominya. Tinggi rendahnya tingkat pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi masyarakat tertentu. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapat menjadi dua yaitu :

a. Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa dan diterima dalam bentuk barang atau jasa.

b. Pendapatan berupa uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal.

1) Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari : a) Pendapatan berupa uang, meliputi : gaji, upah dan

penghasilan infestasi.

b) Berupa barang yang meliputi : beras, pengobatan, transportasi, perumahan, maupun yang berupa rekreasi.


(31)

2) Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari :

a) Pendapatan dari usaha sendiri yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan rumah.

b) Pendapatan dari hasil infestasi

c) Pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial

Selanjutnya dijelaskan bahwa penghitungan pendapatan (penghasilan) suatu masyarakat seringkali sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu untuk mengetahui penghasilan keluarga dapat diwakili oleh pengeluarannya. Pengeluaran rumah tangga dapat digolongkan menjadi dua macam:

1) Pengeluaran untuk makan

2) Pengeluaran bukan untuk makan/non makan, misalnya untuk perumahan, aneka barang dan jasa, pendidikan, kesehatan, pakaian, barang tahan lama, pajak dan asuransi, dan keperluan untuk pesta dan upacara (BPS Kabupaten Pati, 2010:18)

Pengeluaran untuk makan adalah yang paling pokok dan harus dipenuhi. Sisa dari pengeluaran untuk makan inilah yang digunakan untuk pengeluaran bukan makan. Dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan semakin besar penghasilan keluarga maka semakin


(32)

besar pula pendapatan atau dana yang terkumpul untuk pengeluaran bukan makan.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi keluarga setelah kebutuhan pokok lain seperti pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Oleh sebab itu, bila diperoleh sisa penghasilan keluarga untuk pengeluaran bukan makan, pada umumnya keluarga tersebut akan menggunakan antara lain untuk perumahan, kesehatan, sedang, serta biaya pendidikan. Kesimpulan dari pendapat tersebut adalah: 1) Pendapatan keluarga dapat berupa pendapatan formal dan

informal.

2) Pendapatan keluarga dapat diwakili oleh pengeluarannya yang meliputi pengeluaran untuk makan dan pengeluaran bukan untuk makan.

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik di sektor formal maupun sektor informal selama satu bulan dalam bentuk satua rupiah.

3) Pendapatan keluarga dapat berupa uang, barang, atau jasa

Pendapatan orang tua berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik sektor formal dan informal selama satu bulan dalam satuan rupiah.

Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh penduduk akan berbeda antara satu dengan yang lain, hal ini karena


(33)

dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari.

Pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4 golongan yaitu:

Tabel 2.1. Golongan pendapatan

No Golongan Pendapatan

1 Rendah <Rp 500.000

2 Sedang Rp 500.000 < Rp 1.000.000 3 Tinggi Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 4 Sangat Tinggi >Rp 2.000.000

Sumber.BPS Kab. Pati 2014

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih. Pendapatan bersih merupakan pendapatan yang sudah digunakan untuk pengeluaran pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semakin banyak pendapatan bersih yang diterima semakin banyak juga pendapatan yang digunakan untuk menabung. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan yang rendah dalam keluarga yaitu kurang dari Rp 500.000 perbulan. Pendapatan keluarga dikatakan cukup berkisar dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000. Pendapatan yang tinggi berkisar dari Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000. dan yang terakhir penggolongan pendapatan dikatakan sebagai pendapatan yang tinggi yaitu pendapatan yang lebih dari Rp 2.000.000 perbulan.


(34)

3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:

a. Barang-barang berharga

Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk berprestasi.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi.

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang


(35)

mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.

4. Jenis Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Aryana untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umunya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang keil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.


(36)

Pengertian belajar secara psikologis yaitu belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya (Slameto, 2010:2).

Belajar juga dapat diartikan suatu proses usaha yang dilakukan seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar yang nyaman dapat didukung dengan tempat belajar yang tenang, jangan sampai diganggu oleh perangsang-perangsang di sekitar. Belajar diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan. Sebelum memulai pelajaran harus disediakan segala sesuatu yang diperlukan, seperti : kelengkapan buku pelajaran yang dimiliki, kelengkapan alat tulis, sehingga belajar tidak terputus-putus dan dan tidak terganggu. Meja tulis yang harus bersih dan rapi dapat menjdikan belajar yang nyaman dan tenang sehingga konsentrasi belajar yang maksimal dan pelajaran yang dipelajari dapat dipahami (Slameto, 2010:77).

D. Hasil Belajar

Hasil Belajar / prestasi belajar asalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa mengikuti pelajaran tertentu (Purwanto, 1988:31). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha atau kegiatan menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah.


(37)

Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Winong setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa mata pelajaran IPS kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016.

E. Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan politik, (Saidiharjo, 1966:4).

