Tinjauan Penelitian terdahulu Komunikasi Pendidikan

19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian terdahulu

Berikut ini akan dipaparkan mengenai contoh penelitian lain sebagai Tinjauan Penelitian Terdahulu yaitu : Skripsi Ida Wiendijarti “Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam Pendidikan Seksual”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola asuh dan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dalam pendidikan seks remaja. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalan metode kualitatif-interpretatif, yang menggabungkan metode penelitian survai, in-depth-interview, dan metode focus group discussion. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat adanya perbedaan perlakuan antara remaja perempuan dan remaja laki-laki dalam memperoleh perlakuan dalam hal pemberian pendidikan seks, Pada remaja perempuan nampaknya orang tua masih terus memberikan pendamping dan memberikan penjelasan terutama ketika anak mengalami menstruasi pertama. Remaja laki-lali cenderung lebih banyak memperoleh pengetahuan seksual dari teman ataupun media massa. Hal iini diakui oleh orang tua karena laki-laki dianggap lebih kecil resikonya dalam hal penyimpangan perilaku seksual dibandingkan perempuan. Peran ibu massih lebih dominan dalam memberikan bekal pendampingan kepada anak, hinga pendampingan kepada remaja perempuan cenderung lebih intensif daripada remaja laki-laki. 20 Skripsi Mustika Chairani Ida Wiendijarti Dewi Novianti “ Komunikasi Interpersonal Guru dan Orang Tua dalam Mencegah Kenakalan Remaja pada Siswa”. Komunikasi antar pribadi mempunyai peran penting pada tingkat kenakalan remaja. Hal ini tercermin dari studi yang menunjukan komunikasi interpersonal dapat meningkatkan, memberikan motivasi antara mahasiswa. Metode yangdiadaptasi untuk studi ini dengan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek adalah siswa SMA Colombo Yogyakarta sebanyak 12 siswa dari total penduduk 88 . Penentuan informan didasarkan pada pertimbangan kekayaan informasi. Pendekatan Everett M Rogers digunakan sebagai penanda dalam komunikasi dimana ide tersebut dipindahkan dari satu sumber ke sumber lain dengan maksud untuk mengubah perilaku. Dalam penelitian ini, model Newcom ABX mampu menjelaskan hasil studi bahwa umpan baliktidak terjadi secara dinamis. Tujuan dalam penelitian ini tidak efektif pada komunikasi interpersonal. Itu muncul dari mahasiswa yang malas, karakter introvert orang tua yang tidak mendukung, serta perbedaan argumen antara siswa, guru dan orang tua.

