Penelitian Terdahulu Biaya Transaksi Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian berkaitan dengan holding period sudah dilakukan oleh penelitian terdahulu, di antaranya oleh: 1. Atkins dan Edward 1997 dengan judul: “Transactions Costs and Holding Periods for Common Stocks”. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif signifikan bid ask spread dan market value terhadap holding period indeks bursa Nasdaq dan NYSE, sedangkan risk of return saham berpengaruh negatif signifikan terhadap holding period indeks bursa Nasdaq dan NYSE. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan serta alat uji yang digunakan. Adapun perbedaan diantara keduanya adalah obyek penelitian, penelitian terdahulu menggunakan indeks bursa Nasdaq dan NYSE, sedangkan penelitian ini hanya memfokuskan pada industri tekstil dan garment. 2. Subali dan Zuhroh 2002, dengan judul “Analisis Pengaruh Transaction Cost Terhadap Holding Period Saham Biasa Studi Kasus Pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2000”. Pada penelitian ini analisis regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel independen bid-ask spread, market value dan risk of return saham dengan variabel dependen holding period. Hasil pengujian 7 8 3. Halim dan Hidayat 2000 dengan judul: “Studi Emperis Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap Bid Ask Spread Saham Industri Rokok di Bursa Efek Jakarta Dengan model koreksi kesalahan”. Penelitian ini memodelkan terdapat hubungan negatif antara volume perdagangan saham dan harga return saham terhadap jangka waktu memegang saham hoding period, dengan demikian semakin tinggi volume perdagangan saham dan harga return saham, maka akan semakin singkat holding period. Sebaliknya, semakin rendah volume perdagangan saham dan harga return saham, maka akan semakin panjang holding period. 9 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Investasi Saham Untuk memutuskan untuk berinvestasi saham seorang investor tidak akan terpisahkan dari pasar modal. Hal ini diungkapkan oleh Myers 1996:5 sebagai berikut : “The investment decision can be separated from capital market either. A firm which in its stockholders interest should accept those investment which increase the value of either stake in the firm but that requires a theory of how common stocks are valued”. Saham merupakan salah satu jenis efek yang paling dinamis diperdagangkan karena pembentukan harga yang dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu antara pembeli dan penjual. Adapun keuntungan yang diperoleh investor yang telah memiliki saham, yaitu : a. Kemungkinan memperoleh capital gain, yaitu selisih positif antara harga pada saat membeli saham jika dibandingkan harga saham pada saat menjual saham tersebut di bursa efek. b. Memiliki prioritas untuk membeli surat berharga yang dikeluarkan untuk perusahaan. c. Kemungkinan memperoleh dividen tunai atau saham dividen saham. d. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus. e. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat menjual kembali. f. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. 10 Adapun kegiatan para investor yang juga disebut pemodal tersebut tergantung pula pada tujuan mereka sebagai pemodal, yang dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok seperti yang dikemukakan oleh Usman 1990:55: a. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen. Kelompok ini berharap memperoleh dividen yang cukup dan terjamin tiap tahun. b. Pemodal yang bertujuan berdagang. Kelompok ini mempunyai harapan untuk mendapatkan capital gain atau keuntungan selisih harga beli dan harga jual suatu saham. c. Pemodal yang ingin memiliki suatu perusahaan. Pemodal tidak memperhitungkan dividen dan pertumbuhan dalam penilaian sahamnya, tetapi biasanya lebih ditekankan pada kekayaan perusahaan. d. Pemodal yang merupakan spekulator. Kelompok ini menyukai saham- saham perusahaan yang belum berkembang, yang diyakini akan berkembang dengan baik dengan menggunakan berbagai informasi.

