E. Utang
1. Pengertian Utang
Utang merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan
arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Sugiyarso dan Winarni,2005:4
Pengertian utang menurut Riyanto 2001:227, utang atau modal asing adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di perusahaan, yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Penggunaan utang diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Brigham et al 2006:101, ada dua alasan
mengapa utang dapat meningkatkan pengembalian dari modal pemilik, yaitu:
1 beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan
menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya,
2 jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva
ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, maka sebuah perusahaan dapat menggunakan utang untuk memperoleh
aktiva, membayar bunga atas utang, dan masih memiliki sisa sebagai “bonus” bagi para pemegang sahamnya.
2. Penggolongan Utang
a. Utang Jangka Pendek
Menurut Sugiyarso dan Winarni 2005:4-5, utang jangka pendek adalah kewajiban yang akan dilunasi sesuai dengan
permintaan kreditur atau yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Sedangkan menurut Riyanto 2001:227, utang jangka
pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit
perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
b. Utang Jangka Panjang
Riyanto 2001:238 mengemukakan modal asing atau utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang ini pada umunya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan
ekspansi atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.
Utang jangka panjang biasanya terdiri dari utang hipotik dan utang obligasi. Utang hipotik adalah kewajiban kepada pihak luar yang
dijamin dengan aktiva tetap, misalnya tanah atau rumah. Utang obligasi adalah kewajiban jangka panjang dari suatu perusahaan
atau pemerintah yang disertai dengan sertifikat tanda berutang. Sugiyarso dan Winarni, 2005:5
3. Debt to Asset Ratio DAR
Brigham dan Houston 2009:1010 menyatakan, jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman
lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari
pemilik modal akan diperbesar, atau diungkit leveraged
Debt to Assets Ratio = . Rasio ini
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Assets Total
Debt Total
Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik
tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut: a. Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda. b. 1914– 1918 :Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.