BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat survei dengan pendekatan Explanatory Research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan motivasi kerja baik intrinsik maupun
ekstrinsik dengan kinerja petugas malaria puskesmas dalam pelaksanaan program pemberantasan malaria di daerah endemis dan non endemis malaria Kabupaten
Mandailing Natal tahun 2008 melalui pengujian hipotesa Singarimbun, 1989.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di seluruh wilayah kerja puskesmas yang termasuk daerah endemis dan non endemis Kabupaten Mandailing Natal. Adapun daerah
Endemis dan Non Endemis sebagai berikut: 1.
Daerah Endemis terdiri dari 10 kecamatan dengan 13 puskesmas a.
Kecamatan Siabu : 2 puskesmas
b. Bukit Malintang
: 1 puskesmas c.
Penyabungan Utara : 1 puskesmas
d. Penyabungan Kota
: 2 puskesmas e.
Penyabungan Timur : 1 puskesmas
f. Penyabungan Barat
: 1 puskesmas g.
Penyabungan Selatan : 1 puskesmas
h. Tambangan
: 1 puskesmas i.
Lembah Sorik Marapi : 1 puskesmas
j. Muara Sipongi
: 2 puskesmas
Universitas Sumatera Utara
2. Daerah Non Endemis terdiri dari 7 kecamatan 9 puskesmas
a. Kotanopan
: 1 puskesmas b.
Ulu Pungkut : 1 puskesmas
c. Batang Natal
: 1 puskesmas d.
Lingga Bayu : 1 puskesmas
e. Batahan
: 2 puskesmas f.
Natal : 2 puskesmas
g. Muara Batang gadis
: 1 puskesmas Penelitian dilakukan pada bulan Oktober tahun 2007 sampai Agustus tahun 2008.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas malaria puskesmas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pemberantasan dan penanggulangan penyakit malaria
yang bertugas di daerah endemis dan non endemis malaria Kabupaten Mandailing Natal.
Setiap 1 puskesmas mempunyai 1 petugas malaria. Dari 13 puskesmas endemis malaria terdapat sebanyak 13 petugas malaria dan 9 petugas dari 9
puskesmas daerah non endemis. Jadi total keseluruhan populasi penelitian adalah 22 petugas malaria.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel
Berhubung jumlah populasi relatif sangat sedikit, maka populasi tersebut dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 22 orang Total Sampling.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada
kuesioner penelitian. Data sekunder merupakan data pencatatan penderita malaria dan laporan kegiatan sehubungan dengan program pemberantasan malaria yang tersedia
di Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal.
3.5. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat didefinisikan variabel dan sub variabel penelitian sebagai berikut:
1. Kinerja petugas malaria puskesmas adalah tingkat penampilan kerja petugas
yang terlibat dalam program pemberantasan penyakit malaria di daerah endemis dan non endemis wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Mandailing Natal yang meliputi pelaksanaan kegiatan survei aktif, penyemprotan, pengobatan penderita malaria, penyuluhan dan promosi
kesehatan yang berkaitan dengan pemberantasan malaria, kerja baktigotong royong sebagai wujud peran aktif masyarakat dengan adanya dukungan
fasilitas sarana dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. 2.
Tanggung jawab adalah adanya keterikatan pribadi komitmen dari petugas malaria puskesmas terhadap tugas yang diembannya dalam program
Universitas Sumatera Utara
pemberantasan malaria meliputi disiplin dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditentukan serta meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam kegiatan pemberantasan penyakit malaria secara efektif dan efisien.
3. Komitmen memenuhi standar kerja adalah bagaimana petugas malaria
puskesmas berkeinginan dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya secara terarah, terukur yang meliputi skala prioritas dalam pencapaian target dan
program pemberantasan malaria di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal.
4. Inisiatif kerja adalah bagaimana petugas malaria puskesmas mempunyai
inisiatif tanggung jawab yang meliputi adanya kreatifitas dan selalu siap dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugas
secara profesional dan selalu berkoordinasi dengan lintas sektoral di wilayah kerja masing-masing dalam program pemberantasan malaria di Dinas
Kesehatan Mandailing Natal. 5.
Rasa prestasi adalah bagaimana petugas malaria puskesmas memiliki prestasi dalam melaksanakan pekerjaan yang meliputi kepuasan dalam menyelesaikan
tugas secara tepat waktu sesuai pedoman kerja, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi serta mengajak masyarakat untuk berperan aktif
dalam kegiatan pemberantasan dan penanggulangan malaria di wilayah kerja masing-masing di Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal.
6. Insentifhonor adalah adanya wujud tindakan yang diimplementasikan dalam
bentuk penghargaan yang bersifat material dari kepala puskesmas dan Dinas
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dalam upaya memotivasi petugas untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam rangka
pencapaian tujuan program pemberantasan malaria yang meliputi penerimaan dana operasional serta memberi kesempatan petugas untuk melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
7. Kondisi kerja adalah suasana terjadinya interaksi timbal balik antara petugas
malaria dengan lingkungan kerja di puskesmas endemis dan non endemis malaria dalam program pemberantasan dan penanggulangan malaria yang
meliputi kondisi tempat kerja, hubungan antara sesama rekan kerja dan atasan serta didukung oleh sarana prasarana pelaksanaan kegiatan di wilayah kerja
masing-masing untuk meningkatkan kerjasama dalam mengkoordinasikan program pemberantasan penyakit malaria sesuai pedoman dan petunjuk kerja
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal. 8.
Pengakuan adalah adanya wujud tindakan dari kepala puskesmas terhadap kinerja petugas malaria puskesmas yang meliputi penghargaan, pengesahan
akreditasisertifikat non material berdasarkan standar kerja dan pedoman yang telah ditentukan sesuai dengan keberhasilan petugas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam program pemberantasan dan penanggulangan malaria di wilayah kerja masing-masing di Dinas Kesehatan
Kabupaten Mandailing Natal. 9.
Umpan balik adalah ada tidaknya perhatian, tanggapan dan evaluasi kerja oleh kepala puskesmas setelah menerima serta menelaah laporan hasil
Universitas Sumatera Utara
kerjapermasalahan petugas malaria puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah endemis dan non endemis malaria untuk mengoreksi atas kebenaran
yang disampaikan petugas malaria puskesmas masing-masing di Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal.
10. Supervisi adalah kunjungan dan memberi bimbingan teknis maupun non
teknis secara rutin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dalam upaya meningkatkan kinerja petugas malaria puskesmas secara profesional
yang meliputi kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan kesehatan, pengobatan penderita, pelatihan petugas malaria puskesmas, pembagian poster,
stikerspanduk yang berhubungan dengan kegiatan pemberantasan malaria serta pembagian kelambu di daerah endemis malaria Kabupaten Mandailing
Natal dalam rangka mensukseskan program MADINA SEHAT 2010 secara khusus dan mendukung INDONESIA SEHAT 2010.
3.6. Aspek Pengukuran