18
a. Biaya Transaksi Tetap
Komponen biaya transaksi tetap sangat mudah diukur dan digambarkan dengan komisi-komisi untuk makelar, pajak, dan ongkos. Komponen
tetap relatif kecil. Komisi adalah jumlah uang yang dibayar kepada
makelar untuk menjalankan perdagangan. Yang termasuk dalam
kategori ongkos adalah ongkos untuk pemeliharaan dan ongkos transfer. Ongkos pemeliharaan adalah ongkos yang dibebankan oleh suatu
institusi yang memegang sekuritas secara aman bagi investor. Ongkos transfer adalah ongkos yang dibayar oleh investor utuk memindahkan
kepemilikan suatu saham.
b. Biaya Transaksi Variabel
Sementara komisi dan ongkos-ongkos mudah diukur, biaya transaksi
variabel biaya pelaksanaan dan biaya peluang tidak. Biaya pelaksanaan
menggambarkan perbedaan antara harga pelaksanaan suatu sekuritas dan harga akan muncul jika tidak ada perdagangan. Karena kedua kondisi ini
tidak muncul secara bersamaan, biaya transaksi yang nyata tidak dapat diobservasi bersama-sama. Walaupun demikian, ada cara untuk
mengukur biaya-biaya yang memberikan informasi yang berguna bagi manajer keuangan. Bukan pengukuran tunggal yang menceritakan cerita,
dan perlu untuk menyediakan set patok-duga pengukuran yang mencakup seluruh proses transaksi. Lebih lanjut masalah pengukuran
yang rumit adalah perlunya untuk memisahkan dampak investor lain dan struktur mekanis pasar.
19
Biaya pelaksanaan lebih lanjut dapat dibagi menjadi dampak
pasar atau harga dan pertimbangan penentuan waktu pasar. Biaya dampak pasar adalah hasil perbedaan permintaan penawaran dan
konsensi harga penyalur. Konsensi harga muncul karena risiko yang dialami penyalur dimana perdagangan investor kemungkinan dimotivasi
oleh informasi yang dimiliki investor tetapi penyalur tidak mendapatkannya. Perdagangan seperti itu disebut information-
motivated. Biaya penentuan waktu pasar yaitu biaya yang muncul dari pergerakan harga saham selama waktu transaksi yang disandangkan
pada aktivitas lain dalam saham.
a. Biaya peluang
Biaya peluang diartikan sebagai perbedaan dalam kinerja investasi aktual dan investasi yang diinginkan disesuaikan dengan biaya tetap dan
biaya pelaksanaan. Perbedaan kinerja adalah konsekuensi karena tidak mampu menerapkan semua perdagangan yang diinginkan.
b. Biaya pelaksanaan.
Biaya pelaksanaan timbul dari permintaan yang cukup tinggi untuk pelaksanaan segera melalui permintaan untuk likuiditas dan aktivitas
perdagangan pada tanggal perdagangan. Biaya pelaksanaan bervariasi sesuai dengan bentuk investasi dan permintaan perdagangan investor.
Komponen biaya transaksi diikhtisarkan di bawah ini: Biaya transaksi
= biaya tetap + biaya variabel Biaya tetap
= komisi + ongkos + pajak
20
Biaya variabel = biaya pelaksanaan + biaya peluang
Biaya pelaksanaan = biaya dampak pasar + biaya penentuan waktu pasar Biaya peluang = pengembalian yang diinginkan pengembalian aktual
biaya pelaksanaan biaya tetap. Pengukuran biaya transaksi berdasarkan Atkins dan Dyl 1997 berupa
bid-ask spread, market value dan risk of return saham. Berikut ini penjelasan ketiga pengukuran dari biaya transaksi.
2.2.6.1. Bid-Ask Spread
Di pasar tradisional, sebelum terjadi transaksi ada suatu proses tawar- menawar antara pembeli dan penjual sehingga akhirnya terbentuk suatu harga
dan terjadilah suatu transaksi. Hal yang sama juga terjadi dalam transaksi surat berharga khususnya pasar saham, namun dengan beberapa aturan
tertentu sesuai dengan karakteristik pasar surat berharga. Dalam transaksi saham, bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan
melakukan pembelian saham tersebut, sedangkan offer atau disebut juga ask menunjukkan harga yang ditawarkan oleh pihak yang akan menjual saham
tersebut. Suatu transaksi belum terjadi bila terdapat perbedaan antara bid dan ask Darmadji dan M. Fakhruddin, 2001:116.