Menurut Nasution Sumaatmadja (2002:123) bahwa IPS ada suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari ilmu sosial seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbagai ilmu sosial yang disatukan untuk mencapai tujuan intraksional disajikan dalam kumpulan ilmu sosial yang ada dan berbagai masalah sosial untuk dapat memperoleh pemecahannya serta disesuaikan bagi pengguna program studi pendidikan. Yang dimaksud dengan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah mengikuti


(38)

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan melihat nilai rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran IPS yang telah dilaksanakan.

F. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar Siswa

Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi hasil belajar anak (Kartini, 1985:5). Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relative rendah, pada umumnya akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya.

Keadaan sosial-ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Sebaliknya jika sosio-kultural yang tinggi dapat menciptakan kondisi siswa yang menunjang belajar di sekolah. Keadaan kesehatan yang terus menerus terganggu dapat menciptakan kondisi fisik yang menguntungkan bagi belajar (Winkel, 1983 : 33).

Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran studi (Oemar, 1983:117). Salah satu fakta yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga.


(39)

Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua.

Atas dasar telaah kajian yang berhasil dirangkum bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah tingkat sosial ekonomi orang tua (keluarga). Oleh karena itu apabila hendak menelaah masalah hasil belajar siswa, faktor sosial ekonomi orang tua hendaknya mendapat perhatian di samping faktor – faktor yang lain.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa tingkat sosial ekonomi keluarga yang baik yang ditunjang dengan sosio-kultural yang tinggi akan merupakan sumber kekuatan yang menguntungkan dalam belajar.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pengaruh kondisi sosial ekonomi orangtua tersebut bukan yang pertama kali dilakukan karena sebelumnya sudah terdapat banyak penelitian yang serupa. Namun pada penelitian ini akan dilakukan pembanding dalam hal pencapaian hasil dengan mengacu pada metode-metode yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah penelitian yang ditulis oleh Dwi Jatmiko dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Pendidikan Anak pada Keluarga Buruh Batik, Petani, dan Nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak pada keluarga buruh


(40)

batik, petani, dan nelayan di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa keluarga petani memiliki persentase R square paling tinggi yaitu sebesar 93,7%, kemudian keluarga buruh batik sebesar 62,8%, dan keluarga nelayan bernilai paling rendah yakni sebesar 55,5%.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Fandi Yusuf Maldini dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Sosial Ekonomi Nelayan terhadap Ketentuan Wajib Belajar 9 Tahun Anak di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi nelayan terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan sosial ekonomi nelayan terhadap ketuntasan wajib belajar 9 tahun anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Arifin dengan judul penelitian “Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Keluarga terhadap Tingkat Partisipasi Anak pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yaitu sebesar 0,197, sehingga di katakan ”rendah”.


(41)

Mengenai uraian penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016”. Perbedaan dengan penelitian yang relevan sebelumnya yaitu mengenai tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun 2015/2016 terhadap hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Dari penelitian yang akan dilakukan, maka rencana hasil penelitian adalah jika keadaan sosial ekonomi orang tua siswa baik, maka hasil belajar siswa juga akan baik.

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan, terutama pendidikan formal merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang menempati peringkat kedua setelah kebutuhan pokok. Dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya, antara lain biaya untuk membeli buku dan kelengkapan belajar, membeli peralatan, membayar SPP dan BP3, membayar uang gedung, membeli seragam, dan lain-lain yang semuanya menjadi tanggung jawab orang tua atau keluarga. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan. Di samping biaya, yang tidak kalah penting adalah perhatian orang tua dan interaksi sosial keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kondisi sosial ekonomi yang cukup menunjang dari kondusif


(42)

berpengaruh terhadap hasil/prestasi belajar yang dicapai anak, sebab anak merasa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajarnya, sehingga akan merasa leluasa mengekspresikan kecakapan atau ketrampilannya melalui pendidikan formal, yang mana kecakapan dan ketrampilan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan atau diekpresikan tanpa dukungan alat, sarana, prasarana, dan dana yang memadai dari keluarga atau orang tua.

Permasalahan yang timbul adalah terdapat anak dengan kondisi sosial ekonomi keluarganya tinggi tetapi hasil belajar IPS masih tergolong dalam keadaan kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga dorongan dari sosial ekonomi orang tua seharusnya dapat dimanfaatkan oleh anak untuk menunjang prestasi atau hasil belajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan nilai rata-rata ulangan harian yang telah terlaksana pada mata pelajaran IPS.

Kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi atau dengan kriteria yang baik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin tinggi kondisi sosial ekonomi orang tua akan semakin besar pengaruhnya dalam hasil belajar siswa, karena dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi semua kebutuhan siswa akan tercukupi.

Keluarga yang mempunyai pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain sehingga anak akan termotivasi dalam belajar. Berbeda dengan keluarga yang


(43)

mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya hal ini dapat menurunkan semangat anak untuk belajar. Dengan kata lain Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi hasil belajar anak.

Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat skema sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah Penelitian, di mana rumusan masalah Penelitian telah dinnyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Jadi, berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka berpikir maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : ”Tidak ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap

hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Variabel Y

(Hasil Belajar IPS) 1. Nilai Ulangan Harian 2. Nilai UTS

Variabel X

1. Kondisi Sosial

(Pendidikan Orang Tua) 2. Kondisi Ekonomi


(44)

Ha :”Ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016”.


(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan orang tua siswa kelas VIII SMP N 1 Winong Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari dari 9 kelas dengan jumlah 284 siswa dan 284 orang tua siswa.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Orang Tua

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I 31 32 31 32 32 32 32 32 30 31 32 31 32 32 32 32 32 30

Jumlah 284 284

Sumber: Buku Induk Siswa, Tahun Ajaran 2015

B. Sampel dan Teknik Sampling

Penentuan sampel ditentukan sebesar 20% dari jumlah populasi, karena jumlah populasinya lebih dari 100, (Arikunto, 2010:120). Agar di peroleh sampel yang representatif, maka tekhnik sampling yang digunakan adalah Proportional Random Sampling, dimana sampel ditarik dari populasi yang


(46)

telah dikelompokkan dengan jumlah seimbang atau proporsional. Teknik ini diambil karena populasi sudah dikelompokan kedalam kelas-kelas dengan jumlah yang sama, (Arikunto, 2010). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 62 siswa dan 62 orang tua siswa, yaitu diambil 20% untuk masing-masing kelas.

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian

No Kelas Populasi Siswa Sampel Siswa Sampel Orang Tua 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I 31 32 31 32 32 32 32 32 30 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 6

Jumlah 284 62 62

Sumber: Hasil Analisi Penelitian, Tahun 2015

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini memunculkan dua variabel untuk diteliti, berupa variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan judul penelitian varibel bebas muncul sebanyak dua variabel sedangkan variabel terikat terdapat 1 variabel. Berikut penjelasan tentang variabel dalam penelitian ini :


(47)

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010:61).

Variabel bebas dalam penelitian ini, adalah kondisi sosial dan ekonomi orang tua. Sub Variabel Kondisi sosial dari dapat dilihat pada tingkat pendidikan, lingkungan masyarakat dan pergaulan di sekolah. Kemudian sub variabel dari kondisi ekonomi dapat dilihat pada tingkat pendapatan bersih orang tua selama satu bulan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar, yaitu rata-rata dari 3 kali nilai ulangan harian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan nilai Ujian Tengah Semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1 Winong, Tahun Pelajaran 2015/2016.

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian yaitu ;


(48)

1. Teknik Angket

Metode angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Arikunto, 2010:199). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua.

Gambar 3.1. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa),

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII A SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

G

a m b a r


(49)

3.2. 1) Tema : Peneliti memberi arahan pengisian kepada responden (Siswa)

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

G

a m b a r 3 . 3 .

1 ) T e m

a : Peneliti membagi angket kepada responden (orang tua siswa)

2) Lokasi : Ruang Kelas VIII D SMP Negeri 1 Winong 3) Tahun : 2015

2. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data mengenai berbagai hal yang dibutuhkan dengan sumber data berupa catatan, buku laporan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai ulangan harian dan nilai ujian tengah semester 1 siswa kelas VIII SMP N 1 Winong Tahun Pelajaran 2015/2016.


(50)

3. Teknik Observasi

Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dengan menggunakan teknik observasi maka diperoleh 2 macam data, yaitu : a. Data primer, adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data dari peneliti, yakni siswa SMP N 1 Winong.

b. Data sekunder, adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan orang lain di luar dari penelitian.

E. Validitas dan Reabilitas Alat

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan terhadap dua variabel dalam penelitian yaitu aktivitas belajar(X) dan hasil belajar siswa(Y). Syarat untuk menggunakan analisis data dengan regresi linier sederhana adalah data tersebut harus berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:


(51)

Keterangan:

: Chi Kuadrat

: frekuensi yang diamati, kategori ke-i

: frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i : jumlah kategori

: batas bawah sampel

Hasil perhitungan chi-kuadrat data selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel. Jika harga data ≤ tabel pada taraf signifikansi 5% berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Sudjana, 2002: 273).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian, karena analisis data yang terkumpul akan dapat memberikan arti dan makna dalam memecahkan masalah penelitian dan dalam pengambilan kesimpulan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah :

1. Deskriptif Presentatif

Deskriptif presentatif digunakan untuk memberikan deskriptif atau pembahasan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan teknik analisis ini, yaitu:


(52)

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden. d. Menurut Ali dalam Aryana (1993:186) langkah yang selanjutnya

adalah menentukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut: DP = x 100%

Keterangan:

DP = Deskriptif persentase n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai yang diharapkan

Data yang di peroleh melalui angket (sebagai metode utama) dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya. 2) Membuat tabulasi data.

3) Data yang telah ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar.

Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang telah diisi (Arikunto, 2010). Untuk itu perlu ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut :


(53)

2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 2 3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 4

Perhitungan frekuensi persebaran hasil penelitian pada korelasi antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar. Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar menggunakan perhitungan sebagai berikut:

1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100% 2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25% 3) Rentang = 100% - 25% = 75%

4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%

Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:

Tabel 3.3. Perhitungan Deskriptif Presentase

No Presentase (%) Kriteria

1 25 - 43.75 Tidak baik

2 43,76 - 62.50 Kurang baik

3 62.51 - 81.25 Baik

4 81.26 -100 Sangat baik

Sumber : Data Analisis Penelitian, Tahun 2015

Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa, diharapkan hasil


(54)

penelitian dapat memberikan gambaran atau pedoman untuk keperluan masa yang akan datang.

2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian, karena analisis data yang terkumpul dapat memberikan arti dan makna dalam memecahkan masalah penelitian dan pengambilan kesimpulan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana, Metode ini digunakan untuk menghitung sejauh mana pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis adalah sebagai berikut:

a. Mencari persamaan garis regresi.

Digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel, dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + bX

Y : Variabel terikat (Hasil belajar) a : konstanta

b : koefisien regresi variabel X

X : variabel bebas (Kondisi sosial ekonomi) (Sugiyono, 2010: 262)


(55)

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara prediktor X1 dan Y (hasil belajar). Dari perhitungan diperoleh uji T

kemudian dikonsultasikan dengan harga t tabel untuk db 1 dan db

penyebut N-1 dalam taraf signifikan 5%. Apabila t hitung lebih besar

atau sama dengan ttabel maka H0 ditolak dalam Ha diterima.

Sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t table maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen/terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Jika nilai R mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen/bebas terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen/terikat sangat terbatas.


(56)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 1 Winong

SMP Negeri 1 Winong secara resmi didirikan pada tahun 1963 dengan nama SMP Persiapan Negeri Winong. Pada tahun tersebut didasarkan atas tersosialisasinya penerimaan siswa baru kelas 1 SMP persiapan Negeri Winong untuk pertama kalinya. Kemudian pada tahun 1977 melalui surat keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan SK No: 0254/ 0/1977 yang keluar pada tanggal 5 Juli 1977.

2. Lokasi Penelitian

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Winong Kabupaten Pati. Secara administratif SMP Negeri 1 Winong terletak di Jalan Winong – Gabus km 0,5 Desa Winong, Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Terletak pada garis lintang 60 48’ 33,92” LS – 1110 05’ 55,84” BT (Profil Sekolah Tahun 2014).

Secara geografis letak desa Winong adalah sebelah utara berbatasan dengan Desa Bumiharjo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Karangkonang dan Desa Pekalonga, sebelan selatan berbatasan dengan Desa Danyangmulyo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Kebowan dan Desa Klecoregonang.


(57)

Letak lokasi penelitian (SMP Negeri 1 Winong) terletak strategis di pusat Kecamatan Winong dengan akses jalan utama yaitu jalan raya Winong-Gabus km 0,5. Sehingga untuk menuju SMP Negeri 1 Winong sangat mudah yang berada di pusat Kecamatan Winong. Untuk menuju SMP Negeri 1 Winong dapat diakses menggunakan sepeda, sepeda motor, maupun mobil. Sehingga mempermudah siswa serta guru untuk menuju ke sekolah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta lokasi penelitian dibawah ini:


(58)

(59)

3. Kondisi Sekolah

a. Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang ada di SMP Negeri 1 Winong terdiri dari 27 kelas dengan rincian kelas VII terdiri dari 9 kelas, kelas VIII terdiri dari 9 kelas, dan kelas IX terdiri dari 9 kelas.

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 1 Winong adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha, Ruang UKS, kamar mandi, lapangan, kantin sekolah, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang kesenian, ruang keterampilan/PKK, ruang serbaguna, ruang BK, ruang OSIS.

Ruang perpustakaan sudah memiliki koleksi buku yang lengkap. Khususnya buku IPS yang sudah banyak dimanfaatkan siswa untuk referensi apabila siswa mempunyai tugas dari gurunya, atau siswa hanya membacanya sehingga untuk memperoleh pengetahuan yang sekiranya belum didapatkan saat mata pelajaran IPS khususnya.

Sarana laboratorium IPS tidak ada di sekolah ini. Kurangnya prioritas mata pelajaran IPS ini bukan hanya di SMP Negeri 1 Winong saja. Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih banyak yang tidak memiliki laboratorium IPS.


