Preparasi gel alginat yang dilakukan dibagi menjadi dua perlakuan. Preparasi untuk melihat pengaruh suhu dan lama sterilisasi metode panas kering
dilakukan setelah kedua serbuk disterilkan, karena jika dibuat dalam bentuk gel terlebih dahulu, kandungan air pada gel akan menguap, sedangkan untuk metode
panas basah, preparasi gel dilakukan sebelum proses sterilisasi. Pada preparasi, natrium alginat cukup sulit didispersikan dalam akuades
dingin, namun dalam pengadukan perlahan dapat terdispersi dengan rata. Teknik yang dapat dilakukan agar alginat dapat terdispersi dengan baik adalah
menambahkan alginat secara perlahan sambil dilakukan pengadukan. Kalsium alginat didispersikan dengan sebagian akuades. Setelah masing-masing natrium
alginat dan kalsium alginat terdispersi merata, kalsium alginat dituangkan ke dalam larutan natrium alginat perlahan sambil diaduk. Setelah itu, gel siap diuji
pada sterilisasi metode panas kering atau di sterilkan pada sterilisasi metode panas basah.
B. Sterilisasi Basis Gel Alginat
Gel alginat dapat digunakan sebagai sediaan penutup luka. Sediaan penutup luka harus dapat mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka,
termasuk mikroorganisme dari sediaan itu sendiri Boateng et al, 2007, maka perlu dilakukan sterilisasi terhadap sediaan tersebut.
Sterilisasi merupakan salah satu proses yang dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam suatu sediaan
Block, 2001. Banyak sekali metode sterilisasi yang dapat digunakan untuk
mensterilkan suatu sediaan farmasi, namun metode sterilisasi dengan pemanasan lebih sering digunakan dalam dunia industri karena lebih cepat, dan juga lebih
ekonomis Serp et al, 2002. Sterilisasi dengan pemanasan tergolong dalam sterilisasi secara fisika.
Pada penelitian ini dilakukan sterilisasi metode panas basah dengan menggunakan autoklaf dan metode panas kering dengan menggunakan oven.
Prinsip kerja autoklaf dalam membunuh bakteri adalah adanya panas lembab dengan tekanan menyebabkan denaturasi protein sel bakteri, sedangkan
prinsip kerja oven dalam membunuh bakteri adalah panas tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sel dan denaturasi protein bakteri.
Pada penelitian ini, untuk masing-masing metode sterilisasi terdapat perbedaan variasi suhu dan lama sterilisasi untuk kemudian dilihat pengaruhnya
terhadap viskositas dan daya sebarnya. Pada umumnya, sterilisasi menggunakan autoklaf dilakukan pada suhu 121
o
C selama 15 menit dan sterilisasi menggunakan oven dilakukan pada suhu 160
o
C selama 120-180 menit, atau 170
o
C selama 90- 120 menit, atau 180
o
C selama 45-60 menit Hagman, 2003. Metode sterilisasi dengan panas basah umumnya membutuhkan suhu yang lebih rendah dan waktu
sterilisasi yang lebih singkat dibandingkan dengan metode panas kering karena adanya suhu dan tekanan yang tinggi.
Langkah pertama yang harus dilakukan pada sterilisasi metode panas basah adalah mengisi panci autoklaf dengan air. Air yang dimasukkan ke dalam
autoklaf tidak boleh melebihi batas. Gel kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf, kemudian autoklaf ditutup dan dipasang klep penutupnya dengan benar dan
kencang, agar ketika tekanan di dalam autoklaf cukup tinggi, tutup tidak terbuka. Saluran tempat keluar uap juga harus ditutup untuk menjaga tekanan di dalam
autoklaf. Pengaturan suhu dan lama sterilisasi diatur terlebih dahulu sebelum autoklaf dinyalakan. Setelah itu, autoklaf dinyalakan dan ditunggu hingga proses
selesai secara otomatis sesuai pengaturan lama sterilisasi. Saat membuka tutup autolaf, tekanan di dalam autoklaf harus menunjukkan angka 0.
Langkah yang harus dilakukan pada sterilisasi panas kering dengan oven tidak serumit dengan menggunakan autoklaf. Sebelum memasukkan serbuk
alginat yang akan disterilkan, oven harus dinaikkan suhunya terlebih dahulu hingga suhu sterilisasi yang dikehendaki, setelah itu serbuk alginat dimasukkan ke
dalam oven dan ditunggu hingga lama sterilisasi yang dikehendaki. Gel alginat dan serbuk alginat yang telah disterilisasi kemudian
didinginkan dan dapat diuji sterilitasnya.
C. Uji Sterilitas Basis Gel Alginat