Kasus Kedua Model Lotka –Volterra

homotopi. Hal ini terlihat pada galat yang muncul, dimana galat pada metode homotopi Pade lebih kecil dibandingkan galat pada metode homotopi.

3.1.2 Kasus Kedua Model Lotka –Volterra

Dalam kasus ini terdapat interaksi dua spesies antara spesies mangsa dan spesies pemangsa. Misalkan pada kondisi awal banyaknya mangsa 5 1  n dan banyaknya pemangsa 7 2  n dan dipilih laju kelahiran mangsa 1  a , tingkat interaksi antara mangsa dan pemangsa yang mengakibatkan berkurangnya mangsa 1 0.  c , laju kematian pemangsa 5 0.  e dan tingkat interaksi antara pamangsa dan mangsa yang mengakibatkan bertambahnya pemangsa 1 0.  f . Penyelesaian persamaan 3.1 kasus kedua dengan menggunakan metode homotopi sampai suku yang keempat diperoleh dalam bentuk t x t x t x t x t x t x 4 3 2 1      , t y t y t y t y t y t y 4 3 2 1      dengan , t n t x   1 , t n t y   2 dan 4 3 2 1 , , , , ,  i t y t x i i dihitung dengan bantuan software Mathematica dan diberikan pada Lampiran 5. Grafik penyelesaian persamaan 3.1 untuk kasus pertama dengan menggunakan metode homotopi dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan penyelesaian t x dan t y pada persamaan 3.6, maka penyelesaian dengan menggunakan metode homotopi Pade dari persamaan 3.5 dengan koefisien k p dan k q diperoleh dengan bantuan software Mathematica dan diberikan pada Lampiran 5. Grafik penyelesaian dengan menggunakan metode homotopi Pade dapat dilihat pada Gambar 9. Pada Gambar 9 juga diperlihatkan perbandingan antara penyelesaian pembanding masalah nilai awal 3.1 dengan penyelesaian menggunakan metode homotopi dan metode homotopi Pade untuk kasus kedua. Gambar 9 Penyelesaian masalah nilai awal 3.1 kasus kedua. Berdasarkan Gambar 9 penyelesaian dengan metode homotopi Pade lebih mendekati penyelesaian pembanding, dengan daerah kekonvergenan yang lebih luas dibandingkan penyelesaian metode homotopi. 3.2 Model Lotka –Volterra Logistik Perhatikan model Lotka –Volterra logistik berikut ini , t y t f x t ey dt dy t y t cx t bx t ax dt dx       2 3.7 syarat awal 1 n x  dan 2 n y  , dengan 1 n dan 2 n masing –masing banyaknya mangsa dan pemangsa pada saat awal. Karena model Lotka –Volterra logistik merupakan masalah taklinear dan tidak dapat diselesaikan secara eksak, maka berikut ini akan dicari penyelesaian masalah nilai awal 3.7 dengan menggunakan metode homotopi dan metode homotopi Pade . Misalkan didefinisikan operator sebagai berikut : ℒ 1 ] , [ q t  t q t    ,  ℒ 2 ] , [ q t  t q t    ,  0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 t 2 4 6 8 10 12 Numerik y Homotopi y P ade y Numerik x Homotopi x P ade x t y t x , , , , , , ] , , , [ q t q t c q t q t b q t a t q t q t q t A               1 , , , , , ] , , , [ q t q t f q t e t q t q t q t A            2 dengan q merupakan suatu parameter, , q t  dan , q t  adalah suatu fungsi yang bergantung pada t dan q. Penyelesaian masalah nilai awal persamaan 3.7 dengan metode homotopi dinyatakan dalam persamaan berikut      1 m m t x t x t x ,      1 m m t y t y t y dengan t x m dan , t y m ... , , 3 2 1  m yang akan ditentukan. Jika kedua ruas pada persamaan 2.15 diintegralkan dan persamaan 2.16 digunakan, maka diperoleh persamaan berikut ds q q s q s A m h t x t x t q m m m m m           1 1 1 1 1 1 1 ] , , , [    , ] , , , [           t q m m m m m ds q q s q s A m h t y t y 1 2 1 2 1 1 1    3.8 dengan m  diberikan pada persamaan 2.17. Jika dimisalkan penyelesaian pendekatan awal t n t x   1 dan , t n t y   2 maka untuk 1  m dan berdasarkan persamaan 3.8 diperoleh ] [ 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 6 3 6 6 6 6 6 t c b t a bn n n c t n cn bn an h t x           ]. [ 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 3 6 6 6 6 f t t n n f e t n f n en h t y        3.9 Untuk , 2  m diperoleh 3 6 2 5 1 1 2 4 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 6 2 1 t h h c b h t h h h t h h t x ] [ ] [ ] [                5 9 1 4 8 2 7 1 1 15 24 t h t h h h ] [ ] [       3 6 1 5 2 2 2 4 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 6 2 1 t f h h h t h h h t h h t y ] [ ] [ ] [               5 9 2 4 8 1 7 2 2 15 24 t h t h h h ] [ ] [       3.10 dengan 2 1 2 1 1 1 1 n cn bn an      a bn n n c     1 2 1 2 2  a cn bn an n n b abn a c b n 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3            ] [ 2 1 2 1 4 1 n fn en cn     a bn cn a bn bn c b a        1 1 1 1 2 5 3 5 4 4  ] [ 2 1 1 2 1 6 3 2 2 n n cfn n n e c       a cn c b c bc b n       2 2 2 1 7 5 3 11 8  ] [ 2 1 8 3 5 3 n n f e c     2 1 9 1 cfh h c b c      2 1 2 1 1 n fn en     2 1 2 n n f e     2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 n f efn e n n n f e        2 1 2 1 1 2 4 1 cn bn an fn      1 2 1 1 2 5 3 2 4 fn e fn fn e fn f e        2 2 2 1 1 1 6 2 3 2 2 cn a fn b c n fn bn a fn f         ef n n f 5 3 2 1 2 7     af b c fn c b fn 3 2 5 3 2 1 8       1 2 4 9 h ce bf h f     Penurunan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Jika proses dilanjutkan, maka diperoleh penyelesaian ,... , , t x t x t x 5 4 3 dan ,... , , t y t y t y 5 4 3 Jadi berdasarkan metode homotopi diperoleh penyelesaian pendekatan masalah taklinear persamaan 3.7 sebagai berikut      1 m m t x t x t x ,      1 m m t y t y t y 3.11 dengan , t x m , t y m ,... 2 , 1  m diberikan pada persamaan 3.9 dan 3.10.

3.2.1 Kasus pertama Model Lotka –Volterra Logistik