2.2.2. Macam-Macam Motif Investasi Dan Memilih Saham Yang Cocok

Ada beberapa macam motif investasi saham menurut Buletin BES 1999:8 adalah sebagai berikut : a. Motif Keamanan Merupakan motif yang mendasar dalam saham, adalah bahwa tidak seorangpun yang menginginkan kerugian dalam melakukan investasi. Apabila motif keamanan menjadi pertimbangan pertama seorang 11 investor maka mungkin investor tersebut memilih untuk membeli saham-saham yang tidak terpengaruh oleh pertimbangan ekonomi seperti resesi. b. Motif Pendapatan Merupakan salah satu motif investasi yang banyak mewarnai tindakan para investor. Investor seperti ini mengharapkan pendapatan yaitu dividen yang cukup besar. Apabila investor bermotif seperti ini, maka jenis saham yang cocok untuk dibeli adalah saham-saham unggul blue chips, yaitu saham perusahaan besar yang dikenal luas, telah lama berdiri, stabil serta matang. c. Motif Pertumbuhan jangka Panjang Dengan Sedikit Risiko Merupakan motif investasi bagi sebagian besar investor dan motif ini karena sebagian besar investor yakin bahwa investasi saham untuk mendatangkan keuntungan yang cukup besar dal m jangka panjang. Umumnya investor seperti ini kurang begitu tertarik terhadap dividen. Karena itu saham-saham yang cocok bagi mereka adalah jenis-jenis saham yang berkembang growth stocks yaitu saham perusahaan yang tumbuh diatas rata-rata lainnya. d. Motif Pertumbuhan Jangka Pendek Dengan Risiko Relatif Tinggi Merupakan motif yang sedikit spekulatif karena investor yang demikian cenderung untuk memperoleh keuntungan dalam jangka pendek tetapi risikonya cukup besar. Investor yang bermotif seperti ini tidak jarang menderita kerugian yang besar kalau tidak berhati-hati dalam melakukan 12 perhitungan yang cermat. Karena itu untuk menghindari diri dari kerugian yang cukup besar, investor seperti ini disarankan senantiasa berusaha memperoleh informasi yang menguntungkan.

2.2.3. Strategi Investasi

Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai 3 tujuan utama, yaitu: a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non spekulatif lainnya. b. Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham penghasilan untuk mendapat dividen. Sebagai sumber penghasilan penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan dividen, sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi.

2.2.4. Risiko Investasi Saham

Secara umum hampir semua investasi termasuk investasi saham mengandung unsur ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan dan yang dapat dilakukan hanya memperkirakan besarnya hasil yang diharapkan dari 13 investasi tersebut. Sering terjadi keuntungan yang diharapkan berbeda dengan yang sesungguhnya terjadi dan ini dikatakan sebagai risiko. Dalam keadaan seperti ini berarti para investor menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Semakin besar penyimpangan antara hasil sesungguhnya dengan hasil yang diharapkan, berarti akan semakin besar risiko yang ditanggung. Dengan demikian risiko berbanding lurus dengan keuntungan yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang diharapkan dari setiap sekuritas tidak sama karena besarnya risiko yang akan mereka tanggung juga tidak sama. Levy dan Sarnat 1992:222 mengatakan “The term risk or equivalently uncertainty will be used to describe an option whose profit is not known in advance with absolute certainty, but for which an array of alternative outcomes and their probabilities are known”. Risiko menunjukkan keadaan dimana profit yang akan terjadi tidak diketahui sebelumnya secara pasti, tetapi dapat disusun suatu alternatif kemungkinan kejadian yang dapat diketahui. Ada beberapa jenis risiko investasi dilihat dari sumber penyebabnya yang dapat digolongkan menjadi sembilan jenis faktor risiko menurut Francis 1996:210, yaitu: a. Default risk risiko kegagalan adalah risiko yang timbul bila perusahaan pailit. Beberapa faktor risiko kegagalan ini secara sistematis bersumber dari kegagalan usaha, sedangkan risiko kegagalan lainnya disebabkan oleh perubahan yang unik bagi perusahaan yang dipengaruhi. 14 b. Interest rate risk risiko tingkat bunga adalah risiko yang timbul akibat dari perubahan tingkat bunga pasar. Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan karena tingkat bunga cenderung untuk naik dan turun secara bersamaan dan mempengaruhi nilai dari aktiva secara umum. c. Market risk risiko pasar, yang timbul akibat terjadinya kondisi pasar yang bull dan bear yang cenderung mempengaruhi semua surat berharga secara bersamaan. d. Management risk risiko manajemen timbul ketika orang yang mengelola aktiva investasi membuat kesalahan yang mengakibatkan turunnya nilai aktiva. Jadi risiko manajemen ini merupakan bagian dari risiko total yang disebabkan oleh pengambilan keputusan yang salah. e. Purchasing power risk risiko daya beli, risiko ini disebabkan oleh tingkat inflasi yang mempengaruhi daya beli dari mata uang. f. Marketability risk risiko kemampuan jual, merupakan bagian dari total risiko aktiva yang disebabkan oleh potongan dan komisi penjualan, yang harus diberikan dalam rangka menjual aktiva yang tidak likuid. g. Political risk risiko politik, merupakan bagian dari variabilitas pendapatan total aktiva yang disebabkan oleh perubahan lingkungan politik yang mempengaruhi nilai pasar aktiva. h. Callability risk risiko paksaan, merupakan variabilitas pendapatan yang disebabkan oleh kenyataan bahwa surat berharga itu dapat secara hukum dipaksakan penjualannya. 15 i. Convertability risk risiko dipertukarkan, merupakan variabilitas pendapatan yang timbul karena surat berharga pasar seperti obligasi dapat ditukarkan dengan surat berharga lain seperti saham biasa. Usman 1990:5 mengatakan bahwa investor dihadapkan pada beberapa risiko, antara lain : a. Risiko financial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen atau bunga serta pokok investasi. b. Risiko pasar merupakan risiko menurunnya harga pasar secara substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat tingkat inflasi, ekonomi keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah. c. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor atau pemodal yang bertindak secara emosional dalam menanggapi perubahan-perubahan pasar. Para investor menanggapi perubahan harus berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham. Risiko ini erat kaitannya dengan risiko pasar dan risiko financial. Investor sebenarnya tidak membutuhkan dana sehingga tidak perlu menjual sahamnya, namun demikian mereka tetap menjual sahamnya, karena secara psikologis terpengaruh oleh investor lain. 16