Agar terjadi suatu transaksi, maka pihak pembeli pihak yang melakukan bid dapat meningkatkan bid-nya atau pihak penjual pihak yang
melakukan ask menurunkan tawarannya. Di Bursa Efek, aturan beberapa batasan dalam setiap kali penawaran bid dan ask diatur dengan jelas dan
21
diaplikasikan dalam komputer sistem perdagangan secara otomatis, yang dikenal sebagai Fraksi Harga atau Tick Price.
Para investor yang menyimpan suatu financial asset pasti akan memperhatikan pada tingkat harga berapa ia akan mengambil keputusan
untuk membeli fiancial asset tersebut, serta setelah investor tersebut memperoleh return yang diharapkan, maka harus diperhatikan juga bahwa
pada tingkat harga saham berapa ia akan mengeluarkan keputusan untuk menjual kembali financial asset tersebut. Keputusan untuk menjual atau
membeli pada suatu tingkat harga tertentu, hal utama yang harus dilakukan yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan spread antara harga tawaran
beli bid dan harga tawaran jual ask. Ask rate tingkat yang diminta adalah tingkat suatu harga yang
diminta untuk dibayarkan pada investor yang memegang financial asset, seringkali disebut sebagai rate kurs jual atau offer rate kurs tawaran. Bid
rate tingkat yang ditawarkan adalah suatu tingkat harga yang mana investor bersedia untuk membayar kepada perusahaan terhadap financial asset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, seringkali disebut buying rate kurs beli Djakman, 2000:885. Pada transaksi round trip, dimana saham dibeli dan
kemudian dijual dalam suatu periode ketika tidak ada informasi baru yang menyebabkan investasi secara kolektif menarik ulang nilai saham harga
tawaran bid dan harga tawaran ask yang ditentukan dealer tidak berubah. Biasanya saham akan dibeli pada harga tawaran ask yang ditentukan dan
dijual pada harga tawaran bid yang lebih rendah. Jadi spread harga tawaran
22
bid dan harga tawaran ask merupakan bagian dari biaya transaksi round trip saham perusahaan kecil cenderung di jual dengan harga rendah, tetapi dengan
spread antara harga tawaran bid dan harga tawaran ask yang sama. Hubungan secara terbalik antara jumlah aktivitas perdagangan atau
nilai pasar dan besarnya spread dapat dijelaskan segera setelah diketahui bahwa spread yang ada adalah kompensasi bagi dealer yang memberikan
investor likuiditas. Semakin kecil jumlah perdagangan, semakin jarang seorang dealer akan memperoleh spread dengan membeli pada harga
tawaran bid dan menjual pada harga tawaran ask. Jadi, dealer akan memerlukan spread yang lebih sering di perdagangkan Sharpe, 1997:72-73.
Menurut Halim 2000:70, bid ask spread merupakan selisih antara harga tertinggi yang trader pedagang saham bersedia membeli suatu saham
dengan harga jual terendah yang trader bersedia untuk menjual saham tersebut. Perhitungan bid-ask spread dapat secara langsung dirumuskan
sebagai berikut Halim, 2000:73:
HBt -
HAt BAt
Dimana: BA
t
= bid-ask spread pada hari ke-t HA
t
= harga ask pada hari ke-t HB
t
= harga bid pada hari ke-t Untuk menghindari bias dari penggunaan data dapat digunakan
eatimasi terhadap perhitungan bid-ask spread Atkins dan Dyl, 1997:313 dalam Subali dan Zuhroh, 2002:197:
N bid
ask bid
ask Spread
n t
it it
it it
IT 1
23
Dimana: Spread
it
= rata-rata prosentase bid-ask spread dari saham I pada tahun t.
