psikologik akan menampakkan diri dalam bentuk sakit fisik dan sakit psikis, antara laina: kesehatan jiwa terganggu, orang dapat menjadi agresif,
dapat menjadi depresi, dapat menderita neurosis cemas, dapat menderita gangguan psikosomatik, dan dapat tidak sehat badan atau menderita
penyakit fisik yaitu: tekanan darah tinggi, sakit jantung, sesak nafas, radang usus, sakit kepala, sakit eksim kulit, konstipasi, arthritis, kanker
http:pranaindonesia.wordpress.com .
2.2.5. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi
Prilaku manusia adalah prilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, etika, emosi, kekuasaan, persuasi, danatau
genetika http:id.wikipedia.org
. sedangkan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat http:id.wikipedi.org
. sehinggga oleh Rampengan 1997 dalam Afifah 2004:15 prilaku belajar
didefinisikan sebagai kebiasaan belajar yang merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang – ulang sehingga menjadi
otomatis dan spontan Surachmat 2001 mengemukakan lima hal yang berhubungan
dengan prilaku belajar yang baik, yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buka, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan
menghadapi ujian. Calhoun dan acocella 2005 menyatakan bahwa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal Marita, dkk, 2008:4.
Kebiasaan belajar yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar diperguruan tinggi. Akibatnya adalah
banyak mahasiswa yang lebih mementingkan nilai dari pada proses belajar yang benar, sehingga mahasiswa tersebut merasa frustasi dalam
menjalankan proses belajar suwardjono 2004.
2.2.6. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa
Akuntansi
Kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi
fokus dipendidian formal dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses dibidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup
tidak hanya ini saja. Pandangan yang baru berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain diluar kecerdasan intelektual IQ, seperti bakat,
ketajaman pengamatan sosial, kematangan emosional, dan lain – lain yang harus dikembangkan Melandy dan Azizah, 2006:5.
Kamus bahasa indonesia kontemporer mendefinisikan emosi sebagai keadaan yang keras yang timbul dari hati, perasaan jiwa yang kuat
seperti sedih, luapan prasaan yang berkembang dan surut dalam waktu cepat. Emosi adalah hal – hal yang berhubungan dengan emosi
Suryaningsum, dkk,2004:352.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Mayer dan Salovey dalam arbadiati dan kurniati, 2007 mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu
pikiran, memahami
perasaan dan
maknanya, serta
mengendalikan perasaan
secara mendalam
sehingga membantu
perkembangan emosi intelektual. Reuven
Bar-On dalam
Arbadiati dan
Kurniati, 2007
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi dan kecakapan non-kognitif yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk dapat berhasil untuk mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan, sehingga seseorang tersebut dapat mengatasi stres yang akan
datang.
2.3. Kerangka Pikir
Menurut beberapa rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini nambak pada
gambar berikut ini:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.