tiram,  sosis  jamur  tiram  belum  menunjukkan  titik  optimal  karena  sosis jamur tiram dengan perlakuan penambahan minyak 44, 48, dan 50
memiliki tingkat stabilitas emulsi yang sama, yaitu sebesar 80. Tejopranoto  1988  menyatakan  bahwa  makin  banyak  jumlah
minyak  yang  ditambahkan,  emulsi  cenderung  makin  tidak  stabil.  Hal  ini terjadi  karena  penambahan  minyak  yang  terlalu  banyak  akan
menyebabkan  jumlah  minyak  yang  tidak  seimbang  dengan  jumlah protein  dan  air  sehingga  ada  sebagian  minyak  yang  terselubungi  dan
terlepas dari sistem emulsi. Stabilitas  emulsi  sosis  jamur  tiram  dengan  perlakuan
penambahan  minyak  46  yang  lebih  rendah  dibandingkan  sosis  jamur tiram  dengan  perlakuan penambahan  minyak  44,  48,  dan  50  bisa
disebabkan oleh banyak faktor seperti proses pencampuran yang kurang sempurna  atau  adanya  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  stabilitas
emulsi  selama  masa  penyimpanan  seperti  suhu  penyimpanan.  Menurut Suryani  et  al  2000,  beberapa  faktor-faktor  yang  menyebabkan
ketidakstabilan  emulsi,  yaitu  kecepatan  dan  waktu  pencampuran  yang tidak  tepat,  tidak  sesuainya  rasio  antara  fase  terdispersi  dan  fase
pendispersi, dan guncangan mekanik atau getaran.
3.  Sifat Organoleptik Sosis Jamur Tiram
Penambahan minyak nabati dapat mempengaruhi sifat fisik sosis jamur tiram sehingga perlu diketahui tingkat kesukaannya. Hasilpenilaian
panelis terhadap sosis jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai rata-rata kesukaan terhadap sosis Jamur Tiram
Jumlah Penambahan
Minyak Aroma
Warna Kekenyalan
Rasa 40
5,00 4,43
4,52 5,33
42 5,00
4,19 5,00
5,38
44 5,05
5,62 4,43
5,57
46 4,62
4,38 3,95
5,19
48 5,00
5,00 5,33
5,48
50 4,90
4,29 4,00
5,14 Keterangan: Semakin besar nilai maka semakin disukai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a.  Aroma Berdasarkan hasil penilaian kesukaan terhadap aroma sosis
jamur tiram Lampiran 4 diketahui bahwa sosis jamur tiram dengan jumlah  penambahan  minyak  nabati  44  memiliki  rata-rata  tertinggi,
yakni  sebesar  5,05  atau  agak  disukai.  Sosis  jamur  tiram  dengan jumlah  penambahan  minyak  nabati  46  memiliki  rata-rata  aroma
terendah,  yakni  sebesar  4,62  atau  agak  disukai.  Berdasarkan  uji Kruskal  Wallis  terhadap  aroma  sosis  jamur  tiram  tidak  terdapat
perbedaan yang nyata p 0,05 di antara keenam sosis jamur tiram
yang diujikan. Aroma  sosis  jamur  tiram,  yakni  langu  khas  jamur  tiram.
Berdasarkan  hasil  pengujian  yang  dilakukan  oleh  Rahardjo  2003, kesukaan  panelis  terhadap  aroma  sosis  jamur  tiram  hanya
dipengaruhi  oleh  cara  penyajian  sehingga  perbedaan  aroma  dapat diperoleh  jika  cara  penyajian  sosis  jamur  tiram  berbeda.  Cara
penyajian yang disukai, yakni dengan digoreng. b.  Warna
Berdasarkan  hasil  penilaian  kesukaan  terhadap  warna  sosis jamur tiram Lampiran 5 diketahui bahwa sosis jamur tiram dengan
jumlah  penambahan  minyak  nabati  44  memiliki  rata-rata  tertinggi, yakni  sebesar  5,62  atau  disukai.  Sosis  jamur  tiram  dengan  jumlah
penambahan minyak  nabati 42 memiliki rata-rata warna terendah, yakni  sebesar  4,19  atau  netral.  Berdasarkan  uji  Kruskal  Wallis
terhadap  warna  sosis  jamur  tiram  terdapat  perbedaan  yang  nyata p
0,05 di antara keenam sosis jamur tiram yang diujikan. Warna  sosis  jamur  tiram,  yakni  putih  tulang  untuk  sosis
dengan  jumlah  penambahan  minyak  40.  Semakin  meningkat jumlah  penambahan  minyak,  warna  putih  semakin  gelap
kecoklatan.  Pengukusan  sosis  jamur  tiram  dapat  menyebabkan terjadinya  reaksi  pencoklatan  sehingga  semakin  meningkat  jumlah
penambahan  minyak  nabati  menyebabkan  warna  sosis  semakin gelap.  Apriyantono  2001,  menyatakan  bahwa  reaksi  pencoklatan
nonenzimatis  reaksi  Maillard  melibatkan  senyawa  karbonil  yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dapat berasal dari gula pereduksi atau hasil oksidasi asam askorbat, hidrolisis pati, dan oksidasi lipid.
c.  Kekenyalan Berdasarkan  hasil  penilaian  kesukaan  terhadap  kekenyalan
sosis  jamur  tiram  Lampiran  6  diketahui  bahwa  sosis  jamur  tiram dengan  jumlah  penambahan  minyak  nabati  48  memiliki  rata-rata
tertinggi,  yakni  sebesar  5,33  atau  agak  disukai.  Sosis  jamur  tiram dengan  jumlah  penambahan  minyak  nabati  46  memiliki  rata-rata
kekenyalan  terendah,  yakni  sebesar  3,95  atau  netral.  Berdasarkan uji  Kruskal  Wallis  terhadap  kekenyalan  sosis  jamur  tiram  terdapat
perbedaan yang nyata p 0,05 di antara keenam sosis jamur tiram
yang diujikan. Berdasarkan  hasil  uji  kesukaan  terhadap  kekenyalan  sosis
tempe yang dilakukan oleh Tejopranoto 1988, penambahan minyak yang terlalu banyak atau terlalu sedikit kurang disukai. Hal ini sesuai
dengan  hasil  uji  kesukaan  terhadap  kekenyalan  sosis  jamur  tiram. Jumlah penambahan minyak yang lebih disukai, yakni 48.
d.  Rasa Berdasarkan  hasil  penilaian  kesukaan  terhadap  rasa  sosis
jamur tiram Lampiran 7 diketahui bahwa sosis jamur tiram dengan jumlah  penambahan  minyak  nabati  44  memiliki  rata-rata  tertinggi,
yakni  sebesar  5,57  atau  disukai.  Sosis  jamur  tiram  dengan  jumlah penambahan  minyak  nabati  50  memiliki  rata-rata  rasa  terendah,
yakni sebesar 5,14 atau agak disukai. Berdasarkan uji Kruskal Wallis terhadap rasa sosis jamur tiram tidak terdapat perbedaan yang nyata
p 0,05 di antara keenam sosis jamur tiram yang diujikan.
Rasa  dari  sosis  jamur  tiram,  yakni  khas  jamur  tiram.  Rasa sosis jamur tiram tidak dipengaruhi oleh penambahan jumlah minyak
nabati  karena  rasa  sosis  jamur  tiram  didominasi  oleh  rasa  khas jamur tiram. Hasil pengujian ini sesuai dengan hasil pengujian yang
dilakukan  oleh  Rahardjo  2003  terhadap  sosis  jamur  tiram,  yakni memiliki rasa khas jamur tiram.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.  Analisa Keputusan