N = jumlah pengamatan selama satu tahun
Ask
it
= harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual saham I pada bulan t
Bid
it
= harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli saham I pada bulan t
2.2.6.2. Market Value
Nilai pasar saham market value menurut Jones 1996:409 ”the market value of one share of stock is the current market”. Nilai pasar saham
adalah nilai satu lembar saham pada harga pasar saai ini. pendapat lain dari Jones 1996:411 “the agregat market value for a corporation, calculated by
multiplying the market price per share of the stock by the number of shares outstanding, represents the total of the firm ad determined in the market
place”. Nilai pasar suatu perusahaan dihitung dengan mengalikan nilai pasar per lembar saham dengan jumlah saham yang beredar, hal ini menunjukkan
nilai total perusahaan yang ditentukan oleh pasar. Rata-rata nilai pasar suatu perusahaan dalam periode tertentu dapat
dirumuskan pada persamaan berikut ini Lenny dan Nur, 1999:214: Market value = rata-rata harga saham bulan t X jumlah saham beredar
pada akhir bulan Dimana: market value
it
= rata-rata nilai pasar saham I selama bulan t
24
Menurut Lenny dan Indriantoro 1999:218 lamanya kepemilikan suatu saham biasa di Bursa Efek Indonesia berhubungan erat dengan ukuran
perusahaan market value. Menurut Jogiyanto 2000:88 market value dapat didefinisikan sebagai nilai yang berlaku di pasar sebagai suatu akibat dari
perdagangan jual beli saham dalam periode tertentu. Fokus mekanisme dari perdagangan saham dan obligasi serta struktur dari pasar dapat menentukan
jenis pasar dan instrumen yang digunakan. Perdagangan yang terjadi di bursa dapat mengakibatkan fluktuasi harga saham sesuai dengan permintaan.
a. Harga Pasar Saham, yang mempengaruhi nilai pasar saham adalah harga
pasar saham. Harga pasar suatu saham merupakan harga yang telah disepakati bersama oleh penjual maupun pembeli pada saat saham
diperdagangkan. Harga pasar saham sering juga disebut dengan harga wajar, yakni harga pada saat saham berpindah tangan, antara pembeli
dan penjual yang keduanya sama-sama memiliki pengetahuan fakta relevan menyangkut saham tersebut.
Fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar di bagi menjadi dua, yaitu faktor makro dan faktor mikro.
Perubahan dari faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi harga saham dan pada akhirnya mempengaruhi nilai pasar saham.
b. Jumlah Saham yang Beredar Outstanding Share, yang mempengaruhi
nilai pasar saham adalah jumlah saham yang beredar. Pengertian Outstanding Share yaitu jumlah saham yang ditawarkan oleh
perusahaan di bursa efek. Jumlah saham tersebut dapat berubah sesuai
25
dengan kebijaksanaan perusahaan, misalnya kebutuhan dana untuk ekspansi usaha, membayar sebagian hutang atau tujuan lain.
2.2.6.3. Risk of Return Saham
Risk of return saham merupakan tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi terutama akibat transaksi saham di pasar bursa gain or
lose yang dicerminkan dari deviasi standar yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi. Variabel ini dapat dihitung dengan pengukuran
sebagai berikut Yeny, 2003:120:
1
1 2
n X
X SD
n t
i it
Dimana: SD
it
= Standar deviasi dari sampel X
i
= Return saham I X = Rata-rata return saham
N = Jumlah data Semakin besar risk of return
maka semakin pendek saham ditahan atau dimiliki oleh investor Subali dan Diana, 2002:204. Hal ini berkaitan
dengan perilaku preferensi resiko dasar Ridwan dan Inge dalam Subali, 2001 yaitu:
1. Mengabaikan resiko risk indifferent
2. Menghindari resiko risk averse
3. Mencari resiko risk seeking
26
Jika investor memilih investasi yang kurang riskan, maka dia adalah seorang penghindar risiko. Hampir semua investor adalah penghindar risiko, dan
sudah tentu rata-rata investor adalah penghindar risiko. Implikasi penghindaran risiko terhadap tingkat pengembalian adalah bila hal-hal lain
konstan maka, semakin tinggi risiko sekuritas, akan semakin tinggi pula pengembalian yang disyaratkan.