2.2. Komunikasi Interpersonal

2.2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung face to face maupun dengan media. Burgon Huffner, 2002. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan yang dianggap 21 paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat serta perilaku manusia Liliweri, 1997 : 12 123 . Menurut De Vito 1989, komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera Effendy,2003, 30. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya Mulyana, 2000,73 Menurut Effendi2003:12 ,menjelaskan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang, antara komunikator dengan seorang komunikan yang sifatnya dialogis, komunikasi berlangsung secara timbal balik two way traffic of communication. Arus balik feedbackberlangsung dengan segera artinya komunikator mengetahui dengan segera reaksi komunikasi pada saat itu juga. Dampak atau efek yang terjadi dapat merupakan arus balik yang bersifat negative atau positif. Dampak positif yang ditimbulkan ini biasanya disebabkan karena komunikan merasa senang atas pesan yang disampaikan. Sedangkan dampak negative ini terjadi karena adanya perasaan tidak senang atas pesan yang disampaikan oleh komunikator, pesan yang disampaikan dianggap menyinggung atau tidak sesuai dengan suasana hati dari komunikan. 22 Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu komunikasi antarpribadi juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata lain, para pelaku komunikasi saling bertukar informasi, pikiran dan gagasan, dan sebagainya. Komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk khusus dari komunikasi manusia yang terjadi bila kita berinteraksi secara simultan dengan orang lain dan saling mempengaruhi secara mutual satu sama lain, interaksi yang simultan berarti bahwa para pelaku komunikasi mempunyai tindakan yang sama terhadap suatu informasi pada waktu yang sama pula. Pengaruh mutual berarti bahwa para pelaku komunikasi saling terpengaruh akibat adanya interaksi di antara mereka. Interaksi mempengaruhi pemikiran, perasaan dan cara mereka menginterpretasikan sebuah informasi. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung tatap muka dan bersifat pribadi oleh minimal dua orang. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang mampu menjalin keakraban antara komunikator dan komunikannya. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang secara langsung dialogis sehingga dapat menciptakan keterbukaan dan hal utama seseorang dalam melakukan hubungan antar pribadi adalah untuk dua hal yaitu oerasaan dan ketergantungan yang akhirnya terjalin hubungann yang lebih akrab dengan orang lain dan dapat membentuk kinerja kerjasama. Komunikasi antar pribadi adalah 23 komunikasi dalam bentuk verbal maupun bentuk non verbal, yaitu proses komunikasinya secra timbale balik antara komunikator dengan komunikan. Dalam bahasa lain dikatakan bahwa komunikasi interpersonal sering disebut dengan komunikasi tatap muka. Menurut Effendy 2003:8 komunikasi diartikan tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung komunikator dan komunikan saling berhadapan dan sambil saling melihat. Dalam situasi komunikasi seperti ini komunikator dapat melihat dan mengkaji serta mengetahui secara langsung perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikan. Dari penjelasan komunikasi interpersonal yang dikemukaan oleh Effendy tersebut maka terlihat bahwa reaksi dari komunikan dapat langsung diketahui oleh komunikan apakah mendukung atau tidak mendukung. Dengan demikian komunikator dapat mengubah strategi komunikasinya untuk mngubah pendapat yang bersebrangan apa yang disampaikan oleh komunikator dalam komunikasi interpersonal langsung mendapat tanggapan dari komunikan dan pada saat itu juga dapat dilakukan evaluasi terhadap tujuan dan keinginan disampaikan pesan oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi interpersonal sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antar personal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan uman balik langsung. Salah satu keuntungan dari komunikasi antar personal khususnya penyampaian pesan dalam hal ini adalah dapat mengetahui secara lengkap mengenai komunikan seperti umur , pekerjaan, pendidikan, pengalaman dan sebagainya. Hal ini perlu diketahui komunikator 24 karena salah satu tujuannya diadakan komunikasi antar personal adalah melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku dari komunikan. Dari beberapa pengertian komunikasi antar personal diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar personal mempunyai peran yang sangat penting daam keberhasilan suatu persuasi. Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara berbeda-beda, dan berikut ini ada tiga sudut pandang definisi utama diantaranya : a. Berdasarkan komponennya Komunikasi intepersonal didefinisikan dengan mengamati kompanen- kompinen utamanya yaitu mulai dari penampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak hingga peluang untuk memberikan umpan balik. b. Berdasarkan hubungan diadik Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas . Sebagai contoh komunikasi interpersonal antara anak dengan orang tua, guru dengan murid dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik yang menjelaskan bahwa selalu ada hubungan tertentu yang terjadi antara dua orang tertentu. 25 c. Berdasarkan pengembangan. Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang tak bersifat pribadi inerpersonal mnjadi komunikasi pribadi yang lebih intim Defito,2006:231. Dari ketiga definisi diatas dapat membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubunga yang mantap dan jelas.

2.2.2. Fungsi Komunikasi interpersonal

Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan respon umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. 2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon umpan balik. 3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu komunikator dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.

2.2.3 Unsur-Unsur Komunikasi Interpersonal

Unsur-Unsur Komunikasi Interpersonal menurut Burgon Huffner, 2002: 1. Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus pesaninformasi verbal maupun non verbal. Pada saat berada pada proses sensasi ini 26 maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga. 2. Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya : evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut. 3. Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling. 4. Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari komunikator. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara: a.Komunikator 1. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap. 27 2. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup. 3. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki. b.Media 1. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya. 2. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal telepon selular tidak dapat ditangkap. 3. Hambatan simbol bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu. 4. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi. c. Komunikan 1. Hambatan biologis, misalnya komunikan yang tuli. 2. Hambatan psikologis, misalnya komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan. 3. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki 28

2.2.4. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

Muhammad 2004,159-160 mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara. a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota keluarga, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat. b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya. c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya. d. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya. 29

