Profil Pemerintahan Kabupaten Karo

sebanyak 7.459 jiwa penduduk Kabupaten Karo yang beragama hindu namun tidak terdapat penduduk yang beragama budha pada tahun yang sama. Pada tahun 2012 ada sebanyak 459 jiwa penduduk Karo yang beragama hindu, dan sebanyak 1.507 penduduk beragama budha. Namun pada tahun 2013 tidak terdapat agama hindu maupun budha dalam data kependudukan yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Karo ini.

2.2 Profil Pemerintahan Kabupaten Karo

Secara Administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 269 Desakelurahan 259 Desa dan 10 Kelurahan. 29 Pada masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah Kabupaten Karo pada dasarnya ialah: a Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur pimpinan pemerintahan selalu ditangan bangsa Belanda, b Landschaap, yaitu pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan Landschaap ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintahan Onderafdeling.Berdasarkan perjanjian pendek KorteVerklaring tahun 1907, maka di Tanah Karo terdapat 5 lima Landschaap yang dikepalai oleh Sibayak yang membawahi beberapa urung yang dikepalai oleh Raja Urung yaitu: a Landschaap Lingga, membawahi 6 enam urung: Sepuluh Dua Kuta di Kabanjahe, Telu Kuta di Lingga, Tigapancur di Tigapancur, Empat Teran di Naman, Lima Senina di Batu Karang, dan Tiganderket di Tiganderket, b Landschaap Kutabuluh, membawahi 2 dua urung: Namo Haji di Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai di wilayah Kabupaten Karo ialah Penghulu, yang menjalankan pemerintahan di Kampung Kuta menurut adat. Terbentuknya suatu Kuta harus memenuhi persyaratan adat antara lain: ada Merga pendiri Merga tanehsimantek Kuta, ada Senina Simantek Kuta, ada Anak Beru simantek Kuta Anak Beru Taneh serta ada Kalimbubu Simantek Kuta Kalimbubu Taneh. 29 Ibid., hal.15 Kuta Buluh, dan Liang Melas di Samperaya, c Landschaap Sarinembah, membawahi 4 empat urung: Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah, Perbesi di Perbesi, Luhar di Juhar, dan Kuta Bangun di Kuta Bangun, d Landschaap Suka, membawahi 4 empat urung: Suka di Suka, SukapiringSeberaya di Seberaya, Ajinembah di Ajinembah, dan Tongging di Tongging, e Landschaap Barusjahe, membawahi 2 dua urung: Sipitu Kuta di Barusjahe, dan Sinaman Kuta di Sukanalu. 30 Pada masa Kemerdekaan RI Struktur pemerintahan di Tanah Karo adalah sebagai berikut: a Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahan Pusat yang pada saat itu dikepalai oleh Sibayak Ngerajai Milala, b Pemerintahan Swapraja yaitu Landschaap: Lingga dengan 6 Urung, Barusjahe dengan 2 Urung, Suka dengan 4 Urung, Sarinembah dengan 4 Urung, Kutabuluh dengan 2 Urung. 31 Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13 Maret 1946, Kabupaten Karo diperluas dengan Daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi kedalam 3 tiga Kewedanaan dengan masing-masing membawahi 5 lima Kecamatan yaitu: Pertama, Kewedanaan Kabanjahe membawahi 5 Kecamatan yaitu: Kabanjahe, Tigapanah, Barusjahe, Simpang Empat, dan Payung. Kedua, Kewedanaan Tigabinanga membawahi 5 Kecamatan yaitu: Tigabinanga, Juhar, Munte, Kutabuluh, dan Mardingding. Ketiga, Kewedanaan Deli Hulu membawahi 5 Kecamatan yaitu: Pancur Batu, Sibolangit, Kutalimbaru, Biru-Biru, dan Namo Rambe. 32 Susunan Pemerintahan Daerah seperti yang diatur menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan DPRD, dimana Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif dan 30 Ibid., hal.xivi-xlvii. 31 Ibid. 32 Ibid., hal.xlviii. DPRD sebagai Badan Legislatif. Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati dan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah dibantu oleh seorang Wakil Bupati.Penyelenggaraan Pemerintah Daerah menggunakan asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. 33 No Sejak Terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat ada sebanyak 19 orang yang pernah memimpin Kabupaten Karo.Baik yang melalui pemilihan langsung maupun tidak langsung, baik yang menyelesaikan periode jabatan setelah terpilih maupun tidak selesai seperti Kena Ukur Surbakti dalam kasus ini. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 2.5 Nama Pemimpin Kabupaten Karo Nama Bupati Masa Bakti 1 Ngerajai Milala 1945-1946 2 Mhd. Kosim 1946-1947 3 Raja Kelelong Sinulingga 1947-1949 4 Rajin Peranginangin 1950 5 Rakutta Sembiring Milala 1950-1957 6 T. Raja Purba 1957 7 Abdullah eteng 1957-1960 8 Mayor Matang Sitepu 1960-1966 9 Drs. Baharuddin Siregar 1966-1969 10 Kol. Tampak Sebayang, SH 1969-1980 11 Drs. Rukun Sembiring 1980-1985 12 Ir. Menet Ginting M.A.D.E 1985-1990 13 Drs. Rupai Perangin-angin 1990-1994 14 Kol. Drs. D.D Sinulingga 1995-2000 33 Ibid., hal.xlix. 15 Drs. IS. Sihotang Pjs 2000 16 Sinar Perangin-angin 2000-2005 17 Kol. Pur Drs. D.D Sinulingga 2005-2010 18 DR HC Kena Ukur Karo Jambi Surbakti 2011-2014 19 Terkelin S Brahmana, SH Plt. Bupati Juli 2014- Sekarang Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Karo Dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Karo , 2014. Sama seperti Kabupaten lain di seluruh Indonesia, Kabupaten Karo juga memiliki visi dan misi dalam menjalankan pemerintahannya. Selanjutnya akan disebutkan visi dan misi pemerintahan Kabupaten Karo. Visi pembangunan Kabupaten Karo adalah, “Terwujudnya Masyarakat Karo yang Makmur dan Sejahtera Berbasis Pembangunan Pertanian dan Pariwisata yang berwawasan lingkungan.”Dan misi pembangunan Kabupaten Karo adalah, 1 Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur. 2 Meningkatkan produksi pertanian dan pemasaran hasil pertanian setor unggulan yang berdaya saing melalui dukungan agro industri. 3 Membangun dan atau meningkatkan kuantitas dan kualitas daerah tujuan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. 4 Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang menjangkau sentra produksi, kawasan strategis dan wilayah terisolir yang memiliki dampak terhadap percepatan pembangunan ekonomi daerah. 5 Menjamin dan meningkatkan kuantitas serta kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara merata. 6 Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan yang saling bersinergi dan berkelanjutan. 7 Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan. 8 Melakukan harmonisasi dan sinergitas hubungan antar tingkat pemerintahan dalam pembangunan kewilayahan melalui pemantapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWK secara berkelanjutan. 9 Memperkuat kapasitas kelembagaan dan SDM masyarakat. 34 34 Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Karo Dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Karo , 2014. Dari visi dan misi pembangunan pemerintahan Kabupaten Karo dapat dilihat bahwa pemerintahan Kabupaten Karo lebih berfokus dalam peningkatan keunggulan pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Karo. Fokus selanjutnya adalah peningkatan dalam wisata alam Kabupaten Karo, penigkatan kualitas infrastruktur, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara merata, memperkuat ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, sinergitas antar tingkat pemeritahan secara berkelanjutan dan memperkuat sumber daya masyarakat. Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo.Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 lima Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Dari suku bansa ini akan dijelaskan lagi sub-sub dari suku masing-masing, yaitu :Pertama, Merga Silima yakni: Karo-Karo, Ginting, Sembiring, Tarigan, Perangin-angin. Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada Rakut Sitelu yaitu: SeninaSembuyak, Kalimbubu, Anak Beru. Kedua, Tutur Siwaluh yaitu: Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. Ketiga, Perkade-kaden Sepuluh Dua: Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nande, Anak, Bengkila, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere. 35 Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan sura-sura pusuh peraten yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 35 Ibid., hal.86. tiga hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.Pertama, Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang. Kedua, Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang. Ketiga, Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. 36 Wilayah pemerintahan Kabupaten Karo sejak tanggal 29 Desember 2006 resmi berubah dari 13 kecamatan menjadi 17 Kecamatan dan 269 Desa Kelurahan yaitu: 1 Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 Kelurahan, 2 Kecamatan Berastagi, sebanyak 6 Desa dan 4 Kelurahan, 3 Kecamatan Tigapanah, sebanyak 26 Desa. 4 Kecamatan Dolat Rayat sebanyak 7 Desa. 5 Kecamatan Merek, sebanyak 19 Desa. 6 Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 Desa. 7 Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 17 Desa 8 Kecamatan Naman Teran sebanyak 14 Desa. 9 Kecamatan Merdeka sebanyak 9 Desa. 10 Kecamatan Payung, sebanyak 8 Desa. 11 Kecamatan Tiganderket sebanyak 17 Desa.12 Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 Desa, 13 Kecamatan Munte, sebanyak 22 Desa. 14 Kecamatan Juhar, sebanyak 25 Desa. 15 Kecamatan Tigabinanga, sebanyak 19 Desa dan 1 Kelurahan. 16 Kecamatan Laubaleng, sebanyak 15 Desa. 17 Kecamatan Mardingding, sebanyak 12 Desa 37 Dari sebanyak 17 Kecamatan yang ada, tidak semua kecamatan memiliki desa dan kelurahan. Adapun kecamatan yang memiliki desa dan kecamatan adalah kecamatan Kabanjahe 36 Ibid. 37 Ibid., hal.l dengan tambahan 5 kelurahan, kecamatan Berastagi dengan tambahan 4 kelurahan dan desa Tigabinanga dengan tambahan 1 kelurahan.

2.3 Profil Singkat DPRD Kabupaten Karo

Dokumen yang terkait

Pemakzulan kepala daerah menurut persepektif fiqih siyasah dan hukum positif (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin)

0 12 0

Pemakzulan kepala daerah menurut perspektif fiqih siyasah dan hukum positif : studi kasus pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin

4 28 73

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH OLEH MAHKAMAH AGUNG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN,PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH ( Studi : Aceng Fikri sebagai Bupati Garut ).

0 0 14

TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT,PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA YANG TERKENA PEMBERHENTIAN

0 1 17

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH OLEH MAHKAMAH AGUNG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN,PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH WAKIL KEPALA DAERAH ( Studi : Aceng Fikri sebagai Bupati Garut ) - Repositori Unive

0 0 12

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH OLEH MAHKAMAH AGUNG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN,PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH WAKIL KEPALA DAERAH ( Studi : Aceng Fikri sebagai Bupati Garut ) - Repositori Unive

0 0 1

BAB II PROFIL KABUPATEN KARO DAN PROFIL KENA UKUR - Pemberhentian Kepala Daerah Studi Kasus Pemberhentian Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti Masa Jabatan 2010-2015

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN - Pemberhentian Kepala Daerah Studi Kasus Pemberhentian Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti Masa Jabatan 2010-2015

0 0 23

Pemberhentian Kepala Daerah Studi Kasus Pemberhentian Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti Masa Jabatan 2010-2015

0 0 10

KABUPATEN KARO( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 3 11