Total return adalah ”the total return form an invesment for a given period time, including both yield and capital gain or lose
” Jones, 1996:142. Total return adalah total pendapatan dari kegiatan investasi pada periode
waktu tertentu, termasuk di dalamnya tingkat pendapatan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi. Return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 -
t 1
- t
i
P P
P Saham
Return
Dimana: P
t
= harga saham penutupan periode sekarang P
t-1
= harga saham penutupan periode lalu
2.2.7. Holding Period Saham
Umumnya orang yang berinvestasi dengan membeli aset-aset keuangan seperti saham atau obligasi dengan memikirkan tanggal akhir
jatuh temponya. Jangka waktu dari tanggal pembelian sampai tanggal akhir jatuh tempo dapat disebut sebagai rencana jangka panjang investor,
investasi jangka panjang atau holding periode. Lamanya seorang investor untuk menahan aset tertentu dengan
harapan mendapatkan return tertantu dari suatu aset disebut sebagai Holding
27
Period Return HPR, sehingga HPR dapat diartikan sebagai total yang
didapat dari investasi selama periode tertentu, Winger, 1995:72. Untuk perhitungan ini terdapat tiga elemen dari cash flow, yaitu jumlah investasi
awal P , penerimaan distribusi ketika investasi R, dan jumlah yang
diterima ketika investasi telah dijual P
1
, sehingga dapat dirumuskan dengan
g memiliki hubungan pada investasi awal P .
Hubungan ini dapat ditulis: :
HPR = R P
1
– P Jika nilai P
1
lebih besar dari P
0,
maka akan terjadi capital gain. Namun jika terjadi sebaliknya maka akan terjadi capital loss. HPR lebih sering
digunakan sebagai rasio yan
P
1
P P
R HPR
dimiliki semaki
Holding period yaitu rata-rata panjangnya waktu investor dalam
menahan atau memegang sahamnya selama periode waktu tertentu Subali dan Zuhroh, 2002:197. Jika semakin lama seorang investor memiliki sebuah
saham semakin lama holding period saham tersebut, namun apabila jangka waktu antara investor membeli dan menjual lagi saham yang
n pendek maka holding period saham tersebut juga pendek. Pendapat lain mengatakan “holding period” adalah lamanya waktu
yang dibutuhkan investor untuk berinvestasi dengan sejumlah uang yang bersedia di keluarkan atau dengan kata lain rata-rata panjangnya waktu
investor menahan saham perusahaan selama bulan atau periode penelitian Jones, 1996:120. Holding period merupakan variabel yang memberikan
28
indikasi tentang rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan yang dapat dihitung dengan pengukuran sebagai berikut
Yenny dkk, 2003:119:
t
tahun saham
n perdaganga
Volume holding period
adalah rata-rata panjangnya
t
hun beredar ta
saham Jumlah
Period Holding
Dimana: waktu investor
menahan saham perusahaan selama tahun t.
A. Stra
ngkan biaya transaksi dan bia
berikan return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan investor.
tegi Beli dan Simpan
Strategi beli dan simpan ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya
strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return
yang akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan return yang diperoleh jika investor secara aktif menjual dan membeli
saham. Dalam strategi ini investor sangat mempertimba ya lainnya dalam melakukan portofolio saham.
Strategi beli dan simpan dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun
demikian, investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukkan dalam portofolionya. Hal yang terpenting
disini adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu mem
29
Kesimpulan yang dapat ditarik dari strategi bali dan simpan ini adalah bahwa investor bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar
membeli lalu menyimpan saham yang telah dibelinya tersebut, tetapi investor juga harus melakukan tindakan rasional dalam berinvestasi. Investor harus
pintar-pintar memilih saham yang akan dimasukkan dalam investasinya. Disamping itu, hasil yang akan diperoleh dari strategi beli dan simpan ini
harus di investasikan kembali untuk meningkatkan kemakmuran investor Tandelilin, 2001:200.
