Prosedur Penelitian Deskripsi Umum Objek Penelitian

Model analisis interaktif di sini maksudnya keempat langkah di atas tidak dilakukan berurutan setelah semua data terkumpul, tetapi dilakukan secara bersamaan pada saat pengumpulan data. Kemudian masing-masing satuan data yang diperoleh juga dibandingkan sehingga terjadi interaksi antara proses pengumpulan data dan analisis data serta elemen-elemen lain seperti pencatatan data, penulisan laporan sementara, dan review pertanyaan penelitian. Interaksi model analisis data secara interaktif tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: 1 2 3 Gambar 6: Model Analisis Interaktif Sutopo, 2006: 120

L. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu persiapan, kegiatan penelitian, dan penyusunan laporan. Kegiatan Persiapan mulai dari pencarian masalah penelitian, perumusan masalah, penyusunan proposal yang dikonsultasikan dengan pembimbing 1 dan 2, pemilihan dan pengumpulan data reduksi data sajian data penarikan simpulanverifikasi data penetapan judul, seminar proposal, pembuatan instrumen, pengurusan perizinan dan penyusunan jadwal penelitian. Kemudian pada tahap kegiatan penelitian, dilaksanakan beberapa kegiatan berikut, yaitu: 1. Pembacaan teks buku asli Tsu dan karya terjemahan Tsa. 2. Pemilihan dan penandaan teks yang mengandung teknik penerjemahan. 3. Pengumpulan, pencatatan dan klasifikasi data. 4. Penyebaran kuesioner dan wawancara dengan informan. 5. Pemeriksaan keabsahan data validitas data. 6. Analisis data reduksi, penyajian, dan penyusunan simpulanverifikasi data. 7. Perumusan simpulan akhir. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah dalam laporan ini seperti telah disebutkan sebelumnya diawali dengan deskripsi umum objek penelitian yang terkait dengan tampilan fisik buku, latar penulisan dan penerjemahan, serta gambaran latar belakang penerjemah dan editor ahli. Berikutnya, uraian temuan dari hasil penelitian yang terkait dengan teknik penerjemahan yang terdapat dalam buku terjemahan, kecenderungan metode dan ideologi penerjemahan. Selanjutnya, diberikan gambaran dampak pemilihan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan yang lihat dari segi keakuratan accuracy, keberterimaan acceptability, dan keterbacaan readability.

