29
Mancung tidak percaya dengan tawaran pak Tua, tetapi akhirnya Putri Pinang Mnacung sepakat untuk dirubah menjadi sebuah bukit.
Ketika Putri Pinang Mancung telah menjadi bukit, datanglah seorang pemuda pencari kayu yang tidak lain adalah Tualang, dan memotong sebuah kayu
dibukit yang tidak lain adalah jelmaan Putri Pinang Mancung. Beberapa saat kemudian bukit itu berubah kembali kewujud asalnya yaitu Putri Pinang Mancung
dan membuat tualang bingung dan bahagia karena wanita yang dicintiannya berada tepat didepan matanya.
Akhirnya pihak istana mengetahui dimana keberadaan Putri Pinang Mancung, dan Putri Pinang Mancung dijemput Pulang ke istana. Sesmpainya di
istana Putri Pinang Mancung kembali dijodohkan. Putri Pinang Mancung melarikan diri kedua kalinya dan langsung menuju rumah Pak Tua. Setelah
sampai dirumah Pak Tua, dan ternyata Tualang telah menunggunya dan mereka berdua bertemu dan meminta Pak Tua untuk menikahkan mereka. Setelah mereka
dinikahkan mereka berubah menjadi bukit dan sungai. Putri Pinang Mancung menjadi Bukit yang indah sedangkan Tualang menjadi sungai.
4.1.2 Tema
Tema Legenda Putri Pinang Mancung adalah kekayaan bukanlah segalanya dan bukalanlah jaminan kebahagiaan dalam hidup ini, melainkan akal
budi dan ketidaksombongan. Hal itu dapat terlihat dalam kutipan berikut : “Ayahanda, mengapa Tualang tidak lagi bekerja di istana?”. “Itu
karena kedekatan ananda dengannya. Ananda tahukan, kalau ananda adalah seorang Putri Raja yang sedang berkuasa yang disegani dan
dihormati?. “Ananda tahu, tetapi Tualang adalah orang baik dan jujur, itu sebabnya ananda menaruh hati padanya” “Memalukan, sungguh perbuatan
yang memalukan. Ananda telah mencemarkan nama baik ayahanda.
Universitas Sumatera Utara
30
Sudahlah, tidak perlu ananda memuji-muji Tualang, ia bukanlah keturunan para bangsawan dan tidak sederajat dengan keluarga kita” jawab sang Raja
dengan emosi. Putri Pinang Mancung terdiam. Membisu seribu bahasa. Dia menunduk lesu menahankan beban perasaan yang harus
ditanggungnya karena harus berpisah dengan orang yang dicintainya. Air mata pun menetes sebagai bentuk kesedihan yang begitu mendalam.
Bagaikan pauh di layang. Melihat keadaan putrinya itu, Raja Tebing Pangeran menjadi terenyuh juga, lalu ia berkata,”Putriku…Engkau adalah
satu-satunya harapan ayahanda, yang kelak menjadi satu-satunya pewaris kerajaan ini. Engkaulah yang akan menjadi penerus kerajaan ini saat
ayahanda telah tiada. Sudah lama ayahanda berkeinginan hendak menikahkan ananda dengan seorang putra raja dari kerajaan yang
lokasinya di ujung sungai sana. Putra raja itu adalah seorang pria yang perkasa, mahir menunggang kuda. Selain itu, ia dikabarkan akan
menerima kekayaan yang tidak sedikit manakala ayahnya mangkat kelak…” sambung Raja Pangeran. Putri Pinang Mancung tetap saja
menunduk dan membisu, tak ingin mengomentari ucapan ayahnya. “Ananda Putri Pinang Mancung,,,” lanjut Raja Tebing Pangeran terkesan
membujuk. “Jadi, kalau ananda bersedia menikah dengan putra raja itu, sudah pasti hidup kalian akan senang dan bahagia.
Harta dan kekayaan bukanlah jaminan kebahagian bagi Putri Pinang Mancung, melainkan akal budi yang baik yang menjadikan hidup bahagia. Harta
dan kekayaan bisa hilang dalam sekejap mata, berbeda dengan kebaikan yang akan selalu diingat orang. Dan sekeras apapun Raja tebing Pangeran
Menjodohkan Putri Pinang Mancung dengan sesorang yang bergelimangan harta, Putri Pinang Mancung tetap memilih Tualang sebagai orang yang pantas Putri
Pinang Mancung cintai.
4.1.3 Watak dan Perwatakan Setelah membaca dan memahami Legenda Putri Pinang Mancung dapat