Hubungan Biaya Transaksi Dengan Holding Period

31 dengan pasti. Selain itu dari sudut pandang strategis, manajer investasi akan lebih suka untuk memegang sekuritas tertentu selama hasilnya melebihi alternatif yang ada. Usaha untuk mengidentifikasi periode seperti itu sebelumnya jarang ada yang sukses, tetapi manajer akan terus berusaha mengetahuinya. Return periode kepemilikan, seperti yield to maturity, adalah alat yang bermanfaat untuk menyederhanakan realitas yang rumit dari analisis investasi. Return periode kepemilikan memungkinkan analis memfokuskan pada pandangan yang paling relevan untuk situasi dan menawarkan ukuran yang baik untuk kinerja periode tersebut.

2.2.8. Hubungan Biaya Transaksi Dengan Holding Period

Hubungan antara biaya transaksi dengan holding period disampaikan oleh Amihud dan Medelson 1996:126 yang menyatakan bahwa asset dengan transaction cost yang tinggi akan ditahan lebih lama oleh investornya dan asset dengan transaction cost yang rendah akan ditahan lebih pendek oleh investornya. Hasil studi Atkins yang dilakukan pada New York Stock Exchange dan Nasdaq periode 1975 sampai 1991 menghasilkan kesimpulan yang sama, selain itu hubungan yang lebih kuat antara kedua variabel tersebut terjadi pada Nasdaq yang memiliki spread lebih besar. Dari hasil kedua studi tersebut semakin meyakinkan bahwa transaction cost yang dicerminkan oleh bid-ask spread memang mempengaruhi keputusan investor dalam menentukan masa kepemilikan sahamnya. 32 Di Indonesia penelitian tentang hubungan antara transaction cost dengan holding period pernah dilakukan Leny dan Indriantoro 1999. Hasil studi tersebut ternyata menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penemuan Atkins Atkin dan Dyl 1997:309. Leny dan Indriantoro 1999 menyimpulkan bahwa di BEJ, transaction cost tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding period, tetapi hanya variabel market value saja yang merupakan cerminan dari besarnya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investor dalam menentukan masa kepemilikan sahamnya. Pengaruh bid ask spread, market value dan risk of return terhadap holding period disampaikan oleh Atkin dan Dyl 1997:309 yang menyatakan bahwa: “…average holding period are funtion of bid ask spread, market value and risk of return”. Inti dari pernyataan tersebut adalah bahwa holding period merupakan fungsi dari bid ask spread, market value dan risk of return secara simultan. Semakin tinggi ketiga variabel tersebut secara simultan, maka akan semakin lama holding period, sebaliknya semakin rendah ketiga variabel tersebut secara simultan akan semakin pendek holding period. Hal yang sama dinyatakan oleh Amihud dan Medelson 1996:228 dalam teori “basis for the proposition ”. Berdasarkan teori basis for the proposition transaction cost dapat mempengaruhi holding period yang artinya bahwa assets dengan biaya transaksi tinggi akan dipegang oleh investor holding period dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga dengan nilai pasar assets market value dan 33 risiko pendapatan risk of return berdampak secara simultan terhadap jangka waktu investor dalam memegang sebuah assets holding period. Berdasar pada asimetri teori dinyatakan bahwa adanya perbedaan informasi yang dimiliki antara manajemen dan investor. Perbedaan tersebut menghasilkan bid-ask spread yang cukup luas. Dimana bid-ask spread berdasar penelitian Atkins and Dyl 1997 merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi holding period.

2.3. Kerangka Pikir