Minyak Goreng Kerusakan Lemak Dan Minyak

4. Minyak Goreng

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar, biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola. Minyak goreng diperoleh dari hasil tahap akhir proses pemurnian minyak dan terdiri atas beragam jenis senyawa trigliserida. Minyak goreng tersusun oleh berbagai jenis asam lemak jenuhtak jenuh. Lipid sederhana dalam bahan pangan mengandung jenis molekul trigliserida yang beragam yang disebabkan oleh perbedaan asam lemak yang terikat pada stuktur gliserol. Minyak kedelai, minyak zaitun, minyak jagung, dan minyak kacang tanah banyak mengandung asam lemak tak jenuh 85-90, sedangkan minyak kelapa banyak mengandung asam lemak jenuh 91. Komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh pada beberapa minyak goreng dapat dilihat pada Tabel 5 Kusnandar, 2010. Tabel 5. Komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh pada beberapa minyak goreng Asam Lemak Sumber Pangan Minyak Zaitun Minyak Sawit Minyak Jagung Minyak Kacang Tanah Minyak Kedelai Minyak Kelapa Jenuh C10 - - - - - 12 C12 Laurat - 0,2 - - - 44 C14 Miristat 1 1,1 1 - - 18 C16 Palmitat 5 44 10 8 12 11 C18 Stearat 2 4,5 2 4 2 6 Tak Jenuh C18:1 Oleat 83 39,2 40 60 24 7 C18:2 Linoleat 7 10,1 40 25 54 2 C18:3 Linolenat 0,4 8 - Sumber: Kusnandar, 2010 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Kerusakan Lemak Dan Minyak

Bentuk kerusakan terutama ketengikan yang paling penting disebabkan oleh aksi oksigen udara terhadap lemak. Kecepatan proses oksidasinya tergantung dari tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Dalam bahan pangan berlemak, konstituen yang mudah mengalami oksidasi spontan adalah asam lemak tak jenuh. Faktor-faktor yang mempercepat oksidasi akselerator dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu a radiasi, misalnya oleh panas dan cahaya, b bahan pengoksidasi oxidizing agent misalnya peroksida, perasid, ozone, asam nitrat serta beberapa senyawa organik nitro, dan aldehida aromatik, c katalis metal khususnya garam dari beberapa macam logam berat dan d sistem oksidasi, misalnya adanya katalis organik yang labil terhadap panas. Cara pencegahan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan oksidasi dapat dilihat pada Tabel 6 Ketaren. 2008. Tabel 6. Cara pencegahan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan oksidasi Akselerator DihambatDicegah Dengan

1. Suhu tinggi Suhu rendah refrigerasi