B. Menghitung Return Periode Kepemilikan
Menurut Shape 1997:166 ukuran yang dapat digunakan untuk setiap investasi adalah return periode kepemilikan holding period return. Idenya
adalah menspesifikasi tingkat bunga selama periode kepemilikan dan kemudian mengasumsikan setiap pembayaran yang diterima selama periode
tersebut diinvestasikan ulang. Prosedur umum mengasumsikan setiap pembayaran yang diterima dari sekuritas digunakan untuk membeli lebih
banyak lagi sekuritas jenis itu pada harga pasar yang berlaku saat itu. Dengan menggunakan prosedur ini, kinerja sekuritas dapat diukur dengan
membandingkan nilai yang diperoleh dengan cara ini diakhir periode kepemilikan dengan nilai pada waktu permulaan value relative relatif nilai
ini dapat dikonversikan ke return periode kepemilikan dengan mengurangkan satu darinya.
1 memiliki
periode diawal
Nilai memiliki
periode diakhir
Nilai
hp
R
30
Return periode kepemilikan dapat dikonversikan ke return per periode
yang ekuivalen. Dengan menggunakan efek bunga majemuk, prosedur yang tepat adalah menemukan nilai yang memenuhi hubungan:
1 + r
g
N = 1 + r
hp
atau r
g
+ 1 + r
hp 1N
– 1 Dimana: N = jumlah periode kepemilikan
r
hp
= return periode kepemilikan r
g
= return ekuivalen per periode, dicompound setiap periode untuk mengkonversikan hasil ini ke return periode kepemilikan yang
dinyatakan sebagai jumlah per periode dengan bunga majemuk, seseorang dapat menemukan return rata-rata geometris dari return periodik:
1 + r
g
= [1 + r
1
1+r
2
........ 1+r
N
]
1N
Perhitungan yang lebih canggih dapat digunakan dalam kerangka kerja ini. Setiap pembayaran dividen segera setelah diterima dapat digunakan
untuk memperoleh bunga dari tabungan sampai akhir periode. Biaya pialang dan lainnya yang bersosialisasi dengan investasi ulang dividen dapat
dimasukkan ke perhitungan, meskipun besarnya biaya tersebut tergantung pada besar keseluruhan investasi yang dipertanyakan. Tingkat kerumitan
merupakan fungsi dari perolehan nilai. Periode kepemilikan yang paling tepat sering tidak pasti seperti halnya
return periode kepemilikan tertentu. Baik situasi investor maupun pilihannya
tidak dapat diramalkan dengan pasti. Selain itu dari periode kepemilikan yang paling tepat sering tidak pasti seperti halnya return periode kepemilikan
tertentu. Baik situasi investor maupun pilihannya tidak dapat diramalkan
31
dengan pasti. Selain itu dari sudut pandang strategis, manajer investasi akan lebih suka untuk memegang sekuritas tertentu selama hasilnya melebihi
alternatif yang ada. Usaha untuk mengidentifikasi periode seperti itu sebelumnya jarang ada yang sukses, tetapi manajer akan terus berusaha
mengetahuinya. Return periode kepemilikan, seperti yield to maturity, adalah alat yang bermanfaat untuk menyederhanakan realitas yang rumit dari
analisis investasi. Return periode kepemilikan memungkinkan analis memfokuskan pada pandangan yang paling relevan untuk situasi dan
menawarkan ukuran yang baik untuk kinerja periode tersebut.
2.2.8. Hubungan Biaya Transaksi Dengan Holding Period
Hubungan antara biaya transaksi dengan holding period disampaikan oleh Amihud dan Medelson 1996:126 yang menyatakan bahwa asset
dengan transaction cost yang tinggi akan ditahan lebih lama oleh investornya dan asset dengan transaction cost yang rendah akan ditahan lebih pendek
oleh investornya. Hasil studi Atkins yang dilakukan pada New York Stock Exchange dan
Nasdaq periode 1975 sampai 1991 menghasilkan kesimpulan yang sama,
selain itu hubungan yang lebih kuat antara kedua variabel tersebut terjadi pada Nasdaq yang memiliki spread lebih besar. Dari hasil kedua studi
tersebut semakin meyakinkan bahwa transaction cost yang dicerminkan oleh bid-ask
spread memang mempengaruhi keputusan investor dalam menentukan masa kepemilikan sahamnya.
