3
baik dalam bentuk makalah maupun skripsi yang secara khusus membahas kepribadian ekstrovert dan introvert tokoh-tokoh Legenda Putri Pinang Mancung.
Perilaku yang beragam dari manusia sering menimbulkan tanda tanya tentang apa yang membuat setiap manusia mempunyai perilaku yang beragam. Itu
dikarenakan karakter psikologi setiap manusia yang berbeda-beda. Dan bila ingin mempelajari manusia lebih jauh dan mendalam diperlukan psikologi. Apalagi saat
ini sering kita dengar dan kita lihat banyak manusia yang mengalami konflik kejiwaan baik dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi yang sering kita sebut gila.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi pola kejiwaan manusia. Tidak sedikit manusia yang termotifasi oleh lingkungan dan ada pula yang menjadi strees
karena tidak mampu mengimbangi pola hidup dilingkungannya. Dan hal itulah yang akan diteliti penulis dalam Legenda Putri Pinang Mancung khususnya
tentang kepribadian ekstrovert dan introvert tokoh-tokoh didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Terlalu luasnya materi cakupan sastra dapat berpengaruh terhadap hasil karya sastra itu sendiri. Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya cabang ilmu sastra
yang ada saat ini. Maka dari itu penulis membatasi masalah agar pembahasan di jalur yang tepat dan terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan pokok.
Maka sesuai dengan judul penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Mengenai aspek psikologiswatak tokoh dalam Legenda Putri Pinang
Mancung.
Universitas Sumatera Utara
4
2. Mengenai kepribadian ekstrovert dan introvert tokoh-tokoh Legenda
Putri Pinang Mancung
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah inventaris budaya Melayu, yang sampai saat ini hampir punah ditelan arus globalisasi dan
perkembangan jaman. Kajian ini diharapkan menjadi salah satu dari sekian banyak referensi untuk memberikan kontribusi dalam usaha mempertahankan
budaya daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan di
atas, yaitu : 1.
Untuk mengetahui psikologis para tokoh dalam Legenda Putri Pinang Mancung
2. Untuk mengetahui kepribadian ekstrovert dan introvert tokoh dalam
Legenda Putri Pinang Mancung
1.4 Manfaat penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis pada khususnya. Dan
diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai: 1.
Untuk menambah khazanah Budaya Melayu Sumatera Utara 2.
Sebagai simbol pengapresiasian terhadap karya sastra
Universitas Sumatera Utara
5
3. Menambah inventaris di Departemen Sastra Daerah Universitas Sumatera
Utara 4.
Sebagai rujukan bagi masyarakat umum yang tertarik pada Legenda Putri Pinang Mancung
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah singkat Kerajaan Padang Bedagai
Menurut sejarah,Kerajaan Padang diperintah Tuan Hapultakan Saragih Dasalak yang asalnya dari daratan Simalungun. Beliau masuk Islam di tahun
1630. Lalu beliau memakai nama Umar Baginda Saleh Komar. Beliau ini merupakan Raja yang pertama di Kerajaan Padang. Ia memerintah dengan
bijaksana, karena itu memiliki pengaruh besar di tengah-tengah masyarakatnya. Raja Umar Baginda Saleh Komar mempunyai empat putra dan seorang putri.
