Batasan dan Rumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah film American Sniper yang berdurasi 134 menit karya Clint Eastwood yang diedarkan melalui Bioskop, CD maupun internet. b . Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bahan pustaka, referensi-referensi yang menunjang, studi dokumen yang berupa buku-buku, majalah, dan artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan objek permasalahan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penulis mengumpulkan data primer dan sekunder yang didapat sesuai dengan film American Sniper, setelah terkumpul kemudian diklarifikasikan sesuai dengan pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis semiotik Roland Barthes tentang makna denotasi, konotasi dan mitos.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Untuk subjek penelitian dari penelitian ini adalah film American Sniper . Sedangkan objek penelitiannya adalah potongan adegan yang mengandung unsur propaganda barat terhadap Islam yang terdapat dalam film tersebut.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan sejak bulan Maret 2015, atau sejak dimulainya proposal dilakukan hingga Juli 2015 atau sampai penelitian ini diselesaikan. Tempat penelitian dilakukan di Perpustakaan UIN Jakarta dan sekitarnya yang menjadi tempat mencari referensi penelitian ini.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh Center for Quality Development and Assurance CeQDA Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum menyusun skripsi lebih lanjut, maka penulis terlebih dahulu menelusuri penelitian yang sudah dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan dari Universitas lain. Maksudnya agar penelitian yang akan dilakukan tidak sama dengan skripsi-skripsi sebelumnya dan pemetaan perkembangan penelitian. Adapun beberapa tinjauan pustaka tersebut ialah: 1. Skripsi karya Dahliana Syahri 207051000611 Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam KPI FIDKOM UIN Jakarta Angkatan 2008 dengan judul “Analisis Semiotik Film Freedom Writers” Perbedaan skripsi ini terletak pada subjek dan objek penelitiannya. Skripsi ini meneliti tentang kehidupan guru yang pantang menyerah dalam mengajarkan anak-anak kulit hitam. Karya Dahliana menggunakan analisis Semiotik Roland Barthes. 2. Skripsi karya Hani Taqqiya, Mahasiswa Jurusan KPI FIDKOM UIN Jakarta Angkatan 2008 dengan judul “Analisis Semiotik Terhadap Film In The Name of God ” Perbedaan skripsi ini terletak pada subjek dan objek penelitiannya. Skripsi Hani menceritakan tentang pergulatan muslim di tiga negara. Karya Hani menggunakan analisis Semiotik Roland Barthes. 3. Skripsi karya Anggid Awiyat D 1206583 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2005 dengan judul “Propaganda Barat Terhadap Islam Dalam Film Studi Tentang Makna Simbol dan Pesan Film Fitna Menggunakan Analisi Semiologi Komunikasi”. Perbedaan skripsi ini terletak pada subjek dan objek. Skripsi Anggid meneliti tentang propaganda yang dilakukan Geets Wilders melalui film dokumenter Fitna. Metode penelitian yang digunakan analisis semiotika milik Roland Barthes.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara sistematis penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Setiap bab terdiri dari sub-sub yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Membahas tentang konsep Islamphobia, propaganda, film dan teori semiotika Roland Barthes.

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini diuraikan gambaran umum sekilas tentang film American Sniper, sinopsis American Sniper, profil Chris Kyle, profil Navy SEAL, pemeran dan sutradara American Sniper serta tim produksi American Sniper.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Berisi analisis data semiotik berupa denotasi, konotasi, dan mitos dari temuan data yang berupa tanda-tanda dari film American Sniper serta teknik propaganda yang digunakan dalam film American Sniper

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan penelitian terhadap beberapa pertanyaan dari rumusan masalah penelitan, serta saran penulis yang bersifat membangun. 12

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Wacana Islampohobia

Sejak peristiwa hancurnya menara kembar World Trade Center WTC pada 11 September 2001 lalu, kaum muslim di AS menjadi pusat perhatian bahkan kerap mengalami perlakuan diskriminasi. Diskriminasi dan rasisme terhadap Islam inilah yang disebut dengan Islamfobia. Secara etimologi Islamfobia berasal dari kata Islam and Phobia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fobia adalah sebuah perasaan takut yang tak berdasar dan berlebihan terhadap sesuatu hal. Ketakutan ini kemudian akan menghambat kehidupan si penderitanya. 1 Ketakutan tersebut yang akan mendorong seseorang untuk keluar atau menjauh dari situasi, objek, seseorang, atau aktivitas tertentu. Dengan demikian, Islamofobia berarti ketakutan yang tidak mendasar terhadap Islam sehingga keberadaannya harus dijauhi atau disingkirkan. Pada akhirnya ketakutan itu adalah diskriminasi terhadap umat Islam baik sebagai individu dan komunitas, serta menyingkirkan umat Islam dari urusan-urusan sosial dan politik yang lebih luas. Sementara itu, Chris Allen mendefinisikan Islamphobia sebagai setiap ideologi atau cara berpikir dan atau perilaku di mana kalangan Muslim disingkirkan dari posisinya, hak-haknya diambil, diperlakukan dengan tidak adil 1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2008 h. 319 dan keberadaan mereka sebagai warga tidak diperhatikan. 2 Islamfobia terbagi menjadi dua level yakni, level institusional dan individual. Secara institusional Islamofobia mewujud pada kebijakan polisi yang melakukan tindakan pengawasan surveillance terhadap individu-individu maupun kelompok- kelompok muslim, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya; infiltrasi intelijen oleh FBI terhadap individu, keluarga, maupun organisasi Islam yang diduga memiliki jaringan dengan kelompok teroris luar negeri; proses pengadilan yang bertentangan dengan konsitutisi terhadap terduga teroris; penelusuran aliran keuangan individu dan kelompok-kelompok Muslim, serta penggambaran media media profiling yang sangat bias secara intensif dan sistematis pada tingkat nasional. Sementara itu, secara individual warga Muslim juga mengalami diskriminasi, mulai dari caci-maki hate speech hingga tindakan pemukulan, pengrusakan masjid, dan penembakan yang berujung kematian. 3 Munculnya propaganda anti-Islam di Barat memiliki hubungan dengan aktivis sayap kanan Amerika Serikat. Ia merupakan kelompok yang menyatakan bahwa Islam bukanlah Agama dan tidak memiliki hak sebagai warga negara. Mereka juga beranggapan bahwa semua Muslim berbahaya dan kebebasan harus dipertahankan dengan cara mengambil kebebasan umat Muslim. Laporan dari Center for American Progress, pada tahun 2001 hingga 2009, tercatat ada tujuh yayasan sayap kanan yang telah memberikan lebih dari 40 juta untuk menyebarkan virus Islamophobia. Tujuh yayasan tersebut berada di bawah 2 P.Thomson, Allen’s Islamphobia and The British New Media: A critical evaluation of Isamphobia as a concept and its application to the written news media in Britain between 2001 and 2008 University of Wales: Trinity Saint David, 2013 h. 6-7 3 Harian Indoprogress , „Islamphobia dan Politik Imperialistik AS’ diakses pada 13 Mei 2015 pukul 14:37 WIB dari http:indoprogress.com201401Islamophobia-dan-politik- imperialistik-as