Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya  yang dilakukan  oleh  Faghidian  pada  tahun  2011,  yaitu  penggunaan  metode  homotopi
Pade  untuk  menyelesaikan  model  Lotka –Volterra.  Dalam  penelitian  ini,  model
yang  digunakan  yaitu  model  Lotka –Volterra  logistik.  Model  Lotka–Volterra
logistik  diselesaikan dengan  metode homotopi  Pade dan  metode homotopi, hasil penyelesaian kedua metode tersebut kemudian dibandingkan dengan penyelesaian
numerik  untuk  memperoleh  metode  yang  terbaik  dalam  menyelesaikan  model Lotka
–Volterra logistik.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah a.
Menggunakan  metode  homotopi  dan  metode  homotopi  Pade  untuk menyelesaikan model Lotka
–Volterra dan Lotka–Volterra logistik. b.
Membandingkan  penyelesaian  numerik  dengan  penyelesaian  metode homotopi dan metode homotopi Pade.
1.3 Sistematika Penulisan
Penulisan dalam tesis  ini terdiri dari  empat  bab.  Bab pertama  merupakan pendahuluan  yang  berisi  latar  belakang,  tujuan  penelitian,  dan  sistematika
penulisan. Bab kedua berupa landasan teori yang berisi metode homotopi, metode homotopi  Pade  dan  perluasan  dari  kedua  metode  tersebut,  model  matematika
yang  dikaji  yaitu  model  Lotka –Volterra  dan  Lotka–Volterra  logistik,  analisis
model  Lotka –Volterra  dan  Lotka–Volterra  logistik,  contoh  masalah.  Bab  ketiga
berupa hasil dan pembahasan metode homotopi dan metode homotopi Pade dalam menyelesaikan model Lotka
–Volterra dan Lotka–Volterra logistik. Dalam bab ini juga  dibahas  studi  kasus  untuk  model  Lotka
–Volterra  dan  Lotka–Volterra logistik. Bab terakhir berisi kesimpulan dari keseluruhan penulisan dan  beberapa
saran untuk kelanjutan dari penelitian ini.
II   LANDASAN TEORI
Pada bagian ini akan dibahas teori –teori yang digunakan dalam penelitian
ini.  Teori –teori  tersebut  meliputi,  konsep  dasar  metode  homotopi  dan  metode
homotopi Pade dan perluasan kedua  metode tersebut, model Lotka –Volterra dan
model  Lotka –Volterra logistik, analisis model Lotka–Volterra dan model Lotka–
Volterra logistik berdasarkan pada Haberman 2003.
2.1 Metode Homotopi
Berikut ini diberikan ilustrasi konsep dasar metode homotopi berdasarkan alur  pada  Liao  2004,  Jaharuddin  2008  dan  Faghidian  2011.  Misalkan
diberikan persamaan diferensial berikut
, ]
[ 
t y
A
2.1 dengan  A   suatu  operator  turunan  yang  taklinear  dan
�  fungsi  yang  akan ditentukan dan  bergantung pada  t. Selanjutnya, didefinisikan pula suatu operator
linear ℒ  yang memenuhi
 ]
[ 
f
,  bila
. 
f
2.2 Didefinisikan suatu fungsi homotopi
sebagai berikut 
] ,
, [
q q
t
 =
1 q
ℒ
] ,
[ t
y q
t 
 +
] ,
[ q
t qA
 2.3
dengan    fungsi  yang  akan  ditentukan  dan  bergantung  pada  t  dan  parameter  q.
Fungsi
t y
merupakan pendekatan awal dari penyelesaian. Berdasarkan  persamaan  2.3,  pada  saat
 q
diperoleh  persamaan berikut
, t
 , 0 =
ℒ [
, t
 –
t y
o
],
dan pada saat
1 
q
diperoleh
, 1
t
 , 1 =
]. ,
[ 1
t A
 Berdasarkan  persamaan  2.2,  maka  penyelesaian  persamaan
, t
 ,  0  =  0
diperoleh sebagai berikut
, t
 =
t y
o
. Kemudian  berdasarkan  persamaan  2.1,    maka  penyelesaian  persamaan
, 1
t
 , 1 = 0 diperoleh sebagai berikut
, 1
t
 =
t y
. Selanjutnya, diberikan fungsi homotopi yang bergantung pada fungsi bantu
t B
dan parameter bantu h  yang didefinisikan sebagai berikut 
] ,
, ,
, [
q h
t B
q t
 =
1 q
ℒ
, [
q t
 –
t y
o
] -
], ,
[ q
t A
t qhB
 2.4
dengan ℒ  operator  linear,  A operator  turunan  yang  bentuknya  tak  linear,  
merupakan  fungsi yang akan ditentukan dan bergantung pada t dan parameter q. Fungsi
t y
o
adalah pendekatan awal. Berdasarkan persamaan 2.4, pada saat q = 0 diperoleh persamaan berikut
h t
B t
, ,
,
 , 0 =
ℒ [
, t
 –
t y
o
], dan pada saat  q = 1,  diperoleh
h t
B t
, ,
, 1
 , 1 = - h
t B
A [
, 1
t
 ].
Berdasarkan  persamaan  2.2,    maka  penyelesaian  persamaan 
h t
B t
, ,
,
 ,
0=0  diperoleh sebagai berikut
, t
 =
t y
o
. Kemudian  berdasarkan  persamaan  2.1,  maka  penyelesaian  persamaan
h t
B t
, ,
, 1
 , 1 = 0 diperoleh sebagai berikut
, 1
t
 =
. t
y
Notasikan
 
. ,
1
 
q m
m m
q q
t m
t y
2.5
Deret Taylor dari fungsi ,
q t
 terhadap q di sekitar q = 0 adalah
 
1
1
 
 
 
q m
m m
q q
t m
t y
q t
, ,
 
.
m
q
2.6 Jika persamaan 2.5 disubstitusikan ke dalam persamaan 2.6,  maka diperoleh
. ,
 
 
1 m
m m
q t
y t
y q
t
Karena ,
, t
y t
 1
maka pada saat q = 1 diperoleh .
 
 
1 m
m
t y
t y
t y
Jika
1 
 h
dan
1 
t B
, maka dari persamaan 2.4 diperoleh [
, q
t
 ,
1 1,
, 
q
] = [
, q
t
 ,q].
Selanjutnya, fungsi
, q
t
 adalah penyelesaian dari persamaan berikut:
[
, q
t
 ,
q h
t B
, ,
] = 0 atau
1 q
ℒ [
, q
t
 –
t y
o
] =
t qhB
]. ,
[ q
t A
 2.7
Kemudian  jika kedua ruas pada persamaan 2.7 diturunkan terhadap  q  hingga m kali, maka diperoleh sebagai berikut :
ℒ
] [
t y
t y
m m
m 1
 =
t hB
1 
 m
m
y R
2.8 dengan
,..., ,
t y
t y
t y
t y
m m
1 1
 
1 
 m
m
y R
=
1 1
1 1
 
 
q m
m
q q
t A
m ]
, [
2.9 dan
 
 
 
. ,
, 1
1 1
m m
m
2.10 Penurunan persamaan 2.8 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Jadi  penyelesaian  pendekatan  dari  persamaan  2.1  dengan  metode  homotopi adalah
,
 
 
1 m
m
t y
t y
t y
dengan
, t
y
m
,... 2
, 1
 m
diperoleh dari persamaan 2.8, dan
t y
merupakan pendekatan awal yang diberikan.
2.2
Perluasan Metode Homotopi
Pada  bagian  ini  akan  dibahas  perluasan  dari  konsep  dasar  metode homotopi  yang  telah  diuraikan  di  atas.  Misalkan  diberikan  sistem  persamaan
diferensial berikut :
1
 ]
, [
t v
t u
A ,
] ,
[
2
 t
v t
u A
2.11 dengan
1
A
dan
2
A
suatu  operator  turunan  yang  bentuknya  taklinear,
u
dan
v
fungsi yang akan ditentukan dan bergantung pada t. Selanjutnya, didefinisikan suatu fungsi homotopi
dan 
sebagai berikut 
] ,
, ,
, [
q q
t q
t
 
=
1 q
ℒ
1
, [
q t
 –
t u
o
]+
] ,
, ,
[ q
t q
t A
qh
 
1 1
] ,
, ,
, [
q q
t q
t
 
=
1 q
ℒ
2
, [
q t
 –
t v
o
]+
], ,
, ,
[ q
t q
t A
qh
 
2 2
2.12 dengan
ℒ
1
dan ℒ
2
suatu operator linear ,   dan
  fungsi yang akan ditentukan dan  bergantung  pada  t  dan  parameter  q  serta
t u
dan
t v
merupakan pendekatan awal dari penyelesaian.
Berdasarkan  persamaan  2.12    pada  saat
, 
q
diperoleh  persamaan berikut
] ,
, ,
, [
t t
 