Keempat putra itu antaranya, Marah Muhammad Ledin, Ia meninggal di saat masih muda, Marah Sudin, Marah Ali Maludin, dan seorang lagi yaitu Marah
Adam. Sedang yang seorang lagi adalah putri, ia bernama Puang Zainab Panak boru, anak ke-2.Saat Raja Umar Baginda Saleh Komar memerintah, kerajaan
selalu ingin memperluas wilayahnya, sehingga Kerajaan Padang memiliki kekuasaan yang jauh keluar dari lingkungan kerajaan wilayah Padang. Namun
sayangnya tatkala kerajaan sedang jaya-jayanya, Raja Umar Baginda Saleh Komar meninggal dunia. Kedudukan raja dipegang oleh anak yang ketiga
bernama Marah Sudin. Sedang putra yang lain keturunannya mewakili Kerajaan Padang dan menguasai wilayah, ia adalah Ali Maludin. Tidak hanya terbatas pada
wilayah Pabatu, tetapi malah lebih jauh lagi sampai ke Dalak Merawan. Dan tidak lama lagi Marah Sudin diangkat sebagai raja kedua pengganti ayahanda yang
memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu Marah Sudin, Marah Saleh Safar, dan Sultan Ali. Setelah mereka dewasa dan berkeluarga masing-masing membentuk
Universitas Sumatera Utara
7
wilayah kekuasaan baru. Marah Saleh Safar beserta keturunannya membentuk wilayah baru berkedudukan di Mandaris yang letaknya berbatasan dengan
Kerajaan Tanjung Kasau. Ia merupakan wakil dari Raja Padang kekuasaan ayahnya yang telah wafat lebih dahulu. Sedang Sutan Ali memiliki kedudukan di
Kampung Bulianialahsatu bagian dari wilayah kekuasaan Raja Padang di abad XVI. Sejarah Kerajaan Padang pada masa-masa berikutnya dengan wafatnya Raja
Marah Sudin yang saat itu berkedudukan di Kerajaan Padang, lalu kekuasaan dialihkan kepada putranya yang bernama Raja Marah Saladin sebagai raja III.
Menurut sejarah, pemerintahan Kerajaan Padang saat dipegang oleh Raja Marah Saladin, rakyat di kerajaan itu merasakan suatu kegembiraan seperti yang
diinginkan. Semua rakyat merasa hidup makmur karena hasil pertanian melimpah. Sedang pungutan pajak tidak memberatkan rakyat. Tetapi akibat kesehatannya
terus menerus memburuk, tidak lama kemudian beliau pun wafat, rakyat pun merasa bersedih. Dalam mengisi kedudukan Raja Padang untuk masa berikutnya,
yaitu raja IV, bernama Marah Adam. Dalam pemerintahan Raja Marah Adam, Kerajaan Padang tidak sejaya saat diperintah oleh ayahnya. Dalam pemerintahan
Marah Adam terdapat berbagai kelemahan-kelemahan. Raja Marah Adam wafat lalu diangkat raja Syahdewa yang merupakan putra pertama raja Marah Adam.
Peristiwa penggantian ini berlangsung tahun 1780. Raja Syahdewa memerintah dengan kemampuan yang ada. Setelah Raja Syahdewa wafat lalu digantikan oleh
Raja Sidin, sebagai raja VI, Raja Sidin inipun bertahta hingga usia tua. Lalu setelah Raja Sidin wafat, diangkatlah Raja Padang yang bernama Raja Pangeran.
