BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Indonesia mempunyai 2 bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perdagangan saham lebih banyak dilakukan di Bursa
Efek Jakarta sedangkan Bursa Efek Surabaya saat ini lebih banyak memfokuskan pada derivatif trading dan perdagangan obligasi fixed
income. Perkembangan Bursa Efek Jakarta BEJ dimulai pada saat tanggal 10
Agustus 1977 berdasarkan Keppres No. 521976 dimana pemerintah mengaktifkan kembali kegiatan pasar modal dengan membentuk Badan
Pelaksanaan Pasar Modal Bapepam. Pada tahun itu juga PT Semen Cibinong tercatat sebagai perusahaan pertama yang mencatatkan sahamnya
untuk diperdagangkan. Perkembangan pasar modal sampai dengan tahun 1983 berjalan sangat lambat, bahkan mengalami stagnasi sampai dengan
tahun 1987. Hal ini disebabkan antara lain karena prosedur emisi efek terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan campur tangan pemerintah
dalam penetapan harga saham pada pasar perdana. Untuk lebih mendorong perkembangan pasar modal, pada akhir tahun
1987 hingga 1990 pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa paket deregulasi. Diantaranya adalah Paket Kebijakan Desember Pakdes 1987
yang berisi penyederhanaan persyaratan emisi efek, penyederhanaan prosedur
47
48
perdagangan, penghapusan batasan fluktuasi harga saham dan pemberian kesempatan kepada para investor asing untuk berpartisipasi di pasar modal
Indonesia. Pada tahun 1988, pemerintah juga mengeluarkan paket deregulasi 1988 yang memuat aturan tentang pengenaan pajak atas bunga tabungan dan
deposito. Perubahan fundamental pasar modal dilakukan pemerintah pada tahun
1990, yaitu berdasarkan Keputusan Presiden No. 531990 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548KMK1990 tentang pasar modal. Status
Bapepam yang sebelumnya bertindak sebagai pengelola bursa berubah menjadi badan yang mengawasi serta membina kegiatan pasar modal,
sedangkan pengelola Bursa Efek Jakarta diserahkankepada swasta yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 1992 dengan peresmian nama PT. Bursa
Efek Jakrta. Pada tanggal 3 Oktober 1995 diresmikan penggunaan Sistem
Otomatisasi Perdagangan di BEJ atau JSX Automated Trading System JATS. Sistem JATS menghubungkan perdagangan, pengawasan, kliring
dan penyelesaian serta sistem depositori dan sistem akuntansi anggota bursa. Dengan diterapkannya JATS atau sistem otomatisasi perdagangan diharapkan
dapat menghilangkan keterbatasan sistem manual, antara lain terjadinya kesalahan tulis, penyampaian informasi yang terlambat dan biaya transaksi
per unit yang tinggi. Pada tanggal 1 Desember 2005, pemerintah menggabungkan Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
49
Demi efektifitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek
Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif.
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1. Deskripsi Variabel Bid Ask Spread X