32
Di Indonesia penelitian tentang hubungan antara transaction cost dengan holding period pernah dilakukan Leny dan Indriantoro 1999. Hasil
studi tersebut ternyata menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penemuan Atkins Atkin dan Dyl 1997:309. Leny dan Indriantoro 1999
menyimpulkan bahwa di BEJ, transaction cost tidak berpengaruh secara signifikan terhadap holding period, tetapi hanya variabel market value saja
yang merupakan cerminan dari besarnya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investor dalam menentukan masa
kepemilikan sahamnya. Pengaruh bid ask spread, market value dan risk of return terhadap
holding period disampaikan oleh Atkin dan Dyl 1997:309 yang menyatakan
bahwa: “…average holding period are funtion of bid ask spread, market value and risk of return”. Inti dari pernyataan tersebut adalah bahwa holding period
merupakan fungsi dari bid ask spread, market value dan risk of return secara simultan. Semakin tinggi ketiga variabel tersebut secara simultan, maka akan
semakin lama holding period, sebaliknya semakin rendah ketiga variabel tersebut secara simultan akan semakin pendek holding period. Hal yang sama
dinyatakan oleh Amihud dan Medelson 1996:228 dalam teori “basis for the proposition
”. Berdasarkan teori basis for the proposition transaction cost dapat mempengaruhi holding period yang artinya bahwa assets dengan biaya
transaksi tinggi akan dipegang oleh investor holding period dalam jangka waktu yang lama.
Demikian juga dengan nilai pasar assets market value dan
33
risiko pendapatan risk of return berdampak secara simultan terhadap jangka waktu investor dalam memegang sebuah assets holding period.
Berdasar pada asimetri teori dinyatakan bahwa adanya perbedaan informasi yang dimiliki antara manajemen dan investor. Perbedaan tersebut
menghasilkan bid-ask spread yang cukup luas. Dimana bid-ask spread berdasar penelitian Atkins and Dyl 1997 merupakan faktor dominan dalam
mempengaruhi holding period.
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti terdahulu yang dapat diikuti pada premis-premis sebagai berikut: a.
Premis 1: Subali dan Diana Zuhroh, 2002. Perubahan holding period ditentukan oleh variabel yang dimasukkan
dalam model, yaitu spread, market value dan risk of return saham b.
Premis 2: Jogiyanto 2000 Risiko merupakan unsur inti dari investasi, sehingga investor harus
memasukkan risiko sebagai pertimbangan investasi. Return saham memiliki hubungan positif dengan risiko saham, semakin tinggi return,
maka akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi. c.
Premis 3: Atkins dan Dyl 1997 Simpulan dari penelitian yang dilakukan di New York Stock Exchange
dan Nasdaq adalah secara meyakinkan transaction cost yang
34
dicerminkan oleh bid-ask spread berpengaruh terhadap keputusan investor dalam menentukan masa kepemilikan saham.
d. Premis 4: Leny dan Indriantoro 1999
Di BEJ transaction cost tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya holding period, tetapi hanya variabel market value saja yang
merupakan cerminan dari besarnya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investor dalam menentukan masa
kepemilikan sahamnya. e.
Premis 5: Agus Sartono 1999 Bid ask spread
berpengaruh terhadap likuiditas saham yang akhirnya berpengaruh terhadap holding period suatu saham.
f. Premis 6: Amihud dan Medelson 1996: 126
Asset dengan transaction cost yang tinggi akan ditahan lebih lama oleh investornya dan asset dengan transaction cost yang rendah akan ditahan
lebih pendek oleh investornya. g.
Premis 7: Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat 2000 Terdapat hubungan negatif antara volume perdagangan saham dan harga
return saham terhadap jangka waktu memegang saham hoding period
, dengan demikian semakin tinggi volume perdagangan saham dan harga return saham, maka akan semakin singkat holding period.
35
Bid Ask Spread X
1
Market Value X
2
Risk of Return X
3
Holding Period Y
Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis