1. Menanyakan permasalahan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan agar
dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan. 2.
Memberi umpan balik, koreksi dan perbaikan untuk diketahui dan disadari oleh yang bersangkutan agar diperbaiki sesuai standar.
3. Membimbing dan memberi solusi cara mengatasi permasalahan yang dialami
bawahan dan meningkatkan motivasi kerja dan mengembangkan potensi petugas. Ketersediaan sumber daya seperti biaya, tenaga serta sarana dan fasilitas kerja
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Sarana dan fasilitas kerja merupakan faktor pendukung Enabling factor dalam menjalankan suatu
kegiatan. 2.2. Motivasi Kerja
2.2.1. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Ilyas 1999 yang mengutip pendapat dari Stoner bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan dan mendukung perilaku seseorang. Sementara George
menyatakan motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan beberapa tindakan. Selain itu Vroom
mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan pilihan antara beberapa alternatif dari kegiatan sukarela. Sebagian besar perilaku dipandang sebagai
kegiatan yang dapat dikendalikan orang secara sukarela dan karena itu di motivasi. Dalam kehidupan organisasi, yang menjadi sasaran utama pemberian motivasi
oleh para pimpinan adalah peningkatan prestasi kerja para bawahan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi. Prestasi kerja
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat ditingkatkan hanya dengan pemberian motivasi saja karena merupakan perkalian antara kemampuan dengan motivasi.
Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan motivasi yaitu : 1.
Pemberian motivasi berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
2. Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan
tertentu. 3.
Kebutuhan yaitu keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik.
Jadi motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal dengan istilah motivasi internalintrinsik dan juga dapat berasal dari luar diri seseorang yang
dikenal dengan motivasi eksternalekstrinsik. Motivasi intrinsik maupun ekstrinsik ada yang bersifat positif dan negatif. Kunci keberhasilan seseorang manajer dalam
menggerakkan bawahannya terletak pada kemampuan untuk memahami faktor-faktor motivasi tersebut sedemikian rupa sehingga menjadi daya pendorong yang efektif.
2.2.2. Teori-teori Motivasi
Banyak dikemukakan teori tentang motivasi sebagai literatur. Masing-masing motivasi tersebut pada dasarnya berusaha menjelaskan mengapa motivasi itu timbul
dan bagaimana proses motivasi itu berlangsung. 1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow mengemukakan bahwasanya individu mempunyai lima kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki yang berawal dari yang paling besar. Kelima
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis physiological needs, kebutuhan rasa aman safety needs, kebutuhan sosial social needs, kebutuhan pengharapan atau
prestasi esteem needs dan kebutuhan aktualisasi diri self actualization. Dalam bukunya motivation and personality, bahwa kebutuhan sosial itu
meliputi empat rincian kebutuhan yaitu: 1.
Kebutuhan untuk disayangi, dicintai dan diterima oleh orang lain sense of belonging.
2. Kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain sense of importance.
3. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulankegiatan sense
of participation
4. Kebutuhan untuk berprestasi sense of achievement
Untuk memenuhi kebutuhan sosial ini seorang pimpinan harus peka terhadap situasi anggotanya. Kalau kebutuhan ini tidak tercapai dapat menyebabkan motivasi
anggotanya lemah. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga bawahan itu merasa diperdulikan dan dihargai dalam unit
kerjanya untuk meningkatkan produktivitas yang berdampak pada kinerjanya Tenty, 2004.
2. Teori Dua Faktor dari Herzberg Herzberg mengembangkan teori ini kearah motivasi yang mempunyai
implikasi luas bagi manajemen dan usaha-usahanya kearah pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor membuat orang merasa tidak puas Ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan
rasa tidak puas diantara karyawan apabila kondisi ini tidak ada. Jika kondisi ini ada, maka hal itu tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah faktor-faktor yang
membuat orang merasa tidak puas atau disebut juga faktor kesehatan karena faktor ini diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat tidak
adanya ketidakpuasan. Faktor-faktor ini mencakup upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status,
prosedur perusahaan, mutu dan supervisi teknis, mutu dari hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan.
b. Faktor yang membuat orang merasa puas Ada serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan kerja yang apabila terdapat dalam
pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi
ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor ini meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan
kemungkinan berkembang Hasibuan, 1997. Menurut teori ini, faktor-faktor yang sifatnya menyehatkan dan bersifat
ekstrinsik seperti upah, dan kondisi lingkungan bukanlah yang sungguh-sungguh mendorong para pegawai untuk kerja namun peranannya hanya untuk mengurangi
keresahan saja. Sedangkan faktor yang bersifat intrinsik seperti penghargaan penuh yang diperoleh dari pelaksanaan kerja yang memang baik jauh lebih besar peranannya
Universitas Sumatera Utara
dalam mewujudkan kepuasan kerja dan faktor-faktor demikian pula yang sungguh- sungguh dapat merupakan motivator bagi orang-orang yang memperolehnya.
3. Teori Kebutuhan Aldever Teori ini merupakan perluasan dari teori Maslow dan Herzberg. Aldever
mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu: a.
Kebutuhan akan keberadaan adalah akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan fisik dari Maslow dan sama dengan faktor hygiene dari
Herzberg. b.
Kebutuhan berhubungan adalah suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya hubungan sosial dan bekerja sama dengan orang lain.
c. Kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk
mengembangkan dirinya. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dari Maslow dan faktor motivator dari Herzberg Hasibuan, 1997.
2.3. Malaria