Dalam penelitian ini, peneliti berusahan mendalami aspek subjek dari perilaku manusia dengan cara masuk ke dunia konspetual
orang- orang yang diteliti sehingga dapat dimengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari-
harinya. Pendekatan ini bukan berarti peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang diteliti Moleong, 1996: 4- 13.
Pendekatan kualitatif sifatnya fenomenologis untuk memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang- orang biasa dalam situasi-
situasi tertentu, realitas sosial, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial.
3. 2 Definisi Konseptual
Definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Self Disclosure Self disclosure adalah komunikasi yang menyatakan
pengakuan tentang diri sendiri. Karena self disclosure adalah jenis komunikasi yang tidak hanya menyertakan pernyataan tetapi juga
terdapat maksud dari bahasa non verbal. Seperti halnya kita membuka rahasia kepada teman dekat kita dan melakukan
pengakuan kepada publik pada acara talk show di televisi De Vito, 2006: 103. Dengan adanya keterbukaan, komunikasi akan menjadi
efektif dalam menciptakan hubungan yang lebih bermakna. Dalam komunikasi, self disclosure sangat penting untuk membina hubungan
interpersonal.
b. Komunikasi Terapeutik
Terapeutik merupakan segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan, sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri
adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien. Komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi para perawat Damaiyanti, 2010: 11.
3. 3 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kota Surabaya, tepatnya di SMPK St. Stanislaus II. Pemilihan kota Surabaya dilakukan karena merupakan
kota metropolitan dan salah satu kota besar yang menjadi target pelajar dari luar kota.
Sedangkan alasan peneliti memilih SMPK St. Stanislaus sebagai tempat penelitian, karena sekolah ini memiliki tingkat keterbukaan diri
self disclosure siswa yang tinggi jika dibandingkan beberapa sekolah lainnya. Menurut M.G Lanny, selaku guru BK, keterbukaan siswa hampir
mencapai 90 dari 204 siswa.
3. 4 Kriteria Informan
Jenis penelitian ini adalah riset kualitatif. Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat
kontekstual dan kasuistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan. Karena itu pada riset kualitatif tidak dikenal
istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut informan atau subyek
penelitian. Informan adalah objek penting dalam sebuah penelitian. Informan
adalah orang-orang dalam latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Tanpa
seorang Informan kita tidak mungkin mendapatkan hasil atau inti dari sebuah penelitian.
Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah: 1.
Murid SMPK St. Stanislaus II yang dipanggil ke ruang BK karena pelanggaran. Dengan kriteria :
a. Tingkat pelanggaran tertinggi di sekolah
b. Jumlah informan sebanyak dua orang murid putra dan putri
2. Murid SMPK St. Stanislaus II yang mendatangi ruang BK atas
inisiatif sendiri. Dengan kriteria : a.
Tingkat kunjungan ke ruang BK tertinggi di sekolah b.
Jumlah informan sebanyak dua orang murid putra dan putri 3.
Guru Bimbingan Konseling BK SMPK St. Stanislaus II Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan dengan jumlah
sampel yang dipergunakan karena bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi maka tidak perlu lagi
mencari informan baru dan proses pencarian informasi dianggap selesai.
Bungin, 2003: 53. 3. 5
Metode Pengumpulan Data
Secara umum dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui teknik- tenik dibawah ini:
1. Wawancara Mendalam in-depth interviewing
Teknik In Depth Interview dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yang dicapai. Sebagai peneliti dengan metode kualitatif
maka peneliti harus dapat menampilkan kekayaan dan kerincian data. Sifatnya yang one on one juga akan mendukung keberhasilan
wawancara. Namun demikian juga teknik- teknik penelitian lain, in
depth interview juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan utamanya adalah kekayaan data yang diperoleh. In depth interview
mampu menghasilkan respon yang lebih akurat dalam penelitian yang membahas topik- topik sensitif. Hubungan yang dekat antara
informan dan peneliti mempermudah untuk menggali topik- topik tertentu yang mungkin masih tabu dalam pendekatan lain Wimmer
Dominic, 2002: 122. Sedangkan kelemahan in depth interview adalah adanya
kecenderungan untuk menggeneralisasikan. in depth interview biasanya dilakukan dengan sample yang kecil dan tidak acak.
Karena interview biasanya dilakukan tanpa menggunakan standar- standar tertentu, masing- masing informan dapat memberikan
berbagai variasi jawaban dari sebuah pertanyaan, bahkan sangat mungkin bila seorang informan memberikan jawaban atas
pertanyaan yang tidak ditanyakan pada informan lain. Kelemahan lainnya adalah adanya bias dari peneliti tanpa sengaja
terkomunikasikan, misalnya melalui perilaku non verbal atau tekanan suara. Hal ini dapat mempengaruhi validitas dari jawaban
informasi. 2.
Mencatat dan Mengumpulkan Dokumen Teknik ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data hasil
di lapangan untuk selanjutnya dilakukan analisis guna memperoleh gambaran nyata tentang bagaimana kondisi objektifnya. Disamping
dicatat dokumen dan arsip yang akan sangat bermanfaat dalam melengkapi, membandingkan serta memperkuat hasil wawancara
mendalam.
3. 6 Metode Analisis Data