c. Uji t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II Tabel 10. Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 SIKLU
S1 - SIKLU
S2 -1.03704E1
8.97924 1.72806 -13.92244 -6.81830 -6.001 26 .000
Dari tabel diatas, hasil uji-t berpasangan tersebut menunjukan bahwa rata-rata perbedaan antara nilai1 dengan nilai2 adalah sebesar -1.0370. Hal
tersebut berarti ada peningkatan nilai prestasi belajar sesudah intervensi dengan peningkatan sebesar 1.03704.
Nilai t hitung adalah sebesar -6.001dengan sig 0.000. Karena sig 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai sebelum dan sesudah
perlakuan adalah sama tidak berbeda. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perlakuan mempengaruhi nilai prestasi belajar anak dalam kelas secara
signifikan.
B. Pembahasan
Hasil peningkatan prestasi pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar
No Peubah
Indikator Kondisi
awal Siklus I
Siklus II Target
Capaian Target
Capaian 1
Prestasi belajar
siswa Rata-rata
nilai ulangan
48,15 60
62,4 70
72,8
Persentase jumlah
siswa yang mencapai
KKM 33,3
60 62,9
80 85,2
Sedangkan perolehan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa
Siklus 1 Siklus 2
1 Nurkholis
65 70
2 Rahayu
30 50
3 Ramadhani
65 60
4 Rangga D
80 75
5 Rangga P
45 60
6 Rina Ayu
70 80
7 Risky W
50 80
8 Riski Adi
35 45
9 Risky D
35 55
10 Saiful
30 50
11 Septian
70 80
12 Siti Yulaekah
75 85
13 Valyutri
50 65
14 Vikri
70 80
15 Yayang
85 95
16 Navira
70 80
17 Prayuda
75 85
18 Muhamad
75 80
19 Alif D
85 90
20 Anastasia
50 75
21 Ema Pras
55 70
22 Devana
70 85
23 Dhifan
70 70
24 Mitsal
80 75
25 Adora
80 80
26 Berta
70 75
27 Muhammad
50 70
rata-rata 62,4
72,8
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika tahun pelajaran 20102011 masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata ulangan
siswa dan presentase siswa yang mencapai KKM masih rendah. Nilai rata-rata ulangan siswa adalah 48,15 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM 33,3 atau 9 siswa dari 27 siswa. Peneliti menduga bahwa selama ini guru masih cenderung menggunakan metode ceramah. Guru mengajar secara
klasikal dengan menyamaratakan kemampuan siswa. Selain hal tersebut, materi disampaikan secara abstrak dan tidak menarik, bahkan guru
meniadakan adanya alat peraga sebagai media pembelajaran. Hal ini bertentangan dengan Muhibbin Syah 2001: 132 yang menjelaskan bahwa
faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor pendekatan belajar siswa salah satunya adalah metode yang digunakan oleh
guru. Setelah diberi tindakan dengan menggunakan media realia, siklus I
meningkat secara signifikan dari kondisi awal. Peningkatan tersebut terlihat
dari hasil uji t satu sampel menunjukkan signifikasi sebesar 0,00 0,05. Rata-rata nilai ulangan siswa menjadi 62,4 dengan presentase siswa yang
mencapai KKM sebesar 62,9. Siklus pertama, ada beberapa anak yang masih kurang percaya diri untuk mengerjakan sendiri dan berusaha bertanya
pada teman. Namun demikian, situasi seperti ini jauh lebuh baik dibanding pada kondisi awal. Sesuai dengan Dientje Borman Ramampuk 1998: 28
untuk meningkatkan mutu belajar mengajar seorang guru seharusnya harus menggunakan media sebagai channel. Channel tersebut ditentukan setelah
guru berkomunikasi dengan siswa agar channel yang digunakan sesuai dan cocok dengan keadaan siswa. Dalam hal ini guru menggunakan media realia
untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan menggunakan media
realia. Peningkatan prestasi belajar siklus II terbukti meningkat secara signifikan dari siklus I dengan hasil uji t menunjukkan signifikan adalah
0,000 0,05. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus II diperoleh nilai rata- rata kelas 72,8 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar
85,2. Siswa lebih tertib dalam melaksanakan tugas dari guru. Siswa juga lebih aktif untuk berinteraksi dengan guru. Sesuai dengan Sudirman 1991:
219 bahwa media gambar memiliki beberapa keuntungan antara lain memberi kesan kuat dan menarik perhatian, dan dapat membantu daya ingat
siswa. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media realia.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN