Yogyakarta, mereka mengembangkan poyensi diri sesuai dengan bakat yang ada pada dirinya.
4. Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau seorang pengajar. Para guru di SMP N 13 Yogyakarta adalah guru tetap dan mendidik siswa
dengan baik dan sesuai dengan kopetensi atau keahlian yang ia miliki. Para guru di SMP N 13 adalah guru yang mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran. Guru bidang studi sangat berperan penting dalam membangun karakter siswa
5. Orang tua adalah bapak dan ibu kandung dari siswa di SMP N 13 Yogyakarta. Prang tua berperan penting dalam perkembangan anaknya,
mereka sepenuhnya pecaya pada pihak sekolah dalam proses pendidikan di SMP N 13 Yogyakarta
.
13
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat siswa, hakikat prioritas kebutuhan siswa.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Definisi Pendidikan Karakter
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Individu yang berkarakter
baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan
negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan
motivasinya perasaannya. Suyanto 2011 sendiri yang seorang ahli pendidikan mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk menjadikan
seseorang siswa peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam dirinya. Menurut Rahardjo 2010, pendidikan
karakter adalah suatu proses pendidikan yang holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan
peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional 2010, pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Kementrian Pendidikan Nasional 2010 menyatakan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter,
b. Mengidentifikasi karakter
secara komprehensif
supaya mencangkup pemikiran, perasaan, dan perilaku,
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter,
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki keperdulian, e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan
perilaku yang baik, f. Memiliki hubungan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses,
g. Mengusahakan tumbuhnya motifasi diri pada peserta didik, h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggungjawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama,