1. 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keterbukaan diri self disclosure siswa SMPK St.
Stanislaus II kepada guru Bimbingan Konseling BK? 2.
Bagaimana teknik guru BK meningkatkan keterbukaan siswa SMP?
1. 3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas adalah: untuk menggambarkan keterbukaan diri self disclosure siswa SMPK St.
Stanislaus II kepada guru Bimbingan Konseling BK serta teknik meningkatkan keterbukaan siswa SMP kepada guru BK.
1. 4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis maupun praktis:
1. Kegunaan Teoritis
Untuk dapat menambah wacana serta memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi
sebagai bahan masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a Memberikan referensi bagi penelitian lain sebagai acuan
pengembangan penelitian selanjutnya b
Untuk memberikan masukan kepada sekolah- sekolah yang
memiliki tingkat keterbukaan siswa rendah c
Diharapkan mampu menambah wawasan dari pentingnya self disclosure dalam komunikasi interpersonal, terlebih bagi remaja
yang masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang disekitarnya.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. 1 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang penelitian ini, penulis mencari jurnal penelitian ilmu komunikasi yang relevan. Dengan adanya jurnal tersebut diharapkan
dapat digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian pertama ditulis oleh Fransisca Michellida. A tahun 2013 , dengan judul
“Self Disclosure Perempuan Pengidap Kanker Payudara Kepada Kekasihnya”. Latar belakang masalah dalam penelitian tersebut, yaitu
tidak semua orang yang mengidap sebuah penyakit dapat melakukan self disclosure kepada orang terdekatnya. Peneliti melihat beberapa kasus;
seorang perempuan pengidap kanker payudara tidak berani mengungkapkan penyakitnya kepada orang terdekatnya karena rasa malu
dan tidak percaya diri. Melalui penelitian tersebut, diperoleh temuan bahwa makna self disclosure seorang perempuan pengidap kanker
payudara kepada adalah kebutuhan untuk terbuka, pengembangan hubungan dan kepercayaan. Self disclosure juga menjadi sebuah titik
awal untuk terbuka dengan orang lain. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui makna
dan proses self disclosure perempuan pengidap kanker payudara kepada kekasihnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologi. Temuan data yang didapatkan dari hasil wawancara
dengan informan, direduksi untuk memilah data yang dipakai dan juga yang mendukung topik penelitian tersebut. Dari proses reduksi data yang
dilakukan oleh peneliti, ada beberapa makna dalam proses self disclosure perempuan pengidap kanker payudara kepada kekasihnya, yaitu 1
Sebagai kebutuhan untuk bersikap terbuka, 2 Untuk pengembangan hubungan, 3 Kepercayaan, 4 Titik awal terbuka kepada orang lain.
Peneleitian lainnya dilakukan oleh Maryam B. Gainau dengan judul “Keterbukaan Diri Self Disclosure Siswa Dalam Perspektif
Budaya dan Implikasinya Bagi Konseling”. Keterbukaan diri Self Disclosure merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam interaksi sosial. Ketrampilan self disclosure yang dimiliki oleh remaja, akan membantu siswa dalam mencapai kesuksesan akademik dan
penyesuaian diri. Jika remaja tidak memiliki self disclosure, maka ia akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Budaya mempengaruhi cara pandang, dan sikapnya terhadap orang lain. Sikap budaya siswa yang kurang terbuka akan mengakibatkan
hubungan sosial menjadi kurang baik, rasa minder, takut dan cemas mengungkapkan pendapat atau ide. Untuk itu konselor perlu melakukan
berbagai upaya untuk mengembangkan siswa untuk bersosialisasi khususnya mengenai keterbukaan dirinya.
Berikut beberapa kesimpulan dalam penelitian ini: 1 Keterbukaan diri self disclosure sangat penting dalam hubungan sosial
dengan orang lain. Individu yang mampu membuka diri akan dapat
mengungkapkan diri secara tepat, terbukti mampu menyesuaikan diri, dll 2 Keterbukaan diri self disclosure sangat dipengaruhi budaya baik itu
nilai- nilai, aturan- aturan, cara pandang, dan sikap seseorang terhadap lingkungannya. 3 Kompetensi konselor sangat diperlukan dalam
memberikan konseling bagi anak yang mengalami kesulitan self disclosure. 4 Kompetensi konselor sangat diperlukan dalam
memberikan konseling bagi anak yang mengalami kesulitan self disclosure.
2. 2 Landasan Teori