Pengamatan METODE PE ELITIA

13

D. Pengamatan

1. Persentase kerusakan mekanis Kerusakan buah yang dikategorikan atas karakteristik memar, kulit pecah atau tergores. Pengamatan kerusakan ini dilakukan secara visual per satuan buah salak dan selanjutnya dihitung persentase buah yang rusak dari keseluruhan buah salak yang ada dalam satu kemasan. Jumlah kerusakan dalam satu kemasan dapat dihitung dengan Persamaan 1. Perhitungan persentase kerusakan mekanis ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. = 100…………………...…1 2. Persentase kerusakan fisiologis Kerusakan buah yang dikategorikan atas karakteristik buah yang sudah busuk dan berair. Pengamatan kerusakan ini dilakukan secara visual per satuan buah salak dan selanjutnya dihitung persentase buah yang rusak dari keseluruhan buah salak yang ada dalam satu kemasan. Jumlah kerusakan dalam satu kemasan dapat dihitung dengan Persamaan 2. Perhitungan persentase kerusakan fisiologis ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. = 100…………………….2 3. Kekerasan Uji kekerasan diukur berdasarkan tingkat ketahanan buah terhadap jarum penusuk dari rheometer tipe CR0300DX. Alat dikondisikan pada kedalaman 10 mm dengan beban maksimum 10 kg. Uji kekerasan dilakukan pada 3 tiga titik yang berbeda, yang terdapat pada bagian pangkal buah salak, kemudian hasilnya dirata0ratakan. Letak ketiga titik disajikan pada Gambar 5. Jarum penusuk ditandai dengan tanda panah warna merah. Pengukuran kekerasan ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Gambar 5. Letak tiga titik jarum penusuk pada pengujian kekerasan buah salak 4. Susut bobot Pengukuran susut bobot dilakukan dengan menggunakan timbangan mettler PM04800. Pengukuran dilakukan sebelum disimpan dan setiap kali akhir pengamatan yaitu setiap 2 atau 3 hari sekali. Persamaan yang digunakan untuk mengukur susut bobot adalah Persamaan 3. Pengukuran susut bobot ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. + = , -, , 100..........................................................3 Dimana: Wo = Bobot salak pondoh sebelum disimpan gram Wt = Bobot salak pondoh setiap akhir pengamatan gram 5. Total Padatan Terlarut Penentuan Total Padatan Terlarut buah salak dilakukan dengan menggunakan Refraktometer tipe digital Atago tipe PR0201. Sebelumnya, satu bagian buah salak dibagi menjadi 3 bagian, 14 bagian pangkal, tengah dan bawah. Masing0masing bagian tersebut selanjutnya dihancurkan, kemudian diukur nilai Total Padatan Terlarutnya menggunakan Refraktometer o Brix. Masing0 masing nilai dari bagian tersebut kemudian dirata0ratakan. Pengukuran Total Padatan Terlarut ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. 6. Kadar air, metode oven Daging buah salak sebanyak 5 gram yang telah dipotong0potong ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C – 110 o C sampai diperoleh berat tetap, yaitu selama 6 jam. Cawan diangkat, didinginkan dalam desikator dan ditimbang berat akhirnya. Kadar air dapat dihitung dengan Persamaan 4. Perhitungan kadar air ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Kadar air bb = - x 100 ……………………………………..4 Dimana: a = Berat sampel salak pondoh sebelum dikeringkan gram b = Berat sampel salak pondoh setelah dikeringkan gram 7. Uji Organoleptik Uji organoleptik yang digunakan pada penilaian buah salak adalah uji mutu hedonik terhadap kenampakan kulit, kenampakan daging, tekstur buah, rasa, aroma dan penerimaan umum. Skala hedonik yang digunakan adalah 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka dan 7 sangat suka. Panelis terdiri dari 10 orang yang terdiri atas mahasiswa dari berbagai fakultas, Uji organoleptik ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

E. Kesetaraan Simulasi Transportasi