28 e. Temperance
Virtue kelima yang dikemukakan ini berkaitan dengan kemampuan untuk menahan diri dan tidak melakukan sesuatu yang dianggap berlebihan. Virtue
temperance terdiri dari empat kekuatan karakter, yaitu forgiveness and mercy, humility and modesty, prudence dan self-regulation.
f. Transcendence Virtue transcendence merupakan kekuatan karakter yang terakhir yang
dikemukakan oleh Peterson Seligman 2004, virtue ini berkaitan dengan kemampuan individu menjalin hubungan dengan kekuatan semesta yang lebih
besar dan dengan demikian dapat memberikan makna bagi kehidupan individu tersebut. Virtue ini terdiri dari lima kekuatan karakter, yaitu appreciation of
beauty and excellence, gratitude, hope, humor, spirituality.
3. Virtue Humanity
1. Defenisi Humanity
Virtue humanity dalam psikologi dijelaskan sebagai sikap rendah hati atau prilaku prososial. Humanity merupakan sifat positif yang berwujud kemampuan
menjaga hubungan interpersonal. Peterson Seligman 2004 menyatakan bahwa humanity adalah kemampuan untuk mencintai, berbuat kebaikan sehingga mampu
beradaptasi dengan lingkungan. Awalnya dibangun melalui hubungan interpersonal yang kemudian meluas pada hubungan sosial.
Universitas Sumatera Utara
29
2. Klasifikasi Humanity
Peterson Seligman 2004 mengklasifikasikan humanity menjadi tiga kekuatan karakter, yaitu: love, kindness, dan social intelligence.
a. Love
1. Defenisi Love Love merupakan kondisi kognitif, konatif dan afektif seseorang. Dipahami
sebagai kemampuan untuk menerima, memberikan cinta, kepedulian pada diri sendiri dan orang lain dengan menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
Peterson Seligman, 2004. Selain dapat melibatkan lebih dari satu bentuk, love juga dapat memiliki
bentuk love yang berbeda pada waktu yang berbeda. Suatu hubungan bisa saja dibentuk oleh satu bentuk saja dan kemudian memperoleh bentuk love lainnya.
Hubungan romantis merupakan hubungan yang unik karena merupakan satu- satunya ikatan sosial yang memiliki tiga bentuk love tersebut.
2. Klasisfikasi Love Kelley, dalam Peterson Seligman 2004 berpendapat bahwa love ada
pada diri individu untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari. Peterson Seligman 2004 mengelompokkan love dalam tiga bentuk yaitu: love untuk
orang yang menjadi sumber utama kasih sayang orang tua, love untuk individu yang bergantung pada kita teman, love yang melibatkan hasrat untuk kelekatan
seksual, fisik dan emosional dengan individu yang kita anggap spesial dan membuat kita merasa spesial, biasa disebut cinta romantik kekasih.
Universitas Sumatera Utara
30
b. Kindness
Peterson Seligman 2004 mendefinisikan kindness sebagai tindakan sukarela dalam memberikan pertolongan dan kepedulian kepada orang lain.
Berkaitan erat dalam hal kemanusiaan, dalam arti semua orang berhak mendapat perhatian dan pengakuan tanpa alasan tertentu, namun hanya karena mereka
memang berhak mendapatkannya. Kindness ini tidak didasarkan pada prinsip timbal-balik, pencapaian reputasi, atau hal lain yang menguntungkan diri sendiri,
meskipun efek tersebut bisa saja muncul.
c. Social Intelligence
1. Definisi Social Intelligence Social intelligence adalah kemampuan untuk mengenal dan mempengaruhi
diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat beradaptasi di lingkungan dengan baik Peterson Seligman,2004.
2. Klasifikasi Social Intelligence Peterson Seligman 2004 mengelompokkan inteligensi kedalam tiga
jenis, yaitu: 1 Personal: Melibatkan pemahaman dan penilaian terhadap diri sendiri secara akurat, termasuk kemapuan memotivasi diri, emosional dan proses
dinamis. 2 Emosional: mengarah pada kemampuan untuk menilai semua yang berkaitan dengan emosional sebagai sumber penilaian untuk bertindak tepat. 3
Sosial: berkaitan dengan hubungan sosial yang melibatkan kedekatan, kepercayaan, persuasi, keanggotaan kelompok, dan kekuatan politik. Secara
konseptual, ketiga inteligensi saling berkaitan, tetapi secara empiris keterlibatannya tidak dapat dipahami dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
31
3. Faktor Pembentukan dan Perkembangan Karakter
Virtue merupakan karakter utama yang secara universal dimiliki individu. Karakter yang dimaksud dalam hal ini merupakan human goodness yaitu kebaikan
dalam diri dan direfleksikan melalui pikiran, perasaan serta tindakannya yang disebut sebagai caharacter strength Peterson Seligman, 2004. Maka,
caharcter strength merupakan karakter baik yang tampak pada individu untuk menampilkan virtue yang dimilikinya.
Allport dalam Suryabrata, 2008 menyatakan bahwa karakter dan kepribadian adalah salah satu dan sama. Pembentukan karakter sama halnya pula
dengan pembentukan kepribadian. Dalam penelitian ini karakter yang dimaksud adalah virtue yakni trait positive yang dimiliki individu Petrson Seligman,
2004. Hart Narvaez Lapsley, 2009 mengajukan sebuah model identitas
moral yang berperan penting terhadap adaptasi karakteristik dan disposisi genetik. Menurut model ini, identitas moral dipengaruhi oleh dua hal, yakni
genetik dan lingkungan sosial budaya, kelas sosial, keluarga, dan teman. Perkembangan dan pembentukan karakter terjadi di sepanjang rentang
kehidupan Narves Lapsley, 2009. Para psikolog kepribadian mengemukakan bahwa, perkembangan psikologis tiap individu menuju dewasa berbeda satu
dengan yang lainnya. Ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan individu disebabkan oleh genetik dan lingkungan. Peneliti mengidentifikasi interaksi antara faktor
genetik dan lingkungan. Mereka mengakui bahwa genetik dan lingkungan bukan
Universitas Sumatera Utara
32 sesuatu yang terpisah, melinkan saling berinteraksi. Contohnya, pengalaman yang
kita alami akan mempengaruhi pembentukan kepribadian kita Pervin, 2005. Pervin 2005 menjelaskan lebih lanjut mengani faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian, yaitu: 1. genetik nature
Faktor genetik berperan penting dalam pembentukan kepribadian dan perbedaan individu. Kepribadian dipengaruhi oleh dasar biologis, yaitu dalam
penelitiannya bahwa individu berbeda dalam fungsi sestem otak dan sistem limbik yang berkontribusi pada perkembangan kepribadian individu. Intinya, mekanisme
genetik mempengaruhi aspek kepribadian secara spesifik. 2. Lingkungan nurture
Para psikolog mengakui bahwa lingkungan berperan penting dalam perkembangan kepribadian. Lingkungan dapat membentuk persamaan dan
perbedaan antar individu. Berikut faktor penting lingkungan dalam perkembangan kepribadian seseorang:
a. Budaya Budaya adalah kebiasaan sosial yang terinternalisasi dari suatu komunitas
Hogg, 2002. Kepribadian seseorang juga merupakan hasil keanggotaan dalam kelompok budaya tertentu. Seperti pembelajaran perilaku, ritual, kepercayaan,
filosofi hidup, peran dalam komunitas, nilai dan prinsip yang terpenting dalam kehidupan.
Budaya juga
menggambarkan kebutuhan
dan cara
kita mengekspresikan emosi, perasaan, hubungan dengan orang lain, cara berpikir dan
cara kita mengatasi kehidupan hingga kematian.
Universitas Sumatera Utara
33 b. Kelas sosial
Kelas sosial juga mempengaruhi pembentukan kepribadian dan status individu, diantaranya kelas menengah kebawah-keatas, status pekerjaan atau
perofesional. Kelas sosial juga menentukan peran dalam bekerja, pendapatan dan hak istimewa. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi cara mereka memandang
dirinya, cara penerimaan terhadap anggota sosial lainnya, hingga cara memperoleh serta menggunakan materi yang dimilikinya. Selain itu, status sosial
ekonomi mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosional individu Bradley dan Corwyn, 2002. Sama halnya dengan budaya, kelas sosial juga mempengaruhi
kapasitas, sikap, serta membentuk perilaku individu dalam memberikan respon terhadap suatu situasi.
c. Keluarga Faktor penting lainnya dalam pengaruh lingkungan adalah keluarga. Pola
asuh orang tua yang otoritarian, otoritatif, mengabaikan, memanjakan ataupun orang tua yang peduli terhadap kebebasan dialogis dan kemandirian anak akan
memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak tersebut. Pengaruh orang tua terhadap anak terjadi melalui tiga cara, yaitu:
1. Perilaku orang tua dalam menghadapi situasi 2. Model peran modelling
3. Pemberian rewardpunishment 4. Teman sebaya
Pengaruh teman sebaya lebih kuat dalam perkembangan kepribadian dari pada keluarga. Anak dari suatu keluarga berbeda dikarenakan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
34 pengalaman di luar rumah yang mereka miliki dan pengalaman didalam rumah
tidak membentuk kesamaan antar anak. Kesimpulannya, varias material genetik dalam keluarga ditambah pengaruh sosial di luar lingkungan keluarga dianggap
sebagai hal yang mempengaruhi kepribadian yang tampak.
B. PERAWAT 1. Defenisi Perawat
Perawat berasal dari kata Latin nutrix yang artinya merawat atau memelihara. Seorang perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat dan
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit atau cedera dan proses penuaan Taylor, dkk dalam Gaffar, 1999. Perawat dalam penelitian ini
adalah orang yang merawat memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit atau cedera dan proses penuaan Taylor, dkk dalam Gaffar, 1999.
Perawat memiliki fungsi dalam melaksanakan praktek keperawatannya. Nursalam 2007, mendefinisikan keperawatan sebagai seuatu bentuk pelayanan
profesional yang merupaka bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan disini adalah bagaimana perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan memperlakukan pasien sebagai manusia.
Universitas Sumatera Utara