2.2.5. Teori Asimetri Informasi

Manajemen biasanya memiliki informasi yang lebih mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya i nformation asymmetry diantara manajer dan investor. Sejalan dengan pemikiran Ross 1977 tersebut, Miller dan Rock 1985 mengembangkan suatu model mengenai hubungan antara informasi asimetri dengan tingkat laba sekarang current earning dan tingkat investasi perusahaan level of investment. Menurut Miller dan Rock 1985, karena earnings diasumsikan berkorelasi dari waktu ke waktu, investor luar bisa memprediksikan earnings masa datang bila laba sekarang diketahui. Karena tingkat investasi sulit dicermati unobservable, pihak perusahaan mempunyai insentif membayar dividen yang lebih besar untuk memberikan sinyal earnings yang lebih tinggi dengan mengurangi investasi. Dalam keadaan ekuilibrium, suatu perusahaan dengan current earnings yang lebih tinggi membayar dividen yang cukup tinggi untuk membedakannya dengan perusahaan yang mendapatkan current earnings yang lebih rendah. Argumen di atas mengindikasikan bahwa kelompok perusahaan dengan tingkat asimetri informasi yang tinggi akan membayar dividen yang lebih tinggi pula untuk memberikan sinyal tingkat earnings yang sama seperti perusahaan dengan tingkat asimetri yang lebih rendah. Secara singkat teori signaling memprediksikan semakin tinggi tingkat informasi asimetri, semakin tinggi juga kemungkinan perbedaan harga. Dalam penelitian ini, tingkat informasi asimetri antara pihak perusahaan dengan investor luar 17 diukur dengan bid-ask spread. Penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang mengggunakan spread perusahaan sebagai proxy informasi asimetri, diantaranya Leuz dan Verrecchia 2000, Healy et al. 1999, dan Deshmukh 2005. Dasar penggunaan asimetri teori adalah adanya perbedaan informasi yang dimiliki antara manajemen dan investor. Perbedaan tersebut menghasilkan bid-ask spread yang cukup luas. Dimana bid-ask spread berdasar penelitian Atkins and Dyl 1997 merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi holding period.

2.2.6. BiayaTransaksi

Manajer keuangan dievaluasi melalui berbagai benchmark, dan dalam evaluasi tersebut harus dimasukkan biaya-biaya yang berhubungan ke dalam perkiraan. Pada masa investasi dimana 100 nilai dasar dapat membuat perbedaan, manajemen dan analisis yang hati-hati terhadap biaya transaksi dapat menghasilkan dividen yang sangat besar. Dalam upaya mengatur biaya transaksi secara efektif, manajer keuangan perlu memahami komponen- komponen yang berbeda dari biaya-biaya ini dan pelbagai cara untuk mengukurnya. Biaya investasi meliputi biaya penelitian dan biaya transaksi. Biaya penelitian mencakup biaya para analisis, komputer dan programmer untuk membentuk model penilaian dan biaya untuk membeli data dan mempertahankan basis data. Biaya transaksi terdiri dari komisi, ongkos, biaya pelaksanaan, dan biaya peluang, yang dapat dikelompokkan menjadi komponen tetap atau variabel Fabozi, 1999:255. 18

a. Biaya Transaksi Tetap

Komponen biaya transaksi tetap sangat mudah diukur dan digambarkan dengan komisi-komisi untuk makelar, pajak, dan ongkos. Komponen tetap relatif kecil. Komisi adalah jumlah uang yang dibayar kepada makelar untuk menjalankan perdagangan. Yang termasuk dalam kategori ongkos adalah ongkos untuk pemeliharaan dan ongkos transfer. Ongkos pemeliharaan adalah ongkos yang dibebankan oleh suatu institusi yang memegang sekuritas secara aman bagi investor. Ongkos transfer adalah ongkos yang dibayar oleh investor utuk memindahkan kepemilikan suatu saham.

b. Biaya Transaksi Variabel