dikenal sebagai transfer sedangkan kemampuan untuk menggunakan lagi hasil disebut retensi.
B. Tinjauan Mengenai Kesulitan Belajar
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu: “kesulitan” dan “belajar”,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa “kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam kesulitan, dalam kesusahan.” Hal ini berarti
kesulitan mengandung makna sulit berbuat sesuatu yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk
mencapai suatu kegiatan, dimana kesulitan yang dimaksud dalam kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti kesulitan tersebut kepada
aktivitas belajar. Koestur PartoWisastro dan Hadisuparno 1987: “Kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.”
Sedangkan menurut Sunarta 1985: 7 menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh siswa- siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya
rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar
adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkah laku,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Macam-Macam Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi
belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya. Macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas,
diantaranya: a.
Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
b. Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan
siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indera,
atau gangguan psikologis lainnya.
c. Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat
potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
d. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga dia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
e. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala
dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.
3. Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Kesulitan Belajar