Ini merupakan raja VII di Kerajaan Padang. Dalam sejarah Kota Tebing Tinggi, Raja Pangeran inilah yang merupakan pendiri Kota Tebing Tinggi yang saat ini
Universitas Sumatera Utara
8
yang terus berbenah diri. Bahkan Raja Pangeran lalu mendapat gelar Raja Tebing Pangeran. Menurut beberapa penuturan kalangan orang-orang tua di Kota Tebing
Tinggi menyebutkan raja yang bergelar Raja Tebing Pangeran inilah yang memerintah paling menonjol dalam membangun Kota Tebing Tinggi pada
pemerintahannya di tahun 1823, bahkan dalam sejarah pemerintahannya Raja Tebing Pangeran sempat membangun sebuah pangkalan yang dapat dijadikan
pusat jual beli hasil bumi penduduk sekitar Kota Tebing Tinggi. Menurut sejarah perkembangan Kota Tebing Tinggi tempat yang paling tepat untuk berjual beli
hasil bumi di Kota Tebing Tinggi pada masa-masa kejayaan Kerajaan Padang di Kota Tebing Tinggi adalah tempat di antara muara Sungai Bahilang dengan
Sungai Padang. Dan saat itu tempat itu diberi nama Pangkalan Tebing. Disitulah tempat orang-orang dari berbagai pelosok untuk transaksi jual beli hasil bumi dari
berbagai desa di sekitar tempat itu. Dan menurut sejarahnya lagi di tempat Pangkalan Tebing yang terletak antara Muara Bahilang dan Sungai Padang inilah
nama asal Kota Tebing Tinggi dimulai. Dalam kisah hidup Raja Tebing Pangeran dalam memajukan perdagangan di kota yang baru dibangun ini, Raja Tebing
Pangeran selalu mengadakan pengawasan ketat terhadap jalannya perdagangan yang ada di kawasan kekuasaanya. Berkat kesanggupannya dan kerja keras dalam
mengurus perdagangan di Kerajaan Padang maka lambat laun terciptalah Pelabuhan Bandar Khalifah. Dengan kegigihannya mengurus perdagangan inilah,
maka beliau semakin terkenal dan penduduk pun menjulukinya dengan gelar ”Raja Tebing Pangeran” dan istananya pun di Bandar Khalifah Tebing Tinggi
sampai seberang masih bisa dilihat di Desa Kampung Gelam. Hal ini suatu bukti bahwa Raja Tebing Pangeran memang benar-benar pemimpin yang patut menjadi
Universitas Sumatera Utara
9
contoh. Sejarah mencatat atas kejayaan Kerajaan Padang di Tebing Tinggi tatkala di kerajaan dipegang oleh Raja Tebing Pangeran, Kerajaan Deli yang terletak di
Kota Medan pun merasa iri, Sultan Usman Perkasa Alamsyah yang memerintah Kerajaan Deli menginginkan bahwa Kerajaan Padang takluk di bawah
kekuasaannya, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Raja Tebing Pangeran. Karena itu keduanya menyatakan perang. Dan terjadilah peperangan dahsyat. Berkat
bujukan Raja Sultan Deli Raja Siti seorang raja perempuan dari Kerajaan Bedagai turut menyerang Kerajaan Padang di Tebing Tinggi. Pasukan dari
Kerajaan Bedagai dipimpin Panglima Daud, ia Etnis Bugis. Tetapi dalam berbagai peperangan Panglima Daud tidak bisa mengalahkan Raja Tebing Pangeran di
Kerajaan Padang yang sudah kokoh kuat dan itu. Dalam sejarah peperangan antara Kerajaan Deli yang dibantu Raja Siti dari Kerajaan Bedagai dengan
Kerajaan Padang dengan rajanya Tebing Pangeran, pertempuran paling dahsyat adalah terjadi di tepian Sungai Padang yang dulu dikenal dengan nama Sungai
Berong dan sekarang orang menyebut Sungai Birong kini dikenal Desa Sei Barong. Kisah sei birong dalam bahasa kampung saat itu artinya hitam. Sebab
saat terjadi pertempuran sengit antara pasukan Kerajaan Deli, Bedagai dengan Kerajaan Padang, air sungai itu menjadi hitam. Hal ini karena air sungai itu
bercampur dengan darah manusia akibat pertempuran sengit menyebabkan pertempuran darah yang tidak dapat dielakkan lagi.Akibat pertempuran sengit itu
akhirnya kerajaan Deli menawarkan perundingan. Tempat perundingan berlangsung di Kerajaan Bedagai. Tetapi anehnya pada saat perundingan
berlangsung Raja Deli seolah-olah melakukan penghinaan terhadap Raja Tebing Pangeran. Caranya, saat dalam perjalanan ke Bedagai, tatkala rombongan Raja
Universitas Sumatera Utara
10
Tebing Pangeran sampai di Kampung Juhar Kecamatan Bandar Khalifah sekarang, Raja Tebing Pangeran dibunuh oleh Panglima Daud yang merupakan
komandan pasukan dari Kerajaan Bedagai. Bahkan senjata untuk membunuh Raja Tebing Pangeran adalah senjata pasukan dari Negeri Padang sendiri yang dicuri
dari seorang penghianat. Bahkan makam Raja Tebing Pangeran hingga sampai sekarang masih bisa dilihat secara jelas di Tanah Wakaf Kampung Gelam,
Kecamatan Bandar Khalifah, Serdang Bedagai. Sepeninggal Raja Tebing Pangeran, kaum bangsawan Kerajaan Padang masa itu lalu mengadakan
musyawarah untuk mengangkat raja baru. Dalam musyawarah yang berlangsung ketat akhirnya memutuskan untuk mengangkat Raja VIII Kerajaan Padang. Dan
pengangkatan raja tersebut terpilih adalah Marah Hukum yang kemudian bergelar Raja Geraha Groha. Pengangkatan Raja Geraha pada tahun 1823 hingga tahun
1870. Raja Geraha ini merupakan keturunan dari putra Puang Zainab yang bersuamikan laki-laki dari Barus bukan dari keturunan bangsawan.Dari sejarah
keturunan, sebenarnya yang harus menjadi raja adalah keturunan dari Raja Marah Saleh Safar yang salah satu putranya bernama Marah Jakfar atau juga keturunan
dari Raja Marah Sudin sendiri yang merupakan keturunan dari Raja Kedua Kerajaan Padang. Tetapi menurut penuturan penduduk Kerajaan Padang Marah
Jakfar ternyata menderita sakit gila. Sedangkan saat itu putra Raja Tebing Pangran sendiri masih belum berumur diangkat menjadi raja. Sejarah mencatat bahwa
rakyat dari Kerajaan Padang saat itu sebagian besar adalah berbagai etnis dan pada umumnya mereka memiliki sumber daya manusia yang baik. Dan akhirnya
mereka bisa mengembangkan Kerajaan Padang sebagai yang diharapkan kerajaan. Karenanya tidak ragu-ragu lagi Raja Geraha pun memberikan kehormatan pada
Universitas Sumatera Utara
11
rakyat Kerajaan Padang tersebut agar mereka lebih mengabdikan diri pada kerajaan. Di antara rakyat yang mendapat tanda penghormatan dari RajaGeraha
adalah OK Aliviah, Datuk Bandar Kajum, OK Matlahan, Tuan Rambutan, Bandar Hasan, OK Syahimbang Saragih, OK Bakir dan OK Dasiah serta Datuk Alang
yang kemudian diangkat menjadi Panglima Kerajaan Padang. Dengan kelengkapan panglima yang dipegang oleh Datuk Alang, Kerajaan Padang
semakin maju. Apalagi Raja Geraha memerintah dengan bijaksana. Semua rakyat Kerajaan Padang merasa aman, gembira karena mereka dapat cukup sandang dan
pangan. Bahkan tatkala Kerajaan Padang bertahta Raja Geraha ini banyak pendatang baru yang bermunculan. Hal ini karena mereka tahu bahwa Kerajaan
Padang sedang berjaya dan pembangunan sangat maju. Sehingga penduduk dari tempat lain misalnya dari Kerajaan Rayayang tidak jauh dari Kerajaan Padang
mereka berduyun-duyun merantau ke Kerajaan Padang. Berhubung pedagang itu semakin banyak jumlahnya, bahkan sebagian besar mereka memiliki sumber daya
manusia yang patut diharapkan, sehingga dapat mengembangkan Kerajaan Padang yang sudah bisa digolongkan sebagai kerajaan besar. Dari sebab itu, Raja
Geraha lalu memberikan gelar kehormatan kepada beberapa orang tokoh masyarakat atas pengabdiannya terhadap Kerajaan Padang yang dipimpin oleh
Raja Geraha
2.2 Teori Struktural