BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang akan bekerja dengan angka
sebagai perwujudan gejala yang diamati dan dalam menganalisa data menggunakan teknik analisa data statistik. Sebagaimana dinyatakan oleh
Soedarsono 1988: 4 sebagai berikut: “Pendekatan kuantitatif adalah semua informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka dan
analisanya berdasarkan angka tersebut dengan menggunakan analisis statistik.”
Dilihat dari timbulnya variabel, penelitian ini menggunakan pendekatan non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan eksperimen, atau tidak
memberikan perlakuan tertentu pada obyek yang diteliti. Berdasarkan pola atau sifat penelitian non-eksperimen maka penelitian ini
termasuk penelitian kasus karena penelitian ini menggabarkan ’’apa adanya’’ tentang kesulitan belajar siswa.
B. Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi Suharsimi Arikunto, 2010: 159 mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Sugiyono 2010: 60 juga mengemukakan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
38
Dalam penelitian ini hanya ada satu variable penelitian yaitu kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS . sedangkan jenis variabelnya adalah variable
ordinal, karena variabelnya menunjukkan tingkatan-tingkatan: selalu, sering, kadang, tidak pernah. Suharsimi Arikunto, 2010: 159
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Se-Gugus V, Depok, Sleman. Pengambilan data dilakukan pada Tahun Ajaran 20132014 Semester II,
dengan menyesuaikan jam pelajaran IPS di kelas tersebut.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto 2010: 173 menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Hal ini didukung oleh Sugiyono 2010: 117
yang mengartikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempengaruhi kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sukandarrumidi 2004: 47 juga mengemukakan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari benda nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu
dan sama. Dari beberapa pendapat tentang populasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi
target penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus V Tahun Ajaran 20132014
Dalam penelitian ini penulis menetapkan populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah siswa. Adapun karakteristik dari populasi
tersebut adalah: a.
Terdiri dari siswa putra dan putri. b.
Siswa tersebut berasal dari kelas yang tingkat kelas yang sama yaitu kelas V.
c. Siswa tersebut berasal dari jenjang yang sama yaitu sekolah dasar.
Mengenai jumlah populasi SD Negeri di gugus V kecamatan Depok data penelitian ini perinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Jumlah populasi
No Sekolah Dasar
Jumlah Siswa kelas V 1
SD N Caturtunggal I 27
2 SD N Caturtunggal III
20 3
SD N Karangwuni 17
4 SD N Condong Catur
25 Jumlah Siswa
89
2. Keadaan SD
Gugus V Kecamatan Depok memiliki SD Negeri berjumlah 4 SD. Dengan SD Condong Catur sebagai SD inti. Jarak antara SD satu dengan
SD yang lain tidak begitu jauh. 4 SD tersebut berada dalam satu kelurahan. SD Condong Catur dan SD Caturtunggal 3 memiliki letak yang strategis di
dekat jalan utama sedangkan SD Caturtunggal 1 dan SD Karangwuni
meiliki letak yang kurang strategis yaitu di tengah kampung . Keadaan bangunan SD rata-rata sudah memadai, tetapi sebagian SD ada yang
fasilitasnya kurang memadai. Sebagian SD ada yang halaman sekolah sempit, kurangnya fasilitas olahraga dan lain-lain.
3. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 174, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Senada dengan pendapat tersebut Sugiyono
2010: 118 menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data Sukandarrumidi, 2002: 50.
Sugiyono 2008: 73 mengatakan ”Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik pengambilan sampling ada 2 cara yaitu
sebagai berikut. a.
Teknik Random Sampling Teknik random sampling merupakan cara pengambilan sampel
yang sembarangan atau acak tanpa memerlukan pertimbangan- pertimbangan individu, dalam populasi dapat mempunyai kesempatan
yang sama untuk dijadikan anggota sampel. b.
Teknik Non Random Sampling Teknik non random sampling merupakan cara pengambilan
sampel dengan tidak sembarangan atau tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota untuk dijadikan anggota sampel.
Jika kita menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber data, maka penelitian kita disebut sensus. Sensus merupakan penelitian yang
dianggap dapat mengungkapkan ciri-ciri populasi parameter secara akurat dan komprehensif, sebab dengan menggunakan seluruh unsur
populasi sebagai sumber data, maka gambaran tentang populasi tersebut secara utuh dan menyeluruh akan diperoleh. Oleh karena itu, sebaik-
baiknya penelitian adalah penelitian sensus. Namun demikian, dalam batas-batas tertentu sensus kadang-kadang tidak efektif dan tidak efisien,
terutama jika dihubungkan dengan ketersedian sumber daya yang ada pada peneliti. Misalnya, bila dikaitkan dengan fokus penelitian, keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber
data atau disebut sensus. Karena sensus di anggap dapat mengungkapkan
seluruh ciri-ciri parameter secara akuran dan komprehensif. Dan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 89 dari seluruh siswa kelas V yang
ada di SD Negeri Se-Gugus V Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
E. Metode Pengumpulan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner. Suharsimi Arikunto 2010: 194 menjelaskan bahwa angket atau
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan mengenai pribadi
dirinya, atau hal-hal yang responden ketahui. Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini jika dilihat dari cara menjawabnya termasuk angket
tertutup, dilihat dari jawaban yang diberikan termasuk angket langsung dan dilihat dari bentuknya termasuk angket skala bertingkat rating scale.
Metode angket dalam penelitian ini digunakan sebagai metode pengumpulan data yang utama dan untuk menjelaskan lebih rinci dilakukan melalui
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan untuk memperoleh data
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Ditinjau dari cara menjawabnya merupakan angket tertutup karena siswa tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti.
2. Ditinjau dari jawaban diberikan, merupakan angket langsung dimana
siswa atau responden tinggal menjawab sesuai apa yang dialaminya sendiri.
3. Ditinjau dari bentuknya merupakan angket rating-scale skala
bertingkat yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari selalu, sering,
kadang-kadang, dan tidak pernah. Keuntungan menggunakan metode angket menurut Suharsimi Arikunto
2010: 195 adalah: a.
Tidak memerlukan hadirnya peneliti b.
Dapat dibagi secara serentak kepada responden. c.
Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, tidak malu-malu
menjawab. e.
Dapat dibuat standar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Angket untuk mengungkap data variabel kemampuan komunikasi efektif ini disediakan empat pilihan jawaban dengan skala likert.
Prof. Sukardi, Ph.D. 2003: 146 menyatakan bahwa skala likert telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap
seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada
responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaba atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya selalu, sering,
kadang, tidak pernah. Skala ukur tersebut pada umumnya ditempatkan berdampingan dengan
pertanyaan atau pernyataan yang telah direncanakan, dengan tujuan agar responden lebih mudah mengecek maupun memberikan pilihan jawaban yang
sesuai dengan pertimbangan mereka. Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur
oleh peneliti, misalnya sangat selalu, sering, kadang, tidak pernah dengan memberikan tanda silang x pada jawaban yang dirasa cocok.
Dalam perencanaan penelitian item-item pertanyaan atau pernyataan pada umumnya telah dikelompokkan menurut variable yang hendak menjadi
perhatian peneliti. Dengan cara demikian ini peneliti atau pembaca lain dapat
dengan mudah mengecek kebulatan instrument yang dibuatnya. Untuk menskor skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan
nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1, untuk empat pilihan pernyataan positif. Dan 1, 2, 3, 4, untuk pernyataan yang bersifat negatif.
Sering pula ditemui peneliti secara sengaja memberikan kategori jawaban negative, dengan susunan bobot yang terbalik yaitu 1, 2, 3, 4, untuk empat
pilihan jawaban. Pernyataan negatif ini disisipkan diantara pernyataan positif guna mengontrol tingkat ketelitian atau keseriusan responden dalam
memberikan respons. Peneliti yang tidak serius atau ceroboh akan terjebak dengan pernyataan tersebut.
F. Instrumen Penelitian