(60)

Sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Winong sudah termasuk dalam kategori lengkap. Tetapi masih ada yang dalam proses renovasi dan pembuatan ruang kelas baru untuk memperoleh tata ruang yang indah dan nyaman untuk proses belajar mengajar. c. Kurikulum

Proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong mengacu pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelumnya pada SMP Negeri 1 Winong telah menggunakan percobaan kurikulum 2013. d. Guru IPS

Guru IPS di SMP Negeri 1 Winong terdapat 5 guru yang sudah tersertifikasi yaitu: Bapak Samhudi, S.Pd. selaku koordinator guru IPS, Bapak Slamet Riyanto, S.Pd., Ibu Rahmawati, S.Pd., Bapak Muhammad, S.Pd., Ibu Rahayu Woro Winanti, SE. Semua guru IPS yang ada di SMP Negeri 1 Winong sudah tersertifikasi sehingga sudah layak dalam mengajar mata pelajaran IPS. Dalam mengajar IPS beliau menggukanan media pembelajaran seadanya karena keterbatasannya media pembelajaran di SMP Negeri 1 Winong. Media pembelajaran yang ada hanya peta dan globe untuk IPS yang bagian geografi. Keterbatasan media pembelajaran ini tidak mengurangi motivasi mengajar beliau, disamping media tersebut beliau juga menggunakan power point yang nantinya ditampilkan dalam proyektor sehingga anak didik atau siswa dapat dengan jelas menerima pelajaran yang dipelajari.


(61)

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 62 siswa responden di SMP Negeri 1 Winong dan di rumah 62 orang tua responden yang dianalisis secara regresi sederhana dan diuji statistik pula untuk membuktikan hipotesis yang diajukan peneliti. Variabel yang diteliti adalah kondisi sosial ekonomi orang tua sebagai variabel bebas dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winong Tahun 2015 sebagai variabel terikatnya.

Peneliti melakukan penelitian awal di sekolah dengan cara masuk kelas delapan dengan diambil sampel 7 siswa setelah itu dijadikan satu dalam ruangan kelas sehingga dapat secara bersama mengisi angket dengan didampingi peneliti. Pengisian angket agar lebih jelas, responden dapat bertanya kepada peneliti sehingga mengurangi kesalahan dalam menjawab pertanyaan.

Setelah dari sekolah didapatkan alamat responden sehingga peneliti ke rumah responden untuk mengambil data dengan cara membagikan angket ke orang tua responden. Pengisian anggket oleh orang tua responden juga didampingi oleh peneliti. Untuk meminimalisir kesalahan dalam menjawab pertanyaan peneliti, sehingga responden dapat bertanya kepada peneliti dan sebaliknya peneliti dapat tanya jawab dengan responden. Proses penelitian ini berlangsung 14 hari dengan bantuan 1 orang ketika terjun ke lapangan. Dalam


(62)

satu hari peneliti mendapat 4-5 orang tua responden. Responden dalam mengisi angket membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

1. Analisis Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Analisis deskriptif presentase bertujuan untuk memperjelas gambaran terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu kondisi sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Winong tahun 2015.

Pada variabel deskriptif kondisi sosial ekonomi orang tua, penilaian dilakukan dengan 3 indikator yaitu pendidikan orang tua, penghasilan bersih orang tua setiap bulan, dan kekayaan atau fasilitas yang dimiliki. 1) Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita cita pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. Pendidikan adalah proses bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan rohaninya secara optimal (Achmad Munib, 2011:34).

Berikut adalah gambaran tentang pendidikan orang tua berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan :


(63)

Tabel 4.1. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Rendah 27 43

Sedang 7 10

Tinggi 19 30

Sangat Tinggi 11 17

Jumlah 62 100

Sumber: Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari 62 responden diperoleh keterangan tingkat pendidikan orang tua sebagai berikut: 27 keluarga (43%) memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, 19 keluarga (30%) memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, dan 11 keluarga (17%) memiliki latar belakang pendidikan yang sangat tinggi, 7 keluarga (10%) memiliki latar belakang pendidikan yang sedang.

Latar belakang pendidikan orang tua terdiri dari pendidikan suami dan pendidikan istri yang dapat dilihat pada tabel distribusi pendidikan suami dan pendidikan istri sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Suami

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

SD 27 43,5

SMP 6 9,7


(64)

Perguruan Tinggi 11 17,8

Jumlah 62 100

Sumber: Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi pendidikan suami 43,5% yang sekolah sampai SD saja, pendidikan suami dengan lulusan sampai jenjang SMA mencapai 29,0%, untuk suami yang menuntaskan pendidikan sampai dengan di perguruan tinggi mencapai 17,8%, sedangkan persentase terendah 9,7% yang sekolah sampai sengan jenjang SMP.

Tabel 4.3. Distribusi Latar Belakang Pendidikan Istri (ibu)

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

SD 23 37.1

SMP 12 19.4

SMA 15 24.2

Perguruan Tinggi 12 19.4

Jumlah 62 100

Sumber: Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi pendidikan istri 37.1 % yang sekolah sampai SD saja, pendidikan istri dengan lulusan sampai jenjang SMA mencapai 24,2 %, sedangkan persentase terendah 19.4% yang sekolah sampai sengan jenjang SMP dan jenjang perguruan tinggi.