= ℒ
1
, [
t
 –
t u
o
] 
] ,
, ,
, [
t t
 
= ℒ
2
, [
t
 –
t v
o
], dan pada saat
, 1
 q
diperoleh persamaan berikut 
] ,
, ,
, [
1 1
1 t
t
 
=
] ,
, ,
[ 1
1
1 1
t t
A h
 
] ,
, ,
, [
1 1
1 t
t
 
=
]. ,
, ,
[ 1
1
2 2
t t
A h
 
Berdasarkan  sifat  operator  linear ℒ
1
dan ℒ
2
pada  persamaan  2.2,  maka penyelesaian persamaan
, t
 ,0=0 dan 
, t
 ,0=0  masing
–masing adalah
, t
 =
t u
o
dan
, t
 =
t v
o
. Berdasarkan  persamaan  2.11,  maka  penyelesaian  persamaan
, 1
t
 ,1=0
dan 
, 1
t
 ,1=0 masing
–masing adalah
, t
u t
 1
 dan
, t
v t
 1
 .
Deret Taylor dari
, q
t
 dan
, q
t
 terhadap q  di sekitar q = 0 adalah
, ,
t t
 
 atau
, t
t
 
, ,
t t
 
atau
, ,
t t
 
2.13 dengan
t u
t 
 dan
. t
v t
 Pada saat
1 
q
dan persamaan 2.13, diperoleh persamaan berikut
 
 
1
1 1
m m
t t
t ,
,
 
. ,
,
 
 
1
1 1
m m
t t
t
 
 Karena
, 1
t
 =
t u
dan
, 1
t
 =
, t
v
maka diperoleh
 
 
1 m
m
t u
t u
t u
,
 
 
1 m
m
t v
t v
t v
dengan
t u
m
dan
, t
v
m
,... 2
, 1
 m
yang  akan  ditentukan  dan
t u
dan
t v
merupakan pendekatan awal yang diberikan.
Selanjutnya,  fungsi
, q
t
 dan
, q
t
 adalah  penyelesaian  dari  persamaan
berikut 
[
, ,
, q
t q
t
 
,
q
] = 0 
[
, ,
, q
t q
t
 
,
q
] = 0 atau
1 q
ℒ
1
, [
q t
 –
t u
o
] =
] ,
, ,
[ q
t q
t A
qh
 
1 1
1 q
ℒ
2
, [
q t
 –
t v
o
] =
]. ,
, ,
[ q
t q
t A
qh
 
2 2
2.14 Kemudian  jika kedua ruas pada persamaan 2.14 diturunkan terhadap  q  hingga
m  kali, maka diperoleh sebagai berikut ℒ
1
] [
t u
t u
m m
m 1
 =
1
h ,
, 
 
 1
1 1
m m
m
v u
R
ℒ
2
] [
t v
t v
m m
m 1
 =
2
h ,
,
, 
 
 1
1 2
m m
m
v u
R
2.15 dengan
,
, 
 
 1
1 1
m m
m
v u
R
=
1 1
1
1 1
 
 
q m
m
q q
t q
t A
m ]
, ,
, [
 
,
, 
 
 1
1 2
m m
m
v u
R
=
1 2
1
1 1
 
 
q m
m
q q
t q
t A
m ]
, ,
, [
 
2.16
,..., ,
t u
t u
t u
t u
m m
1 1
 
,..., ,
t v
t v
t v
t v
m m
1 1
 
 
 
 
. ,
, 1
1 1
m m
m
2.17
Jadi  berdasarkan  metode  homotopi  diperoleh  penyelesaian  pendekatan  sistem persamaan 2.11 sebagai berikut
 
 
1 m
m
t u
t u
t u
,
 
 
1 m
m
t v
t v
t v
dengan
, t
u
m
, t
v
m
,... 2
, 1
 m
diperoleh  dari  persamaan  2.15  dan
t u
dan
t v
merupakan  pendekatan awal yang diberikan.
2.3 Metode Homotopi Pade