Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Hasil analisis dokumen, kuesioner, dan wawancara tersebut selanjutnya dilaporkan dalam bentuk catatan lapangan field note. Bogdan dan Biklen dalam Sutopo, 2006:86-88 menjelaskan bahwa catatan lapangan adalah catatan data yang dikembangkan oleh pengumpul data yang terdiri dari: 1 bagian deskriptif, berupa catatan mengenai informasi rinci dan lengkap sebagai potret keadaan lapangan baik saat analisis dokumen maupun wawancara, dan 2 bagian reflektif, yang berisi pikiran kritis yang timbul setelah peneliti membaca semua bagian deskriptif yang merupakan sisi subjektif peneliti.

J. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk terjaminnya teknik pengumpulan dan kebenaran serta ketepatan data yang diambil, dalam penelitian ini dikembangkan teknik pemeriksaan keabsahan data validitas data. Karena teknik pengambilan dan keabsahan data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian, maka validitas data mutlak diperlukan Sutopo, 2006: 91-92. Untuk itu dalam penelitian ini dikembangkan dua teknik triangulasi dari empat yang dianjurkan Patton dalam Sutopo 2006:92 yaitu: 1 triangulasi sumber data, dan 2 triangulasi metodologis cara pengambilan data. Pada prinsipnya penerapan berbagai triangulasi ini untuk memperoleh gambaran secara komprehensif dari berbagai perspektif sehingga lebih meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

1. Triangulasi Sumber Data

Teknik triangulasi sumber data dilakukan dengan menggali beberapa jenis sumber data yang berbeda untuk memperoleh data yang sejenissama sehingga kebenarannya lebih mantap dan meyakinkan Sutopo, 2006: 93. Sehingga data yang diambil telah teruji karena data tersebut diperoleh dari berbagai sumber berbeda. Dalam pelaksanaannya, data kualitas terjemahan digali dari hasil analisis dokumen content analysis, kemudian informan yang terdiri dari rater penerjemah ahli dan pakar sejarah dan mahasiswa sejarah. Selain itu, untuk memantapkan informasi mengenai readibilitas, responden mahasiswa sejarah diambil dari berbagai latar belakang budaya Minang dan non Minang. Hal ini sesuai anjuran Sutopo bahwa teknik triangulasi sumber dapat dilakukan dengan informan atau narasumber dari kelompok dan tingkatan yang berbeda 2006:93.

2. Triangulasi Metode

Berbeda dengan teknik triangulasi sumber yang menggunakan beragam jenis sumber data, triangulasi metode dilakukan dengan cara mengambil data yang sama dari satu sumber dengan teknik yang berbeda-beda agar data tersebut benar-benar meyakinkan Sutopo, 2006: 95. Pelaksanaan triangulasi metode dilakukan dengan memvariasikan metode dalam memperoleh informasi dan data dari informan. Informasi dari informan dikumpulkan melalui teknik penyebaran kuesioner, kemudian untuk memastikan dan konfirmasi serta memperoleh informasi yang lebih mendalam dilakukan teknik wawancara mendalam juga terhadap informan. Sehingga data yang diperoleh benar-benar sahih karena melalui berbagai teknik pengumpulan data. Secara umum teknik pengembangan pemeriksaan keabsahan data dapat digambarkan dalam gambar berikut yang diadaptasi dari Sutopo 2006: 94 dan 96. Kuesioner Wawancara content analysis dokumenarsip Gambar 5: Skema Triangulasi Sumber dan Metode modifikasi dari Sutopo 2006: 94 96 Triangulasi sumber diarahkan untuk memperoleh informasi kualitas terjemahan, sumber datanya berupa informan, dokumen, dan juga penerjemah. Triangulasi metode juga untuk memastikan data terkait kualitas hasil terjemahan yang dilakukan pada satu sumber, misalnya informan dilakukan melalui teknik kuesioner dan teknik wawancara mendalam.

K. Teknik Analisis Data