2) Pendapatan Bersih Orang Tua

Gambaran tentang pendapatan bersih keluarga berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut :


(65)

Tabel 4.4. Distribusi Pendapatan Bersih Keluarga

Kriteria (Rp) Frekuensi Persentase (%)

< 500.000 0 0

500.000 < 1.000.000 15 24

1.000.000 – 2.000.000 27 44

> 2.000.000 20 32

Jumlah 62 100

Sumber : Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui dari 62 responden diperoleh keterangan tentang tingkat pendapatan bersih keluarga sebagai berikut : 27 keluarga (44%) memiliki tingkat pendapatan bersih keluarga antara Rp 1.000.000 sampai kurang dari Rp 2.000.000 dalam satu bulan, 20 keluarga (32%) memiliki tingkat pendapatan bersih keluarga lebih dari Rp 2.000.000 dalam satu bulan, 15 keluarga (24%) memiliki tingkat pendapatan bersih keluarga antara Rp 500.000 sampai kurang dari Rp 1.000.000 dalam satu bulan. Dalam penelitian tentang pendapatan bersih keluarga, tidak ada keluarga yang mempunyai pendapatan bersih kurang dari Rp 500.000.

3) Kekayaan atau Fasilitas yang Dimiliki

Kekayaan atau fasilitas yang dimiliki keluarga yang dimaksud dalam penelitian ada 4 indikator yaitu: jenis tempat tinggal, lantai dasar rumah, dan tipe atau ukuran rumah. Semakin banyak barang


(66)

yang bernilai ekonominya tinggi maka semakin luas kesempatan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga anak termotivasi untuk berprestasi dalam belajar di sekolah.

a. Jenis Tempat Tinggal

Jenis tempat tinggal orang tua atau keluarga rata-rata memiliki rumah yang sudah permanen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Jenis Tempat Tinggal

Jenis Rumah Frekuensi Persentase (%)

Bambu 1 1,6

Kayu/papan 2 3,2

Semi Permanen 35 56,5

Permanen 24 38,7

Jumlah 62 100

Sumber : Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dijelaskan bahwa jenis tempat tinggal yang paling dominan adalah tempat tinggal yang semi permanen yaitu sebanyak 35 (56,5%) tempat tinggal dari jumlah keseluruhan sebanyak 62 keluarga, untuk tempat tinggal yang permanen sebanyak 24 (38,7%), tempat tinggal yang terbuat dari papan atau kayu sebanyak 2 (3,2%), Tempat tinggal dari bambu sebanyak 1 (1,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keluarga responden sudah termasuk dalam kelas ekonomi menengah keatas.


(67)

b. Lantai Dasar Rumah

Lantai dasar rumah atau tempat tinggal keluarga rata-rata sudah dalam bentuk keramik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6. Distribusi Lantai Dasar Rumah atau Tempat Tinggal

Jenis lantai Frekuensi Persentase (%)

Tanah 0 0

Ubin 4 6,5

Plester 38 61,2

Keramik 20 32,3

Jumlah 62 100

Sumber : Data Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar lantai dasar rumah responden terbuat dari plester yaitu sebanyak 38 (61,2%), sedangkan lantai dasar rumah responden yang terbuat dari keramik sebanyak 20 (32,3%). Masih ada juga yang berlantai dasar terbuat dari ubin hanya sedikit yaitu sebanyak 4 (6,5%) rumah dari jumlah total rumah responden sebanyak 62 rumah, tidak ada lantai dasar rumah responden yang masih tanah.


(68)

Tipe atau ukuran rumah yang dimiliki keluarga memiliki ukuran yang variatif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7. Distribusi Tipe atau Ukuran Rumah

Tipe atau Ukuran

Rumah (m2) Frekuensi Persentase (%)

< 50 26 41,9

50-99 0 0

100-149 4 6,5

> 149 32 51,6

Jumlah 62 100

Sumber : Data penelitian Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa ukuran rumah respondensebagian besar dengan luas >149 m2 sebanyak 32 (51,6%), ukuran rumah responden yang luasnya <50 m2 sebanyak 26 (41,9%). Ukuran rumah responden yang luasnya antara 100-149 m2 sebanyak 4 (6,5%). Dan tidak ada responden yang memiliki ukuran rumah dengan luas 50-99 m2. Mayoritas luas rumah responden berukuran luas karena tanah di desa masi belum terlalu padat sehingga masih memungkinkan untuk membangun rumah yang luas.

2. Analisis Deskriptif Presentase Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Winong


(69)

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS yang diterima di sekolah, serta dinyatakan dalam bentuk angka dalam daftar nilai guru IPS yang mengampu.

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Ada tiga faktor yang menjadi faktor intern yaitu :

a. Faktor jasmaniah

Faktor-faktor yang tergolong dalam faktor jasmaniah yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor ini adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan ditinjau dari dua aspek yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.


(70)

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern yang berpengaruh terhadap belajar menurut Slameto (2010:60) dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor-faktor yang telah dikemukakan tersebut akan mempengaruhi proses belajar yang dilakukan siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Tinggi dan rendah nya hasil belajar yang diperoleh siswa berkaitan dengan faktor yang mempengaruhinya. Pada umumnya hasil belajar siswa yang rendah bisa diakibatkan oleh beberapa


(71)

faktor, diantaranya: (1) semangat belajar siswa yang kurang, (2) sarana belajar kurang, (3) penggunaan metode mengajar yang tidak efektif, (4) guru kurang bersemangat dalam mengajar. Untuk lebih jelasnya nilai hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(72)

UH 1 UH 2 UH 3 UTS Rata-Rata

1 AHMAD DWI NUR PRASETYO 54 70 86 80 72.50 2 AINUN AZIZ NASRULLOH 50 60 70 70 62.50

3 ALIYYA ROSYIDA 80 58 50 72 65.00

4 AMELIA TRISNA PUSPANINGRUM 68 70 52 50 60.00 5 ARIF CHANDRA FIRMANSYAH 40 48 74 55 54.25 6 DHITA PRAMUDYA WARDANA 64 44 60 56 56.00

7 DICKY WAHYUDI 78 54 62 60 63.50

8 DWI TANTI PRASETYARINI 74 88 78 64 76.00 9 FADHILAH HILAL DAFFA MALIK 42 84 80 70 69.00 10 FREDIAN BOY ARFIAN SAYEKTI 88 72 90 74 81.00 11 GUNAGUNG SYAHRUL NIZAM SULKAN 50 62 48 60 55.00

12 IMAM ROSIDI 76 60 50 62 62.00

13 ISMAWATI 76 50 68 68 65.50

14 LULUK NUR AFIDAH 44 48 64 78 58.50 15 LUQYANA ZAKIYA ALMAS 60 50 70 90 67.50 16 MELISA IKA NOVITASARI 48 90 76 80 73.50

17 MERLI ANDESTA 50 78 70 72 67.50

18 MOHAMMAD AFRIAN NURDIANSYAH 70 74 50 64 64.50 19 MOHAMMAD WAHYUDI 76 70 54 58 64.50

20 NIKEN LESTARI 52 50 66 60 57.00

21 PUTRI RAHMADHANI 76 64 60 54 63.50

22 RIA NURTIASIH 48 74 64 70 64.00

23 RIFKY YUAN ADI PRATAMA 50 50 60 60 55.00 24 RISDANANDA DESY PRAMUDYTA 54 80 70 60 66.00 25 SANIA SALSABILA AZZAHRA 76 78 52 58 66.00 26 SANTI ROHMAWATI 50 64 56 54 56.00 27 SITI NUR KHORIYAH 60 54 60 60 58.50 28 TITIK ISNANIYAH 52 52 78 52 58.50

29 TRI WULANDANI 56 74 64 54 62.00

30 TRI YOGA ROMADHONA HIDAYATI 58 82 54 76 67.50 31 YOSSY OKTAVIA WULANDARI 70 62 52 50 58.50 32 AHMAD KHOIRUL MUKMININ 60 52 74 60 61.50 33 AHMAD SAHYDUN NUR ROHIM 60 80 82 52 68.50 34 ALBAB YUSRIL ALBARIDO 64 70 62 56 63.00 35 ALDIMAS RENDI SANJAYA 54 72 52 58 59.00

36 ANNISA SYAFI'I 52 50 80 70 63.00

37 APRILIA PUTRI 74 55 70 60 64.75

38 AYU ROSYIDA NUR ANGGRAENI 82 56 54 60 63.00 39 DAVID FEBRIANTO 62 60 76 64 65.50 40 DELA SAPUTRI ANGRIANI 52 64 50 54 55.00 41 DICKY FERDIANSYACH 80 70 60 52 65.50 42 EKA PUTRI MEILANI 70 74 52 74 67.50 43 GABRIEL VIOLLYANTO 72 60 56 82 67.50 44 ILHAM SUCI RAHMADHANI 50 62 58 62 58.00 45 JULIO ANZIS KURNIAWAN 55 68 70 52 61.25 46 MAYA SETYANINGRUM 56 78 50 80 66.00 47 MELISA PUTRIANA 60 90 55 70 68.75 48 MERIANA NUR SETYOWIDI 64 80 56 72 68.00 49 MUHAMAD RUDIANSYAH 70 72 60 50 63.00 50 NATASYA DWI AMEILIA 74 64 64 55 64.25