D. Deskripsi Umum Objek Penelitian

Sebagai sumber data objektif dalam penelitian ini adalah buku “The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteenth Century ” selanjutnya disebut TMRDR dan terjemahannya “Asal-usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda pada Abad XIXXX” selanjutnya disebut AEMM. Buku TMRDR merupakan teks sumber TSu dan AEMM merupakan hasil terjemahan sehingga berfungsi sebagai teks sasaran TSa. Buku TMRDR ditulis oleh Elizabeth E. Graves yang diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris oleh Cornel Modern Indonesia Project yang berbasis di New York pada tahun 1981. Buku ini.merupakan hasil revisi dari disertasi Elizabeth E. Graves yang diselesaikannya pada tahun 1971 di University of Wisconsin Amerika. Setelah direvisi kembali, buku ini kembali diterbitkan pada tahun 1984 sebagai edisi kedua. Cornel Modern Indonesia Project menyebutkan bahwa buku ini diterbitkan untuk mengisi minimnya informasi sejarah mengenai perkembangan Indonesia dalam dimensi regional khususnya mengenai masyarakat Minangkabau dan Sumatera Barat pada abad ke 19. Buku TMRDR merupakan monografi mengenai asal-muasal munculnya elite Minangkabau diawal kemerdekaan Indonesia. Buku TMRDR terdiri atas 8 delapan bab isi dengan 147 halaman tanpa indeks. Buku dengan ISBN 0 87763 000 3 ini hak ciptanya dimiliki oleh Cornel Modern Indonesia Project. Di samping 8 bab utama, buku ini diawali dengan sebuah “introduction” pendahuluan yang memaparkan latar belakang dilakukannya penelitian ini oleh E. Graves. Ia melihat fakta sejarah bahwa diawal kemerdekaan Indonesia cukup banyak masyarakat Minangkabau yang masuk lingkaran elite pemerintahan, seperti Mohd. Hatta, Agus Salim, Sutan Syahrir dan lain-lain, padahal, etnis ini hanya 3 dari total penduduk Indonesia Graves, 1984: vii. Atas latar tersebut, ia mencari jawaban mengapa hal tersebut bisa terjadi padahal semua etnis mempunyai kesempatan dan nasib yang sama, yaitu dijajah Belanda. Berikutnya, bagian isi yang terdiri atas bab I –VIII menguraikan latar dan membahas jawaban penelitiannya. TMRDR menggunakan sistem catatan kaki footnote untuk memberikan catatan tambahan mengenai sumber kutipan dan keterangan tambahan terkait pemakaian istilah. Buku ini juga dilengkapi glossary yang memuat keterangan dari beberapa istilah Minangkabau dan bahasa Belanda yang terdapat di dalam buku. Buku ini tidak dilengkapi indeks sehingga akan menyulitkan jika kita bermaksud mencari topik atau istilah tertentu dalam buku tersebut. Buku TMRDR ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Asal-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belada Abad XIX XX” selanjutnya AEMM. Buku ini diterjemahkan oleh Novi Andri NV, Leni Marlina LM dan Nur Asni NA, serta editor ahli Mestika Zed MZ. Cetakan pertama buku terjemahan terbit pada tahun 2007 atau 23 tahun setelah terbitnya buku asli edisi kedua. Buku terjemahan diterbitkan atas kerja sama Yayasan Obor Indonesia dan Pusat Perbukuan. Secara fisik, buku terjemahan terlihat lebih kecil sehingga ketebalannya mencapai dua kali lipat dari buku asli, yaitu 309 halaman. Susunan buku terjemahan sama seperti terjemahan, kecuali daftar isi yang mencantumkan sub bab dalam buku asli hanya bab dan penambahan indeks buku. Penambahan indeks dilakukan oleh editor ahli untuk memudahkan pencarian topik. Seperti buku aslinya, AEMM juga menggunakan catatan kaki yang merupakan terjemahan dari buku sumber. Selain itu, catatan kaki pada terjemahan juga ada yang merupakan penerapan teknik penerjemahan. Alasan pemilihan buku, menurut penerjemah dan editor ahli sendiri memang atas pertimbangan editor ahli, Mestika Zed. Menurutnya hal ini karena kurangnya buku kajian sejarah regional Indonesia, khususnya sejarah Minangkabau. Lebih lanjut, ia menilai bahwa ada kelebihan peneliti asing dalam analisisnya sehingga akan memberikan pencerahan terhadap perkembangan ilmu dan masyarakat kita. Selain itu hasil penelitian E. Grave ini juga memberi perspektif yang berbeda bagi bangsa mengenai sejarah kita dan analisisnya dari kaca mata orang asing. Proses penerjemahan buku ini kurang dari setahun. Dalam proses penerjemahan, ketiga penerjemah membagi teks sumber masing-masing dua hingga tiga bab, dengan urutan bab 1-3 Leni Marlina LM, introduction dan bab 4-5 Novi Andri NV, dan 6-8 Nurasni NA. Menurut editor ahli ia telah menerjemahkan bab 1 dipertengahan tahun 1980-an. Selama proses penerjemahan ketiga penerjemah melakukan diskusi yang dilakukan secara tidak teratur tergantung kesepakatan untuk menyamakan peristilahan dan membahas masalah yang ditemui. Buku ini selesai diterjemahkan pada tahun 2004. Kemudian hasil terjemahan diedit kembali oleh editor ahli dan percetakan hingga diterbitkan tahun 2007. Sebagai sumber data genetik, berikut gambaran latar belakang budaya dan keilmuan para penerjemah dan editor ahli lihat lampiran 11. Berdasarkan latar budaya, para penerjemah dan editor semuanya berlatar belakang budaya Minangkabau dan merupakan penutur bahasa Minangkabau sebagai bahasa ibu. NV dan NA berasal dari Pariaman. LM berasal dari Agam dan MZ dari Payakumbuh. Pada saat penerjemahan NV adalah mahasiswa Jurusan Sejarah, sementara LM dan NA adalah mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UNP. Saat proses penerjemahan mereka semua berada pada tahun ke tiga perkuliahan. Editor ahli, Mestika Zed, adalah dosen sejarah Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, S3 lulusan Leiden University, Amsterdam, Belanda tahun 1991. Editor ahli pernah mendapat pelatihan penerjemahan yang diberikan oleh Dirjen Dikti dalam program penerjemahan buku pada tahun 1981. Untuk menunjang proses penerjemahan, editor ahli juga memberikan bahan bacaan, berupa artikel terkait sejarah Sumatra Barat, bagi dua penerjemah dari jurusan non sejarah, sementara bagi penerjemah non Jurusan Sejarah ia memberikan buku teori penerjemahan. Selain itu, pada awal proses penerjemahan, editor ahli memberikan informasi mengenai calon pembaca yaitu, mahasiswa dan dosen sejarah, dan pembaca awam baik masyarakat Minangkabau maupun Indonesia umumnya. Hal ini dapat dianggap sebagai “translation brief” bagi para penerjemah, sehingga dapat dikatakan bahwa penerjemah telah menyadari bahwa buku ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat Minangkabau, tetapi semua masyarakat Indonesia. Bahkan salah seorang penerjemah LM mengetahui bahwa buku terjemahan ini juga diedarkan di Malaysia. Selanjutnya, diuraikan temuan mengenai hasil kajian dokumen document analysis mengenai teknik penerjemahan yang diterapkan dalam AEMM.

E. Hasil Penelitian