HUMANITY PADA PERAWAT RUMAH SAKIT

40

C. HUMANITY PADA PERAWAT RUMAH SAKIT

Keberhasilan rumah sakit tidak jauh terlepas dari kinerja perawat sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan di rumah sakit. Apalagi tuntutan masyarakat semakin meningkat menjadikan perawat sebagai profesi yang mempunyai andil dan tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Pelayanan keperawatan yang berkualitas juga didukung dengan humanity yang ada pada diri perawat rumah sakit. Humanity merupakan kekuatan interpersonal yang melibatkan kedekatan dan pertemanan dengan orang lain serta menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada orang lain. Tidak banyaknya inidividu yang menyadari adanya tantangan-tantangan dalam melaksanakan pekerjaannya menjadikan perawat dinilai sebagai profesi yang hanya membutuhkan caring saja. Stigma masyarakat yang menyebut perawat sebagai pembantu dokter menjadikan peran dan posisi perawat di masyarakat semakin termarjinalkan Asmadi, 2008. Padahal perawat di rumah sakit diuji keberaniannya setiap hari. Tantangan seperti ambiguitas kerja, budaya rumah sakit yang bertentangan dengan pelayanan keperawatan, peluang promosi yang kecil, dan tuntutan kerja yang tinggi menjadikan perawat yang tidak mampu menghadapi tantangan ini merasa frustasi dan menjadi tidak bersemangat dalam bekerja Waltson, 2004. Perubahan global juga memberi dampak pada profesi, khususnya keperawatan. Asmadi 2008 mengemukakan tantangan-tantangan yang timbul akibat perubahan global tersebut, yaitu pergeseran pola penyakit dari penyakit Universitas Sumatera Utara 41 infeksi ke penyakit degeneratis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan masyarakat lebih kritis, peningkatan populasi lansia dan penurunan kelahiran, serta munculnya insidensi penyakit kronis. Tantangan- tantangan ini juga akan menguji kemampuan profesional dari perawat. Perawat yang memiliki humanity akan semakin menunjukkan profesionalisme dalam bekerja. Peterson Seligman 2004 membagi humanity menjadi tiga kekuatan karakter, yaitu love, kindness, dan social intelligence. Individu yang memiliki kekuatan karakter love akan memiliki sikap yang mampu menunjukkan kasih sayang, perhatian, dan kepedulian pada orang lain, karena kekuatan karakter love merupakan kondisi kognitif, perilaku dan emosional seseorang. Kemudian, individu yang memiliki kekuatan karakter kindness akan memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain tidak didasarkan pada prinsip timbal-balik atau hal-hal lain yang menguntungkan diri sendiri, tetapi karena orang tersebut memang berhak mendapatkannya. Selain itu, individu yang memiliki kekuatan karakter social Intelligence akan lebih mudah untuk memahami apa yag dibutuhkan oleh para pasien. Sejalan dengan fungsi dan tanggung jawabnya, tuntutan dan beban pekerjaan yang melebihi kemampuannya terkadang membuat perawat mengabaikan sentuhan kemanusiaan dalam memberikan pelayanan kepada pasiennya. Maka untuk itu perawat membutuhkan humanity agar mampu menjalankan peran dan tanggung jawabnya denga sebaik-baiknya. Universitas Sumatera Utara 42

D. KERANGKA BERFIKIR RUMAH SAKIT