51 NOR KOLIFAH 60 58 70 56 61.00

52 NOVA FIRMANSYAH MAULANA 62 60 74 60 64.00

53 NURUL AENI 68 54 60 64 61.50

54 PINGKY ARINAL MUFTASIROH 78 70 50 70 67.00 55 RIDA RETNO NINGSIH 90 60 80 74 76.00

56 RISKI GUNAWAN 80 60 78 60 69.50

57 SHINTA DESTIANA PRASTYO PUTRI 72 58 64 62 64.00

58 SUSILOWATI 64 54 54 68 60.00

59 TRIANANDA AGUSTINA NURCAHYANI 58 60 52 78 62.00

60 VIKA DAMAYANTI 58 52 74 90 68.50

61 VINA LAILA RAMANDHANI 60 60 74 64 64.50 62 WIDYA ASTUTI WULANDARI 54 58 60 58 57.50

No Nama Responden Nilai

Nilai Ulangan Harian dan Ulangan Tengah Semester

Sumber : Data Penelitian Tahun 2015


(1)

Persamaan Regresi

Persamaan regresi yang diprediksi dalam bentuk:

Untuk memperoleh koefisien a dan koefisien b digunakan rumus:

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:

=

=

Sehingga persamaan regresinya adalah:

Uji Keberartian dan Kelinieran Persamaan Regresi Jumlah Kuadrat

= =

2

= JK (T) - JK(a) - JK (b|a)

= =

(SYi)2

=

= JK (S) - JK(E)

= =

Derajat Kebebasan (dk) dk (a) = 1

dk (b|a) = 1

dk (S) = n - 2 = 2 =

dk (TC) = k - 2 = 2 =

dk (E) = n - k = 21 =

21 19

62 41

JK(TC)

1026.884 590.898 435.986

62 60

JK(E) =

S

SYi2

ni

JK(E) 590.898

756.19 62

JK(S)

254616.313 252833.235 756.194 1026.884

= 0.367 205259 3182 3959.25 =

= 252833.235

N 62

JK (b|a) = b SXY (SX)(SY) N JK (T) SY2 254616.313 JK (a) =

(SY)2 =

3959

62 168922 3182

0.367

Y = 45.022 + 0.367 X

62 168922 3182

45.022

b = 62 205259 3182 3959

a = 3959 168922 3182 2052592

2

bX

a

Y

^

+

=

(

)

2 2 2 X X N XY X X Y a å -å å å -å å =

(

)

2

2 X X N Y X -XY N b å -å å å å =


(2)

Kuadrat Tengah (KT)

Koefisien korelasi dan Determinasi

Koefisien korelasi (rxy) dinyatakan dengan rumus:

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:

2 2 = Koefisien determinasi 2 = 254616 62 168922 62 254616 205259 62 62 3959 3959 0.4241 3182 3959 0.6512

r2 = 0.367 3182

Linier

Galat (E) 41 590.898 14.412

rxy =

205259 3182 3959

Tuna Cocok (TC) 19 435.986 22.947

1.592

62

1.846

Signifikan

Reresi (b|a) 1 756.194 756.194

Residu (S) 60 1026.884 17.115

Regresi (a) 1 252833.235 252833.235

44.18 4.001

F F tabel Kriteria

Total 62 254616.313

dk(E) 41

Sumber Variasi dk JK RK

22.947

dk(TC) 19

KT (E) = JK (E) = 590.898 = 14.412 = 17.115

dk(S) 60

KT (TC) = JK (TC) = 435.986 =

dk(b|a) 1

KT (S) = JK (S) = 1026.884

252833.235

dk(a) 1

KT (b|a) = JK (b|a) = 756.194 = 756.194 KT (a) = JK (a) = 252833.235 =

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

-XY

N

r

å

å

å

å

å

=

{

}

( )

2 2 2

Y

Y

N

Y

X

-XY

N

b

r

å

å

å

å

=


(3)

Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Untuk menguji keberartian koefisien korelasi digunakan uji t dengan rumus:

-t(1-a)(n- 2) t(1-a)(n- 2)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:

62 2

1

-Pada a = 5% dan dk = (62-2) = 60 diperoleh t(0,975)(60) =

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, berarti bahwa koefisien korelasi ini signifikan. 2.00

-2.00 2.00 6.647

t = 0.65 = 6.647

0.424

Apabila t berada pada daerah penerimaan Ho, yaitu -t(1-1/2a)(n-2) < t < t(1-1/2a)(n-2), berarti

bahwa koefisien korelasi tidak signifikan.

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penolakan Ho Daerah

penolakan Ho

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penolakan Ho Daerah

penolakan Ho

xy 2 xy

r

1

2

n

r

t

-=


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEADAAN EKONOMI ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 PAGELARAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 83

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS KELAS VIII SMP NEGERI 4 GRINGSING KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 12

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEADAAN EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 Hubungan Pendidikan Orang Tua dan Keadaan Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 6 12

PENDAHULUAN Hubungan Pendidikan Orang Tua dan Keadaan Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 8

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Purwantoro Tahun Ajaran

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Purwantoro Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 10

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Purwantoro Tahun Ajaran 2

0 1 13

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Status Sosial Ekonomi Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2013/201

0 2 18

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Status Sosial Ekonomi Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2013/201

0 1 13

Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kondisi Sosial Ekonom Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 98