Pengertian Ekonomi Kerangka Pemikiran

2.3.4. Tahap-tahap pemberdayaan

Ada beberapa tahap pemberdayaan yang menerapkan tidak selalu linier dan kalau melainkan lebih fleksibel. Fase kegiatan ini meliputi: 1. Persiapan. 2. Pengembangan kontak dengan klien. 3. Pengumpulan data. 4. Perencanaan dan analisis. 5. Bekarja dengan kelompok komunitas. 6. Penyadaran diri bersama untuk perubahan yang ingin dicapai. 7. Monitoring dan evaluasi. 8. Kesepakatan bersama.

2.4. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga, “nomos” artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana Fran, 2002. Menurut istilah dalam Kamus Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakain barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan, prindustrian dan sebagainya KKBI,2002:379. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomo juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa Universitas Sumatera Utara ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari- hari.

2.5. Pengertian Desa

Kata desa berasal dari bahasa sansekerta yakni desa, dusun yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada suatu kesatuan hidup, dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1993:200, disebut bahwa desa adalah: 1. Kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan kampung, atau dusun. 2. Udik atau dusun dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota. 3. Tempat, tanah dan daerah. Inayahullah Ibrahim 2003:182 mengemukakan bahwa desa suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri, desa terjadi bukan hanya dari satu tempat kediaman masyarakat saja Roucek Ibrahim, 2003:182 mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduknya dengan lembaga mereka diwilayah setempat dimana mereka tinggal, yaitu diladang-ladang, berserak dan dikampung biasanya menjadi pusut segala aktivitaas mereka bersama. Menurut pasal 1 UU No.5 tahun 1995, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi Universitas Sumatera Utara pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat di daerah pedesaan berhubungan satu sama lain dengan kunjung mengunjungi, pinjam meminjam alat-alat perlengkapan, bertukar saja, tolong menolong atau ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial. Dalam pengertian yang sama desa didefinisikan sebagai satu daerah hukum yang ada sejak beberapa turunan dan mempunyai ikatan sosial yang hidup serta tinggal menetap disuatu daerah tertentu dengan adat-istiadat yang dijadikan landasan hukum dan mempunyai seorang pimpinan formil yaitu kepada desa Poernomo,2004:28. Dipandang dari sudut statistik, pedesaan adalah tempat-tempat dengan jumlah penduduk kurang dari 2.500 orang, kecuali bila disebut lainnya. Dipandang dari kajian psikologis, pedesaan adalah daerah-daearh dimana pergaulannya ditandai oleh derajat intensitas yang tinggi, sedangkan kota adalah tempat-tempat dimana hubungan sesama individu sangat impersonal longgar bersikap acuh. Dari pengertian di atas dapat dilihat beberapa hal yang terkait dengan desa yakni adanya kehidupan bersama, ada wilayah, ada pemerintah, juga memiliki budaya yang khas dengan basis utama ekonomi adalah pertanian. Pada umum ini belum secara khusus mampu menjelaskan tentang desa dengan lebih rinci, apabila dengan menjelaskan jenis desa. Sebagai masyarakat terbuka tentunya desa-desa tidak dapat begitu saja diuraikan tanpa melihat sejarah pembentukkannya. Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Masyarakat Desa

Masyarakat merupakan hasil dari suatu periode perubahan budaya dan akumulasi budaya. Jadi masyarakat bukan sekedar jumlah penduduk saja melainkan sebagai suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka suatu menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, dimana dari hubungan antar mereka ini terbentuk suatu kumpulan manusia yang kemudian menghasilkan suatu kebudayaan. Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama-sama dan menghasilkan kebudayaan atau disebut juga sekelompok orang yang mempunyai kebudayaan yang sama atau setidaknya mempunyai sebuah kebudayaan bersama yang dapat dibedakan dari apa yang dimiliki oleh sekelompok lainnya dan yang tinggal di suatu daerah wilayah tertentu mempunyai perasaan akan adanya persatuan di antara anggota-anggota dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan yang berbeda dari yang lainnya. Wisadirana, 2004: 2

2.5.2. Ibu Rumah Tangga

Kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yakni kula yang berarti famili dan warga yang berarti anggota. Jadi, keluarga adalah anggota famili yang dalam hal ini terdiri dari ibu isteri, bapak suami dan anak. Dalam sebuah rumah tangga, biasanya ada peran-peran yang diletakkan pada anggotanya. Seperti seorang suami berperan sebagai kepala rumah tangga, sedangkan isteri berperan sebagai ibu rumah tangga. Munti, 1999: 4. Seorang ibu, sebagai bagian dari keluarga, mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam upaya menciptakan keluarga yang sehat dan Universitas Sumatera Utara sejahtera serta harmonis dalam kehidupan suatu keluarga. Tanpa mengesampingkan fungsi dan peranan anggota keluarga yang lainnya, seorang ibu dengan sifat-sifat kelembutan dan kesabarannya serta ketersediaan waktu yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan seorang ayah, menjadikannya lebih mempunyai peranan yang mewarnai terbentuknya fungsi-fungsi keluarga. Fungsi- fungsi keluarga dimaksud, adalah yang menyangkut fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosial dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pemeliharaan lingkungan yang keseluruhan fungsi fungsi dimaksud erat kaitannya dan berhubungan dengan masyarakat, bangsa dan negara. Perempuan sebagai sumber daya manusia, mempunyai beragam fungsi. Fungsi pertama kaum perempuan adalah sebagai ibu dan istri dalam rumah tangga atau sering disebut sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga ia menduduki posisi yang sangat menentukan suasana kehidupan keluarga yang merupakan unit terkecil dari pada masyarakat. Kesejahteraan suatu masyarakat bahkan kesejahteraan suatu bangsa berbanding lurus dengan kesejahteraan unit terkecilnya. Kesejahteraan keluarga antara lain tergantung pada kemauan dan kemampuan kaum perempuan dalam berperan sesuai fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian, ibu rumah tangga merupakan suatu profesi yang amat menentukan bahkan merupakan motor penggerak kesejahteraan keluarga. Fungsi lainnya dari kaum perempuan Indonesia adalah sebagai sumber potensi bangsa, apalagi bila di lihat dari segi jumlahnya. Jika kuantitas dan kualitas produktifitasnya dapat dikembangkan, niscaya pada gilirannya akan dapat berperan untuk lebih memacu laju pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara Di samping itu, kaum perempuan juga berfungsi sebagai sumber tenaga kerja. Dengan fungsi ini kaum perempuan dapat berbuat banyak hal tanpa meninggalkan norma agama dan norma budaya Indonesia. Dalam hubungan dengan ini kadar profesionalisme pada akhirnya akan merupakan taruhan terakhir. Perempuan yang juga merupakan salah satu tugas pokok bangsa adalah mendorong semakin meningkatnya peranan perempuan dalam keserasian dan keselarasan antar fungsi-fungsinya. Kita menginginkan kaum perempuan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga yang dapat bekerja dengan baik, serta sebagai sumber potensi bangsa dan sumber tenaga kerja yang baik, tetapi yang kita inginkan dari kaum perempuan Indonesia adalah menjadikannya mandiri dan manunggal dengan kaum laki-laki, bahu membahu meneruskan perjuangan dalam bentuk pengabdian nyata dengan mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Dalam kemandirian dan kemanunggalan itu kaum perempuan perlu senantiasa memelihara keserasian dan keselarasan fungsi-fungsinya. Dengan memberatkan fungsi sebagai ibu rumah tangga, membawa akibat tertinggalnya kaum perempuan dalam berbagai aspek yang semestinya ia bisa peroleh sebagai anggota masyarakat atau sebagai warga negara yang mempunyai kedudukan, martabat, hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Sebaliknya lebih memberatkan fungsi-fungsi lainnya, membawa akibat ketidak sejahteraan keluarga dengan segala dampaknya: seperti tumbuh dan berkembangnya berbagai masalah kesejahteraan anak dan keluarga. Wanita seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantoro bahwa wanita itu dalam pergandaan menurut kodrati dinamakan “pemangku keturunan”. Seperti Universitas Sumatera Utara halnya dengan suami, wanita mempunyai kedudukan yang sama tinggi nilainya sama-sama kawulo atau abdi yang mempunyai kedudukan sebagai warga negara. Seorang wanita adalah pemerlihara rumah tangga, dan juga sebagai pengasuhan terhadap anak-anaknya mulai bayi itu dikandungnya sampai usia dewasa, bahkan sampai pada waktu kawinnya, sampai beranak cucu dan tak kunjung habisnya. Ibu dalam rumah tangga memegang peranan yang penting terutama dalam rangka membimbing dan mendidik anak-anak. Tugas pokok wanita sebagai ibu adalah pemelihara rumah tangga, pengatur, berusaha dengan sepenuh hati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megah, aman tenteram dan sejahtera, hidup berdampingan dengan dan di dalam masyarakat yang ramai. Sebagai ibu, ia menciptakan suasana persahabatan, kekeluargaaan dengan keluarga-keluarga lain dalam lingkungan dimana ia hidup.

2.6. Kerangka Pemikiran

Peneliti menyusun kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian sebagai suatu landasan yang menunjukan dari sudut mana masalah diteliti dan untuk mendukung pemecahan masalah yang ada secara sistematis. Belakangan ini, nilai-nilai budaya dan ajaran agama mengenai pembagian peran ibu rumah tangga dipertanyakan kembali, karena ada pergeseran-pergeseran peran yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan data-data yang ada, perempuan di dalam masyarakat tertentu telah berperan sebagai kepala rumah tangga. Universitas Sumatera Utara Peran ganda wanita adalah suatu realitas keinginan namun kesempatan dalam kehidupan sehari-hari tampaknya masih memendam masalah yang dalam wacana atau konteks formal tidak terungkap, namun kalau diamati dalam hubungan informa faktor yang kurang menguntungkan masih sering muncul kepermukaan. Faktor kurang menguntungkan yang dimaksud dalam hal ini adalah persepsi suami dan lingkungan sosial yang kurang mendukung peningkatan peran wanita khususnya di sektor publik Jurnal Penelitian Sosial, 2003: 20. Penelitian mengenai strategi kehidupan perempuan sebagai kepala rumah tangga, menunjukkan ada bermacam-macam penyebab perempuan menjadi kepala rumah tangga. Diantaranya adalah faktor perceraian, sehingga perempuan harus menanggung biaya hidupnya sendiri atau bersama anaknya, atau perempuan tersebut merantau tanpa suami, atau perempuan itu ditinggal merantau oleh suaminya dan berumah tangga sendiri. Hal ini berlaku pula untuk rumah tangga dengan kehadiran suami, namun dikarenakan lemah secara fisik atau mental, sehingga tidak mampu mengelola rumah tangga. Sebagai seorang kepala rumah tangga, kaum perempuan tersebut melakukan berbagai cara untuk mempertahankan hidup keluarganya. Bagi perempuan muda yang masih harus menanggung anak balita atau jumlah anak yang biasanya banyak, misalnya, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menitipkan anaknya pada orang tuanya atau kerabat lainnya yang lebih berada. Hal ini terpaksa dilakukan, karena mereka sendiri masih harus mencari nafkah, dan jenis pekerjaan yang digelutinya tidak mungkin dilakukan sambil mengasuh anak. Kemungkinan lain adalah, karena nafkah yang diperolehnya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Sementara itu, bagi perempuan Universitas Sumatera Utara kepala rumah tangga yang tua, biasanya di samping harus mencari nafkah, ia juga melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, berbelanja dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga ini banyak menyita waktu, terutama kalau mereka tidak memperoleh bantuan dari anak, kerabat atau seorang pembantu. Tanggung jawab mengurus rumah tangga ini harus tetap ia lakukan, karena norma yang berlaku menetapkan perempuan untuk melakukan hal tersebut. Pada dasarnya tujuan peningkatan peran wanita ada dua, yakni tujuan umum yang mencakup peningkatan kedudukan dan peranan sebagai mitra sejajar pria dalam pembangunan bidan kesejahteraan sosial, meningkatkan kesejahteraan sosial wanita dan keluarga, mengaktifkan organisasi wanita dan penghasilan wanita. Sedangkan tujuan khusus mencakup peningkatan jumlah, mutu, dan penyebaran pemimpin wanita yang mampu melaksanakan usaha kesejahteraan sosial, serta meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap wanita dalam bidang usaha ekonomis produktif sebagai upaya mencegah urbanisasi dari desa ke kota Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2003: 35. Masalah lainnya adalah terkait dengan aspek-aspek perbedaan gender. Konstruksi sosial perbedaan peran gender telah memberikan pengertian yang mendasar bagi laki-lak dan perempuan. Ternyata dalam proses kehidupan bermasyarakat, telah terjadi ketimpangan dan ketidakadilan gender. 1. Ketidakadilan gender dalam hubungan kerja. Perempuan dan laki-laki sama-sama mempunyai peran dalam produksi benda atau jasa, di sektor publik dari tingkat lingkungan sampai pemerintahan. Tetapi tugas –tugas Universitas Sumatera Utara yang berhubungan dengan fungsi reproduksi masyarakat, pekerjaan- pekerjaan domestik hampir selalu menjadi tanggungjawab perempuan. 2. Ketidakadilan gender dalam hubungan dengan sumber alam dan manfaatnya. Perbedaan gender sangat mencolok. Pemakaian sumber alam dan manfaat serta pengawasannya diterapkan menurut istilah gender yang telah terkonstruksi secara sosial. Dalam beberapa masyarakat, perempuan tidak boleh memiliki tanah. 3. Ketidakadilan gender dalam kaitannya dengan hak azasi. Dalam pembicaraan hak azasi, tidak otomatis hak azasi perempuan termasuk di dalamnya. Kenyataan ini membuktikan bahwa perempuan tidak mempunyai hak pribadi, meskipun untuk menentukan hak reproduksinya sendiri. 4. Ketidakadilan gender dalam kaitannya dengan kebudayaan dan agama. Perempuan mengalami diskriminasi di segala lingkungan. Pelaksanaan dan praktek beragama maupun kebudayaan merupakan sumber ketidakadilan gender dan diskriminasi hak azasi perempuan Murniati, 2004 : 98. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran, maka dapat digambarkan pada bagan dibawah ini:

2.7. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional - Defenisi konsep

Dokumen yang terkait

Gambaran Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi di Desa Maligas Tongah Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

4 95 101

Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Malaria Di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh Tahun 2010

4 73 115

Beberapa Aspek Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Malaria Di Desa Suka Jaya,Sukakarya,Suka Makmur Dan Air Dingin,Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue,Provinsi Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2003

0 20 222

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 10

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 34

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

1 3 25

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE

0 0 40