Perhitungan Tingkat Akurasi dan Tipe Error

= 5 Tipe Error II = x 100 = x 100 = 25 Grey Area = x 100 = 20 Model Altman Z-Score memiliki tingkat akurasi sebesar 50 berdasarkan analisis yang dilakukan pada 20 perusahaan. Sesuai tabel 14, ketepatan analisis model prediksi kebangkrutan ini dapat dilihat dari 7 perusahaan yang diprediksi bangkrut terbukti mengalami delisting dan 3 perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut terbukti tidak mengalami delisting. Selain itu terdapat tipe error I model Altman sebesar 5 yang memprediksi 1 perusahaan tidak mengalami kebangkrutan namun pada akhirnya harus mengalami delisting, dan tipe error II sebesar 25 yang diperoleh dari 5 perusahaan yang diprediksi bangkrut ternyata tidak mengalami delisting sehingga tetap terdaftar listing di bursa efek. Perusahaan yang termasuk ke dalam kategori grey area tidak dimasukkan dalam perhitungan tingkat akurasi maupun tipe error karena tidak dapat ditentukan apakah perusahaan dalam keadaan sehat tidak berpotensi bangkrut ataupun mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang diprediksi dalam kategori grey area sebanyak 4 perusahaan, dengan rincian 2 perusahaan mengalami delisting dan 2 perusahaan lainnya tidak mengalami delisting. b. Model Springate Setelah dilakukan perbandingan antara hasil prediksi dan status perusahaan dengan menggunakan model Springate pada tabel 12, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 15. Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error III Model Springate Rekapitulasi Prediksi Total Bangkrut Tidak Bangkrut Riil Bangkrut Delisting 8 2 10 Tidak Bangkrut Listing 7 3 10 Total 15 5 20 Tingkat Akurasi 55 Tipe Error I 10 Tipe Error II 35 Sumber: Data diolah Perhitungan: Tingkat Akurasi = x 100 = x 100 = 55 Tipe Error I = x 100 = x 100 = 10 Tipe Error II = x 100 = x 100 = 35 Model Springate memiliki tingkat akurasi sebesar 55. Hal tersebut mengacu pada perhitungan model Springate di 20 perusahaan. Sesuai tabel 15 dimana sebanyak 8 perusahaan yang diprediksi mengalami kebangkrutan terbukti mengalami delisting, dan 3 perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut pada kenyataannya tidak mengalami delisting hingga sekarang. Selain itu terdapat tipe error I model Springate sebesar 10 yang memprediksi 2 perusahaan tidak mengalami kebangkrutan ternyata mengalami delisting, dan tipe error II sebesar 35 yang diperoleh dari 7 perusahaan yang diprediksi bangkrut ternyata tetap terdaftar listing di bursa efek. c. Model Zmijewski Setelah dilakukan perbandingan antara hasil prediksi dan status perusahaan dengan menggunakan model Zmijewski pada tabel 12, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 16. Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error III Model Zmijewski Rekapitulasi Prediksi Total Bangkrut Tidak Bangkrut Riil Bangkrut Delisting 4 6 10 Tidak Bangkrut Listing 10 10 Total 4 16 20 Tingkat Akurasi 70 Kesalahan Tipe I 30 Kesalahan Tipe II 0 Sumber: Data diolah Perhitungan: Tingkat Akurasi = x 100 = x 100 = 70 Tipe Error I = x 100 = x 100 = 30 Tipe Error II = x 100 = x 100 = 0 Berdasarkan analisis menggunakan model Zmijewski pada 20 perusahaan, model ini memiliki tingkat akurasi sebesar 70. Sesuai tabel 16, ketepatan analisis model prediksi kebangkrutan ini dapat dilihat dari 4 perusahaan yang diprediksi bangkrut terbukti mengalami delisting dan 10 perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut terbukti tidak mengalami delisting. Di sisi lain, model Zmijewski memberikan prediksi yang tidak tepat dimana terdapat tipe error I sebesar 30 yang diperoleh dari 6 perusahaan diprediksi tidak bangkrut namun pada akhirnya dinyatakan delisting sehingga harus keluar dari pencatatan saham di bursa efek.

3. Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski

Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis menggunakan model Altman Z-Score, model Springate dan model Zmijewski dapat diketahui bahwa ketiga model prediksi kebangkrutan ini memiliki tingkat akurasi yang berbeda dalam memprediksi delisting atau tidaknya suatu perusahaan di BEI. Tingkat akurasi tertinggi dimiliki oleh model Zmijewski, disusul oleh model Springate serta akurasi paling rendah adalah model Altman Z- Score. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 17. Rekapitulasi Tingkat Akurasi Ketiga Model Prediksi Kebangkrutan Prediksi Status Altman Springate Zmijewski Bangkrut Delisting 7 8 4 Tidak Bangkrut Listing 3 3 10 Total 10 11 14 Akurasi 50 55 70 Sumber: Data diolah Model Zmijewski memiliki tingkat akurasi tertinggi daripada model prediksi kebangkrutan lainnya. Model Zmijewski mampu memprediksi dengan tepat sebesar 70 dari 20 sampel perusahaan, baik perusahaan yang mengalami delisting maupun perusahaan yang tidak mengalami delisting, serta memiliki tipe error yang rendah yaitu tipe error I sebesar 30. Model Springate memiliki akurasi sebesar 55 dengan tipe error I sebesar 10 dan tipe error II sebesar 35. Sedangkan model Altman memiliki ketepatan terendah dibandingkan model prediksi lainnya, karena memiliki tingkat akurasi terendah sebesar 50 dengan tipe error I sebesar 5, tipe error II sebesar 25 dan grey area 20. Model Zmijewski memiliki ketepatan yang lebih baik daripada model Springate dan model Altman dalam memprediksi terjadinya delisting atau tidaknya suatu perusahaan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu berdasarkan hasil perbandingan ketiga model tersebut, penulis menemukan bahwa ketepatan model-model ini lebih baik dalam memprediksi terjadinya delisting atau tidaknya suatu perusahaan apabila ketiga model prediksi memiliki hasil prediksi yang sama terhadap suatu perusahaan tertentu. Apabila analisis ketiga model prediksi kebangkrutan menunjukkan hasil prediksi “bangkrut” maka kemungkinan besar perusahaan yang bersangkutan akan mengalami delisting. Begitu juga sebaliknya, apabila suatu perusahaan diprediksi “tidak bangkrut” oleh ketiga model prediksi, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut tidak mengalami delisting sehingga perusahaan tetap terdaftar di bursa efek. Dengan demikian, penggunaan ketiga model prediksi kebangkrutan tersebut secara bersamaan akan memberikan hasil yang lebih tepat dibandingkan dengan penggunaan satu atau dua model prediksi saja.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Ketepatan Model Prediksi Kebangkrutan Altman, Ohlson, Dan Springate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

7 131 79

ANALISIS MODEL ALTMAN, MODEL ZMIJEWSKI, DAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

2 15 18

PENGUJIAN KEAKURATAN MODEL ALTMAN DAN MODEL ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN DELISTING DARI BURSA EFEK INDONESIA

2 23 89

PENGGUNAAN MODEL ZMIJEWSKI, SPRINGATE, ALTMAN Z-SCORE DAN GROVER DALAM MEMPREDIKSI KEPAILITAN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 14 18

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia.

0 0 11

Analisis akurasi metode Altman, Grover, Springate, dan Zmijewski dalam memprediksi perusahaan delisting (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013).

3 9 110

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 9

View of PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 8