2.2.5. Proses Komunikasi Interpersonal

Menurut Sunarto terdapat tiga tipe unsur penting dalam proses komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi antar pribadi yaitu Sunarto,2003:16-17. 1. Sumber source, disini sumber atau komunikator adalah guru 2. Pesan message dapat berupa ucapan, pesan-pesan atau lambang- lambang. 3. Sasaran destination adalah murid PAUD Selain tiga unsur tersebut proses komunikasi khususnya komunikasi antar pribadi tampaknya membuktikan dua tindakan yakni memberi dan menerima, sehingga dalam proses komunikasi tersebuut terjadi penggunaan bersama yang berarti suatu hal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama serta terciptanya proses yang saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama-sama diharapkan mendapatkan tanggapan yang lebih dari komunikator dan komunikannya. Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas menunjukan adanya suatu proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesa. Berdasarkan definisi De Vito LA proses komunikasi interpersonal bahwa komponen-komponen Komunikasi Antar Pribadi adalah sebagai berikut: 1 Pengirim – Penerima Komunikator antar pribaadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam komunikasi antar pribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam komunikasi antar pribadi 30 memfokuskan dan mengirim pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan . Istilah pengirim – penerima menekankan bahwa fungsi pengirim – penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi, Contoh : Komunikasi anara guru dengan siswa, orang tua dengan anak dan sebagainya. 2 Encoding – Decoding Encoding disebut juga penyandian yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang atau juga bisa diartikan sebagai tindakan menghasilkan pesan artinya pesan-pesan yang akan disampaikan di kode arau diformulasikan terlebih dahulu menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Decoding disebut juga pengawasa sandian yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yag disampaikan oleh komunikator kepadanya, dengan kata lain dapat diartikan sebagai tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima. Dalam komunikasi antar pribadi, karena pengirim bertindak sekaligue sebagai penerima maka fungsi encoding – decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal. Contoh ; penggunaan bahasa daerah. 3 Pesan-pesan Pesan-pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Dalam komunikasi antar pribaadi, pesan-pesan ini berbentuk verbal seperti kata-kata atau non verbal 31 gerak tubuh, simbol atau gabungan antara bentuk verbal dan non verbal. Contoh: mata pelajaran 4 Saluran Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dpat menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak yang dituju, bersifat pribadi dan manusiawi.Kedua, penyampaian melalui komunikasi interpersonal dapat dilakukan secara rinci dan lebih fleksibel dengan kondisi yang nyata khalayak. Ketiga, keterlibatan khalayak dalam komunikasi cukup tinggi. Keempat, pihak komunikator atau sumber dapat langsung mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari pihak khalayak atas iisi pesan yang disampaikannya. Kelima pihak komunikator atau sumber dapat dengan sgera memberipenjelasan apabila terdapat kesalahpahaman atau kesalah persepsian dari khalayak atas pesan yan disampaikan. Contoh : dalam komunikasi anatar pribadi kita berbicara dan mendengarkan saluran tentang indera pendengar melalui suara. Isyarat visual atau sesuatu yang tampak seperti gerak tubuh, ekspresi wajah dan lain-lain 5 Gangguan Noise Sering kali pesan-pesan jadi karena gangguan saat berlangsungnya komunikasi dikirim berbeda dengan pesan yang diterima. Hal ini 32 dapat terjadi karena gangguan saat berlangsungnya komunikasi. Terdapat beberapa gangguan yaitu : a. Gangguan Fisik Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik pesan, seperti kgaduhan. Interupsi, jarak dan sebagainya b. Gangguan Psikologis Gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan dan penilaian subjektif diantara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi , nilai-nilai, sikap dan sebagainya c. Gangguan Semantik Gangguan ini terjadi karena kata-kata atau simbol yang diginakan dalam komunikasi sering kali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima gagal dalam menangkap mekasud- maksud pesan yang disampaikan. Contoh : Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. 6 Umpan Balik Umpan balik ini memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi interpersonal karena pengirim dan penerima secara terus-menerus dan bergantian memberikan respon dalam berbagai cara baik verbal dan non verval. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan, bersifat positif bila tidak menimbulkan efek dan bersifat negative apabila merugikan 33 7 Konteks Komunikasi selalu terjadi dalam sebuah konteks yang mempengaruhi ini dan bentuk pesan yang disampaikan. Ada dua dimensi konteks dalam komunikasi interpersonal yaitu : a Dimensi Fisik Mencangkup tempat dimana komunikasi berlangsung. Misalnya: Komuniksi antara guru dengan siswa didalam kelas. Disini kelas menjadi dimensi fisik. b Dimensi Sosial Psikologi Mencangkup hubungan yang memperhatikan masalah status, peranan yang dimainkan, norma-norma kelompok masyarakat, keakraban, formalitas dan sebagainya. 8 Bidang Pengalaman Field of Experience Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi interpersonal. Komunikasi ini akan terjadi apabila para pelaku yanag terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama. 9 Efek Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar pribadi dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, prilaku, kepercayaan dan opini. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka. Devito, 2007:10 34 Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransferkan pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena itu komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatanbagi setiap individu, dimana mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan, serta mempererat hubngan antara sesama individu pada masyarakat dilingkkungannya. Komunikasi interpersonal selalu menimbulkan saling pengertian dan saling mempengaruhi dengan orang lain . Dengan adanya kesembilan unsur komunikasi diatas, diharapkan adanya suatu peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan murid yang dapat terjalin melalui sebuah pembicaraa

2.2.6 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai 6 tujuan antara lain Muhammad, 2004,165-168 : a. Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila individu terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan individu lain maka individu tersebut belajar banyak tentang diri sendiri maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada individu untuk berbicara tentang apa yang disukai, atau mengenai dirinya sendiri. Sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan 35 membicarakan diri sendiri dengan orang lain, individu memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku pribadi. b. Menemukan Dunia Luar Komunikasi interpersonal menjadikan individu dapat memahami lebih banyak tentang diri sendiri dan orang lain yang berkomunikasi dengannya. Banyak informasi yang seseorang ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak waktu dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu dipergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Setiap individu boleh memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. 36 e. Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan. f. Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional untuk mengarahkan kliennya

2.2.7. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan openness, empati empathy, sikap mendukung supportiveness, sikap positif positiveness, dan kesetaraan equality. Devito, 1997;259-264. 1. Keterbukaan Openness Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini 37 tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Setiap orang ingin orang lain bereaksi secara terbuka terhadap apa yang diucapkan. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. seseorang memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran Bochner dan Kelly, 1974. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang seseorang lontarkan adalah memang miliknya dan orang tersebut bertanggungjawab atasnya. 2. Empati empathy Henry Backrack 1976 mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah 38 merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Individu dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan 1 keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; 2 konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta 3 sentuhan atau belaian yang sepantasnya. 3. Sikap mendukung supportiveness Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung supportiveness. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Seseorang memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap 1 deskriptif, bukan evaluatif, 2 spontan, bukan strategik, dan 3 profesional, bukan sangat yakin. 4. Sikap positif positiveness Setiap individu mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: 1 39 menyatakan sikap positif dan 2 secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi. 5. Kesetaraan Equality Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan 40 tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta seseorang untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

2.2.8. Komuikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar sesama manusia. Melalui kata-kata mereka mengungkapan perasaan, emoso, pemikiran , gagasan ata maksud mereka, menyampaikan fakta, data dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal bahasa memegang peranan penting Harjana,2003:22. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa memiliki banak fungsi namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah: a. Untuk mempelajari tentang dunia disekeliling kita b. Untuk membina hubungan baik diantara sesama manusia c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia Hafied Cangara,2009:99. 41

2.2.9 Komunikasi Nonverbal

Kmnikasi Non Verbal adalah komunikasi yang pesanannya dikemas dalam benetuk non verbal, tanpa kata-kata. Dalam kehidupan nyata Komunikasi nonverbal ternyata jauh leih banyak dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomuniksi hampir secara otomatis, komunikasi nonverbal ikud terpakai. Karena komunikasi nonverbal selalu ada. Komuikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang akan diungkap Hardjana,2003:26-27. Bentuk komunikasi non verbal dapat berbentuk: 1. Bahasa Tubuh Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak- gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan. Isi hati, isi pikiran, kehendak dan sikap orang. 2. Tanda, Sign Dalam komunikasi non verbal tanda mengganti kata, misalnya bendera, rambu-rambu lalu linas darat, laut, udara dan aba-aba dalam olahraga. 3. Tindakanperbuatan action Tindakan perbuatan sebetulnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu kera-keras waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil sekuat-kuatnya. 42 4. Objek Objek sebagai bentuk komunikasi non verbal juga tidak menggunakan kata- kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu.Misalnya pakai aksesoris perhiasan, perabotan rumah, harta benda, kendaraan

2.3. Komunikasi Pendidikan

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menyatakan : “Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan...”. Pendapat tersebut menekankan pendidikan itu berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka dan mengabaikan kegiatan pendidikan secara umum pada masyarakat dan pendidikan secara khusus dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat pada pendapat berikutnya bahwa perbedaan antara komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuan atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal sehingga ia menguasainya. Tujuan Pendidikan akan tercapai jika secara minimal prosesnya komunikatif. Bagaimana caranya agar proses penyampaian suatu materi mata ajar oleh Pengajar Guru Dosen sebagai komunikator kepada para Pelajar Murid Siswa Mahasiswa sebagai komunikan harus terjadi secara tatap muka 43 face to face dan secara timbal balik dua arah two way communication. Pengajar menyajikan materi pelajarannya sebaiknya bukan hanya dengan metoda ceramah saja sebaiknya juga dengan metode diskusi.

2.4 Teori Belajar Mengajar