Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

11

III. METODE PE ELITIA

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Maret 2011 hingga Juni 2011.

B. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan adalah buah salak pondoh yang diperoleh dari sebuah kebun salak di daerah Cimande, Ciawi, Bogor yang bibitnya diperoleh langsung dari petani Sleman, DI Yogyakarta. Salak pondoh yang telah dipanen dari tiap petani kemudian di bawa ke gudang pengumpul. Salak tersebut diangkut dengan menggunakan karung, kemudian karung tersebut ditimbang untuk menentukan buah salak yang masuk. Setelah itu dilakukan sortasi untuk menyeragamkan sampel buah. Setelah disortasi, buah salak tersebut dikemas dalam kemasan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu keranjang plastik, kotak karton, dan keranjang bambu. Transportasi dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum selama 2 jam. Salak yang digunakan memiliki dimensi diameter mayor 4.2 0 4.7 cm dan diameter minor 3 0 3.9 dengan berat per buah berkisar antara 45 0 70 gram. Umur petik buah yang digunakan sekitar 5 0 6 bulan. Peralatan yang digunakan antara lain meja simulator dengan kompresor untuk simulasi tranportasi, timbangan Mettler PM04800 untuk mengukur susut bobot, Rheometer tipe CR0300DX untuk mengukur kekerasan buah, Refraktometer digital Atago tipe PR0201 untuk menentukan total padatan terlarut, ruang pendingin bersuhu 10 o C, Oven dan desicator untuk mengukur kadar air, serta alat penunjang lainnya.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah 1. Pemilihan kemasan dilakukan dengan menghitung volume dari keranjang plastik. Kemudian hasil perhitungan volume tersebut dijadikan dasar volume yang akan digunakan untuk merancang kotak karton dan keranjang bambu. Untuk merancang kemasan kotak karton dilakukan dengan metode trial and error. Sedangkan untuk keranjang bambu digunakan rancangan asli dari kebun karena kapasitas yang diperlukan tidak berbeda jauh dari kapasitas aslinya yaitu 10 Kg. 2. Persiapan bahan atau sampel yaitu pemilihan dan pembersihan pada buah salak yang akan digunakan untuk penelitian. Buah salak terlebih dahulu disortir, dipilih yang kondisinya tidak menunjukkan kerusakan secara fisik dan diseragamkan ukurannya, kemudian salak dibersihkan dari kotoran yang mungkin masih melekat. 3. Buah salak yang telah dibersihkan dan disortasi kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam perlakuan kemasan yaitu kemasan keranjang plastik 41 cm x 31 cm x 13 cm, kemasan kotak karton 30 x 20 x 25 cm dan kemasan keranjang bambu diameter 27 cm dan tinggi 30 cm. Masing0masing perlakuan kemasan mempunyai berat yang sama yaitu 8 Kg. 4. Kemasan0kemasan tersebut kemudian diatur pada meja getar simulator. Simulasi transportasi dilakukan dengan meja getar berfrekuensi 3.14 Hz dan amplitudo 4.83 cm selama 2 dua jam. Penggetaran dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu untuk ulangan ke01 dan ulangan ke02. 5. Setelah penggetaran, dilakukan pengamatan kerusakan mekanis untuk mengetahui jumlah dan presentase kerusakan yang dialami oleh buah salak akibat goncangan selama transportasi. 6. Buah salak kemudian diambil secara acak untuk ditimbang bobot awalnya. Setelah itu, 3 jenis perlakuan kemasan tersebut disimpan pada suhu dingin 10 o C dan suhu ruang. Buah salak tersebut disimpan bersama dengan kemasannya. 12 7. Buah salak yang disimpan digunakan sebagai sampel untuk pengamatan kekerasan, susut bobot, kadar air, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Selain itu, dilakukan pengamatan terhadap presentase kerusakan buah secara fisiologis yang terjadi selama penyimpanan. 8. Pengamatan pada suhu ruang dilakukan sampai hari ke010 sedangkan pengamatan untuk suhu dingin dilakukan sampai hari ke020. Pengamatan pada suhu ruang dan suhu dingin dilakukan setiap 2 atau 3 hari sekali. Gambar diagram alir dari metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Diagram alir metode penelitian S1 Suhu ruang 26 O C – 30 O C Pengamatan: Susut bobot, Kerusakan fisiologis, Kekerasan, Total Padatan Terlarut, Kadar air, Uji Organoleptik Salak pondoh K2 Kemasan kotak Karton berkapasitas 8 Kg K3 Kemasan keranjang bambu berkapasitas 8 Kg K1 Kemasan keranjang plastik berkapasitas 8 Kg S2 Suhu dingin 10 O C Simulasi transportasi dengan amplitudo 4.83 cm dan frekuensi 3.14 Hz selama 2 jam dengan tidak ada penumpukan Pengamatan kerusakan mekanis Pengukuran bobot awal Penyimpanan Analisis: Pengaruh perlakuan dengan analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan 13

D. Pengamatan