maka adaptasi diperlukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap system manusia dan alam.
Risbey dkk. 1999 dalamGrothmann dan Anthony 2003 menjelaskan bahwa proses adaptasi terdiri dari empat tahap diantaranya adalah :
1. Sinyal deteksi, suatu mekanisme untuk menentukan mana hal yang harus
ditanggapi dan mana hal yang diabaikan 2.
Evaluasi,merupakan proses penafsiran sinyal dan merupakan bentuk evaluasi dari konsekuensi yang akan muncul di masa yang akan
3. Keputusan dan respon, merupakan proses yang menghasilkan perubahan
perilaku yang dapat diamati, dan 4.
Umpan balik, yaitu proses yang melibatkan pemantauan dari respon yang merupakan hasil keputusan hasil dari keputusan untuk menilai
apakah keputusan yang diambil sesuai dengan harapan atau tidak. Adaptasi tidak terjadi tanpa pengaruh dari faktor-faktor seperti sosial-
ekonomi, budaya, politik, geografis, ekologi dan kelembagaan yang membentuk interaksi manusia dengan lingkungan Eriksen dkk., 2011.
2.1.3 Kapasitas Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
Adaptasi sangat tergantung pada kapasitas beradaptasi dari suatu wilayah.Menurut Adger dkk.2007 kapasitas adaptasi merupakan kemampuan
sistem atau komunitas untuk mengatasi dampak dan resiko perubahan iklim, termasuk kemampuan untuk menentukan perilaku terhadap penggunaan sumber
daya dan teknologi.Kapasitas dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim pada
setiap komunitas masyarakat adalah berbeda.Banyak individu dan kelompok diantara masyarakat yang memiliki kapasitas rendah untuk beradaptasi terhadap
perubahan iklim. Peningkatan kapasitas adaptasi merupakan praktik cara mengatasi
perubahan dan ketidakpastian dalam perubahan iklim, termasuk variabilitas iklim dan iklim ekstrem. Peningkatan kapasitas adaptasi diperlukan untuk mengurangi
kerentanan, terutama untuk daerah, bangsa dan kelompok sosial ekonomi yang paling rentan.Hal ini diperkuat pernyataan Smith dkk. 2003 yang menyatakan
bahwa peningkatan kapasitas adaptasi dapat mengurangi kerentanan dan mendorong pembangunan berkelanjutan Smith dkk., 2003.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi kemampuan adaptasi yaitu: pendidikan; pendapatan; dan kesehatan, beberapa faktor khusus yang
mempengaruhi kapasitas adaptasi yaitu: tingkat kerentanan; institusional; pengetahuan dan teknologi Adger dkk., 2007. Sedangkan United Nations Task
Team 2011 menyatakan bahwa kapasitas adaptasi dipengaruhi oleh banyak faktor non-iklim dan sosial ekonomi seperti: kesehatan, keterampilan,
pengetahuan, pendidikan, modal sosial, infrastruktur, sumber daya alam dan modal keuangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa kapasitas adaptasi tidak
hanya ditentukan oleh faktor ekonomi dan pengembangan teknologi saja tapi juga ditentukan oleh faktor sosial seperti jaringan sosial dan kelembagaan serta struktur
pemerintahan Klein dan Smith, 2003 dalam Adger dkk., 2007. IPCC mengidentifikasi faktor sosial ekonomi masyarakat atau wilayah yang dianggap
menentukan kapasitas
adaptasi dan
adaptasi Smit
Pilifosova,
2001dalamGrothmann dan Anthony, 2003 diantaranya adalah : kekayaan ekonomisumber daya, akses teknologi, akses informasi dan keterampilan,
infrastruktur dan kelembagan. Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adaptasi
pada sektor pertanian adalah sebagai berikut:
1.
Pengalaman dalam suatu kegiatan pertanian. Studi di Ethiopia telah menunjukkan hubungan positif antara jumlah tahun pengalaman dalam
pertanian dan peningkatan adopsi teknologi pertanian Kebede, Kunjal, dan Coffin, 1990 dalam Deressa dkk., 2008.
2. Tingkat pendidikan serta keterampilan diyakini terkait dengan akses terhadap informasi mengenai perbaikan teknologi dan produktivitas yang lebih tinggi
Norris dan Batie, 1987 dalam Deressa dkk., 2008. Bukti dari berbagai sumber menunjukkan ada hubungan positif antara tingkat pendidikan kepala
rumah tangga dan adopsi perbaikan teknologi dan adaptasi perubahan iklim Maddison, 2006 dalam Deressa dkk., 2008.
3. Pendapatan Pertanian dan nonpertanian serta kepemilikan lahan dan ternak merupakan kekayaan. Adopsi teknologi pertanian membutuhkan dukungan
kesejahteraan keuangan yang cukup Knowler dan Bradshaw, 2007 dalam Deressa dkk., 2008. Penelitian lain menunjukkan bahwa pendapatan
berkolelasi positif dangan adopsi teknologi adaptasi Franzel, 1999 dalam Deressa dkk., 2008.
4. Kelembagaan Institusi yang digambarkan dengan berfungsinya penyuluh sebagai akses informasi pertanian, keuangan dan perubahan iklim bermanfaat
dalam membuat keputusan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Berbagai studi di negara berkembang, termasuk Ethiopia, melaporkan
hubungan positif yang kuat antara akses terhadap informasi dan adopsi teknologi Yirga, 2007 dalam Deressa dkk. 2008, dan bahwa akses
informasi melalui penyuluhan akan meningkatkan kemungkinan adaptasi perubahan iklim Nhemachena dan Hassan, 2007 dalam Deressa dkk. 2008.
Ketersediaan kredit akan memudahkan kendala biaya dan memungkinkan para petani untuk membeli input seperti pupuk, bibit, dan fasilitas irigasi.
Penelitian tentang penerapan teknologi pertanian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat adopsi dan ketersediaan kredit Yirga,2007.
dalam Deressa 2008. 5. Infrastruktur seperti jarak kedekatan dengan pasar merupakan faktor penentu
penting adaptasi, karena pasar berfungsi sebagai sarana bertukar informasi dengan petani lain Maddison, 2006 dalam Deressa dkk., 2008.
2.1.4 Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian