Kondisi Kerja Pengakuan Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Petugas Malaria Puskesmas

Untuk memotivasi kinerja petugas malaria puskesmas di daerah endemis, perlu adanya peningkatan insentif berupa dana operasional yang lebih besar dibandingkan dengan daerah non endemis malaria di Kabupaten Mandailing Natal.

5.2.2. Kondisi Kerja

Hasil penelitian diperoleh 69,2 petugas malaria puskesmas yang mempunyai kondisi kerja dalam menjalankan tugas termasuk kategori baik yang memiliki kinerja baik dan 30,8 memiliki kinerja cukup baik dalam pemberantasan dan penanggulangan malaria di Kabupaten Mandailing Natal Tabel 4.23.. Menurut teori Herzberg bahwa faktor-faktor yang sifatnya menyehatkan dan bersifat ekstrinsik salah satunya kondisi lingkungan bukanlah yang mendorong para pegawai untuk kerja secara optimal namun peranannya hanya untuk mengurangi keresahan dan ketidaknyamanan. Uji korelasi Spearman membuktikan kondisi kerja petugas malaria puskesmas ada hubungan bermakna p=0,000 dengan kinerjanya. Hal ini didukung observasi di lapangan bahwa adanya interaksi yang baik antara petugas malaria puskesmas dan mitra kerja antara lain dengan pemuka masyarakat, juru malaria desa, LSM dan lintas sektoral dalam menjalankan program pemberantasan malaria di Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian yang dilakukan Tenty 2004 juga membuktikan kondisi kerja berhubungan terhadap kinerja tenaga perawat di RSUH. Adam Malik Medan. Hasil uji Mann-Whitney membuktikan adanya perbedaan yang signifikan p=0,007 antara rata-rata kondisi kerja petugas malaria puskesmas di daerah endemis dengan non endemis malaria. Dalam rangka peningkatan kinerja petugas malaria Universitas Sumatera Utara puskesmas di daerah endemis, perlu dilakukan koordinasi lintas sektoral, lintas program, mitra kerja, tokoh masyarakat, juru malaria desa dan LSM dalam program penanggulangan dan pemberantasan malaria di Kabupaten Mandailing Natal.

5.2.3. Pengakuan

Hasil penelitian diperoleh 50 petugas malaria puskesmas mendapat pengakuan baik dalam melaksanakan tugasnya yang memiliki kinerja kategori cukup baik dan 43,8 kinerja baik serta 6,2 kinerja tidak baik dalam program pemberantasan dan penanggulangan malaria di Kabupaten Mandailing Natal Tabel 4.24.. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo 2007 yang mengutip pendapat Zainun, bahwa pengakuan berupa penghargaan pimpinan organisasi terhadap karyawan merupakan dorongan semangat kerja dan akhirnya mempengaruhi kinerja mereka. Begitu juga teori kebutuhan Aldever yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk mengembangkan dirinya. Hasil uji korelasi Spearman membuktikan pengakuan atas hasil kerja petugas malaria puskesmas ada hubungan bermakna p=0,036 dengan kinerjanya. Uji Mann- Whitney membuktikan adanya perbedaan yang signifikan p=0,003 antara rata-rata pengakuan hasil kerja petugas malaria puskesmas di daerah endemis dengan non endemis malaria Berdasarkan observasi di lapangan, sebagian besar petugas malaria puskesmas merasa dihargai selama terlibat dalam pelaksanaan program pemberantasan malaria terutama dari kepala puskesmas, dengan adanya pengakuan Universitas Sumatera Utara tersebut dapat memotivasi petugas untuk meningkatkan produktivitas yang berdampak pada kinerja yang efektif dan efisien. Kinerja petugas malaria puskesmas di daerah endemis, perlu adanya pengakuan dari kepala puskesmas serta mempertahankan produktivitas kinerja yang efektif dan efisien dalam program penanggulangan dan pemberatasan malaria di Kabupaten Mandailing Natal.

5.2.4. Komitmen Memenuhi Standar Kerja