Gambaran likuiditas suatu bank dapat diukur dengan rasio Loan to Deposit Ratio LDR. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
lampiran 1e , Loan to Deposit Ratio LDR dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang
disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut
rugi Kasmir, 2003. Return on Assets ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan
keuangan rasio ini paling sering di sorot, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang, sedangkan Net Interest Margin NIM merupakan perbandingan antara
pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Net Interest Margin NIM penting untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap
suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank akan berubah.
Kinerja keuangan perbankan yang diwakili oleh rasio CAR, ROA, LDR dan NIM serta harga saham perbankan menunjukkan perkembangan yang berbeda-beda
setiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio – rasio keuangan yaitu : Capital Adequacy Ratio CAR, Retrun On Assets ROA, Loan Deposit
Ratio LDR, dan Net Interest Margin NIM berpengaruh terhadapharga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia 2009-2013.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh rasio – rasio keuangan terhadap harga saham dan juga sebagai media yang
dapat menunjang pembelajaran peneliti kearah yang lebih baik. 2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam membeli saham suatu perusahaan terutama pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI .
3. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya.
4. Bagi Peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian untuk penelitian berikutnya mengenai pengaruh rasio – rasio keuangan terhadap harga
saham perbankan yang terdaftar di BEI atau yang menyinggung masalah – masalah yang terdapat dalam penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Saham
2.1.1.1 Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Dengan membeli saham berarti
seseorang memiliki hak didalam suatu perusahaan sesuai dengan saham yang dimiliki dan juga berhak mendapatkan deviden dari perusahaan atas
keuntungan yang didaptkan oleh perusahaan tersebut Siamat 2001: 268. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006: 6 saham stock atau
share dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan seseorang pada suatu perusahaan atau perseroan
terbatas.
2.1.1.2 Jenis – jenis Saham
Jenis-jenis saham menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006: 7 Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
1. Saham biasa common stock, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen
dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan terebut dilikuidasi.
2. Saham preferen preferred stock, yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga tidak mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.
Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: 1. Saham atas tunjuk bearer stock, artinya pada saham tersebut tidak
tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama registered stock, merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya melalui prosedur
tertentu.
Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar dividen. 2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata
dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan growth stock-well-know, yaitu saham-saham dari emiten yang mewakili pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
pimpinan di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke
tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di
masa mendatang, meskipun belum pasti.
5. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh
oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2.1.1.3
Harga Saham
Menurut Hanafi 1991:52, harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima di kemudian hari. Harga saham yang cukup tinggi akan
memberikan keuntungan berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar
perusahaan.Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Untuk itu
investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham.
2.1.1.4 Analisis Saham
Analisis saham dilakukan untuk mengetahui apakah harga saham yang disajikan oleh suatu perusahaan telah sesuai dengan kondisi perusahaan, dan
apakah harga saham tersebut juga selaras dengan kinerja perusahaan tersebut.
Tujuan dilakukannya analisis terhadap saham-saham adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan yang
bersangkutan untuk tumbuh danberkembang di masa mendatang. Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:55 Untuk melakukan analisis dan
memilih saham terdapat dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis fundamental, merupakan faktor yang dapat memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
atas harga saham tersebut Anggraeni dan Sugiharto 2004: 3. Diantaranya, laporan keuangan, produk-produk yang dihasilkan, dan manajemen
perusahaan. 2. Analisis teknikal, merupakan informasi kepada investor untuk mengambil
keputusan yang berkaitan mengenai kapan pembelian saham dilakukan dan kapan saham tersebut dijual atau ditukar dengan saham lain sehingga
memperoleh keuntungan yang maksimal Anggraeni dan Sugiharto 2004: 3. Dalam hal ini faktor kondisi makro merupakan salah satu informasi
yang akan mempengaruhi keputusan investasi para investor.
2.1.2 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada
umumnya berfokus pada laporan keuangannya disamping data – data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat
untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik
tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumny Mulyadi,2001:178. Kinerjaperusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secaraperiodik, laporan berupa neraca, rugi laba, arus
kas, dan perubahan modalyang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisikeuangan perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan digunakan
investoruntuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang danrisiko atas penilaian tersebut Weston Brigham,1993: 86. Dengan
demikianpengukuran kinerja dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alatprediksi pertumbuhan kekayaan pemegang saham.Kinerja keuangan pada
perusahaan perbankan dapat dinilai denganmenggunakan pendekatan analisis rasio keuangan. Jika kinerja perusahaanpublik meningkat maka nilai perusahaan
akan semakin tinggi. Di bursa efekhal seperti itu akan di respon oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia IAI 1996 dalam Febriyani dan Zulfadin, 2003: 54, kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi
keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok
penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran. Penilaian kinerja perbankan penting dilakukan baik oleh manajemen,pemegang
saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkaitdengan distribusi kesejahteraan di antara mereka.Helfert dalam Lidiadni: 2003: 36
mengemukakan bahwa dalam menilaikinerja perusahaan yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaandalam hal ini investor, manajer,
kreditor, pemerintah dan masyarakat umum.Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuaidengan tujuannya. Ketentuan tingkat
kesehatan bank dimaksudkan agar dapatdigunakan sebagai tolok ukur bagi pihak- pihak yang berkepentingan tersebut.
Menurut Ikhsan 2005:28 pengukuran kinerja dibagi menjadi dua yaitu : 1. Pengukuran kinerja konvensional
Dalam manajemen konvensional, pencapaian visi misi organisasisebagai institusi pencipta kekayaan diukur hanya dengan menggunakanukuran
keuangan yang bertolak pada hasil akhir yang nampak darilaporan keuangan terutama dari neraca dan laporan laba rugi yangmerupakan
rekaman data keuangan historis dan hasil realisasianggaran yang merupakan refleksi dari proses operasional manajemenperusahaan.
2. Pengukuran kinerja kontemporer Dalam perkembangannya terdapat dua konsep pengukuran kinerjadalam
pengukuran kinerja kontemporer yaitu : Economic Value Added EVA adalah nilai tambah ekonomis
yangdiciptakan perusahaan dari kegiatan atau strategisnya selama periodetertentu.
Balance Score Card BCS adalah suatu alat untuk mengukur kinerjaeksekutif dimasa depan yang mencakup aspek
keuangan dan nonkeuangan. Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini
menggunakanpengukuran kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilairasio-rasio keuangannya yaitu CAR, ROA, LDR, dan NIM.
2.1.3 Rasio Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Fraser dan Ormiston 2007 : 196 ”Financial ratios, which standardize financial data in terms of mathematical relationships expressed
in the form of percentages or time.” Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar. 2.1.3.2
Jenis – jenis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto 1978 seperti yang dikutip oleh Munawir 2001, ada 4 klasifikasi angka-angka rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Sedangkan menurut Munawir sendiri, rasio keuangan meliputi rasio modal kerja atau likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio rentabilitas, dan rasio-rasio lain yang terdiri dari Gross Margin Ratio, Operating ratio, dan perputaran hutang dagang. Menurut Hanafi dan Halim
2000, analisis rasio bisa dikelompokkan dalam 5 macam kategori yanitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan
rasio pasar. Dalam penelitian ini, akan menggunakan 4 klasifikasi rasio keuangan
menurut Riyanto 1978 yang terdiri dari rasio likuiditas,rasio leverage,
rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio – rasio tersebut juga diadopsi dari penelitian sebelumnya dan didasarkan pada sejumlah latar belakang
dari hasil penelitian terdahulu. a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kehidupan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo denganmenggunakan aktiva lancar yang tersedia Syamsuddin,1985:38.Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan
keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang
kas. Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sangat sering digunakan. Tingkat Current ratio dapat ditentukan dengan cara
membandingkan antara Current Assets dengan Current Liabilities Syamsudin, 1985:39.
b. Rasio Leverage Rasio leverage adalah rasio – rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang Riyanto, 1995:331.Leverage menjadi indikasi efisiensi kegiatan bisnis
perusahaan, serta pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan para pemberi pinjaman atau kreditur. Sebagian pos utang jangka pendek,
menengah dan panjang menanggung biaya bunga. Contoh utang dengan beban bunga adalah kredit dari bank dan lembaga keuangan lain.
Semakin kecil jumlahpinjaman berbunga, semakin kecil pula beban bunga kredit yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian, dipandang
dari segi beban bunga, perusahaan tersebut lebih efisien operasi bisnisnya. Apabila beban biaya operasional yang lain wajar, dengan
beban bunga pinjaman kecil diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat Sutojo dan Kleinsteuber,2004 : 37.
c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas meliputi gross profit margin GPM, net profit
margin NPM, return on asset ROA, return on equity ROE, earning per share EPS, payout ratio PR, retention ratio RR, dan productivity
ratio PR. d. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas terdiri dari receivable turn over RTO rata-rata penerimaan piutang RPP, inventory turn over ITO, lama persediaan
mengendap LPM, dan total asset turn over TATO.
2.1.3.3 Rasio – rasio yang Mempengaruhi Harga Saham
Dalam penelitian ini, dipaparkan bahwa rasio – rasio yang mempengaruhi harga saham adalah Capital Adequacy Ratio CAR, Retrun On Assets
ROA, Loan Deposit Ratio LDR, dan Net Interest Margin NIM. 1. Capital Adequacy Ratio CAR
Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai oleh modal sendiri bank, di samping memperoleh dana – dana dari sumber –
sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain – lain Dendawijaya, 2001:122.
Dengan kata lain CAR merupakan rasio kinerja bank untuk menguikur kecakupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan resiko. Semakin besar persentase CAR suatu bank maka menunjukkan semakin besar daya tahan suatu
bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah.
2. Retrun On Assets ROA ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan selama periode tertentu Dendawijaya, 2001 : 120. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa
menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. ROA dihitung berdasarkan
perbandingan laba bersih dan rata – rata total asset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
3. Loan Deposit Ratio LDR LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang
disalurkan kemasyarakat Kredit dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan Mulyono, 2001 : 101. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan nasabah deposan dengan mengadalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi LDR maka akan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Sebaliknya, angka LDR yang rendah akan menunjukan tingkat ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dengan dana yang
diterimanya dan menunjukan bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam menjalankan fungsi intermediasi.
4. Net Interest Margin NIM Net Interest Margin NIM merupakan rasio keuangan yang mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif. Rasio ini menggambarkan tingkat
jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank Tarmizi dan Willyanto,
2003:37-38, jadi semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh dari pendapatan bunga dan akan
berpengaruh pada kenaikan harga saham. Dari besarnya rasio ini dapat dilihat bagaimana kemampuan bank
dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap aktiva yang bersifat produktif untuk melihat seberapa besar perolehan pendapatan bunga
bersih yang diperoleh. Semakin tinggi rasio NIM maka meningkatkan
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga manajemen perusahaan telah dianggap bekerja dengan baik,
sehingga kemungkinan suatu bank berada dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
2.1.4 Pengertian Bank
Menurut Kuncoro dalam bukunya manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi 2002:68, defenisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokonya adalah
menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Menurut UU No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi bank dalam mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan deposit sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab hal ini menentukan volume
dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Dapat disimpulkan bahwa
bank dapat berperan sebagi financial intermediate dengan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan, kemudian
bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang defisit dana Abdullah, 2005:17.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Jika dihubungkan dengan harga saham, investor cenderung lebih menyukai CAR dan ROA yang lebih tinggi tetapi sebaliknya menyukai LDR yang lebih rendah. Hal ini
disebabkan dengan CAR dan ROA semakin tinggi dan LDR yang semakin rendah menunjukkan semakin baik kinerja emiten. Dengan demikian semakin baik kinerja suatu
emiten akan semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham Muharni, 2009. Bedasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR dan ROA mempunyai
pengaruh terhadap harga saham Simbolon, 1995 : Muharni, 2009. Penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian tentang pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham pada perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia terangkum dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Simbolon 1995 Hubungan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas, dan
Rentabilitas Dengan Perubahan
Harga Saham Di Pasar Sekunder
Pada PT. Bnak Niaga
LDR dan CAR Hasil penelitian
menyatakan bahwa kinerja keuangan
berbentuk bank yang diwakili oleh LDR dan
CAR terdapat keeratan yang signifikan
dengan perubahan harga saham suatu
bank yang telah listing di pasar modal.
Muharni 2009 Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga
SahamPerbankan Di Bursa Efek
Indonesia LDR, CAR, dan
ROA Hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen harga
saham adalah ROA, sedangkan CAR dan
LDR tidak berpengaruh
signifikan.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupkan tuntunan untuk
memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis Jurusan Akuntansi, 2004: 13. Dalam Penelitian ini, variabel-variabel independen X yang ditentukan oleh peneliti untuk
mewakili kinerja keuangan melalui rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu harga saham Y adalah Capital Adequacy Ratio CAR, Retrun On Assets
ROA, Loan Deposit Ratio LDR, dan Net Interest Margin NIM. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
H1 H2
H3 H4
H5 Gambar 2.1
Harga Saham Y
Capital Adequacy Ratio
X
1
Return on Assets X
2
Net Interest Margin
X
4
Loan Deposit Ratio
X
3
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian