Metode Biaya Pengganti Penelitian Terdahulu

22 a. Nilai keberadaan existence value merupakan nilai yang didasarkan pada terpeliharanya SDA tanpa menghiraukan manfaat dari keberadaan SDAL tersebut. b. Nilai warisan bequest value merupakan nilai yang diberikan oleh generasi saat ini terhadap SDAL agar dapat diwariskan pada generasi mendatang. Selain kedua manfaat tersebut ada juga nilai lain yaitu nilai pilihan option value, yaitu nilai pemeliharaan SDAL untuk kemungkinan dimanfaatkan pada masa yang akan datang. Manfaat dari penentuan nilai ekonomi total adalah: 1 apresiasi yang tinggi terhadap SDAL, 2 merupakan datainformasi penting untuk menentukan kebijakan pengelolaan SDAL, 3 sebagai bahan analisis dalam menentukan proyek pemanfaatan SDAL.

2.6 Metode Biaya Pengganti

Replacement Cost Methode Menurut Dewi 2006, metode ini didasarkan kepada biaya ganti rugi asset produktif yang rusak karena penurunan kualitas sumberdaya atau kesalahan pengelolaan. Biaya ini diperlukan sebagai estimasi minimum dari nilai peralatan yang dapat mereduksi limbah atau perbaikan cara pengelolaan praktis sehingga dapat mencegah kerusakan. Nilai minimum ini akan dibandingkan dengan biaya peralatan yang baru. Contoh yang relevan adalah konversi hutan bakau menjadi bangunan. Kenyataan menunjukkan perubahan tersebut tidak hanya menyangkut keseimbangan rantai makanan biota-biota yang hidup dalam ekosistem tersebut, akan tetapi juga menyangkut aspek lain, misalnya pengurangan luas hutan berdampak pada pengurangan unsur hara dan penurunan nilai populasi udang tangkap sebagai akibat : • Hilangnya tempat bertelur spaning ground 23 • Rusaknya daerah asuhan nursery ground • Penurunan produktivitas primer diperairan. Setelah dihitung jumlah kerugian, serta kerugian karena unsur hara yang berkurang akibat berkurangnya luas hutan bakau dalam bentuk nilai uang, maka hasil perhitungan merupakan jumlah biaya pengganti yang harus dikeluarkan jika kebijakan pengelolaan hutan bakau tersebut dilaksanakan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai penambangan pasir masih relatif sedikit jumlahnya. Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ansahar 2005, mengenai valuasi ekonomi dan dampak lingkungan pada penambangan pasir darat di Tarakan. Dalam penelitiannya, Ansahar juga mencoba mengidentifikasi dampak dari kegiatan penambangan pasir darat dan menilainya. Terdapat perbedaan komponen biaya pengganti yang digunakan sebagai penilaian kerusakan lingkungan antara penelitian yang dilakukan Ansahar dengan penelitian ini. Ansahar menggunakan tiga komponen biaya pengganti, yaitu biaya dampak kualitas udara dan partikel debu; biaya penurunan tanaman produktif; dan biaya dampak erosi tanah, sedimentasi dan kerusakan lahan. Selain itu, penambangan pada penelitian Ansahar bersifat legal, sedangkan penambangan pasir di Kecamatan Tamansari bersifat liar dan tidak memiliki izin. Hasil dari penelitian Ansahar menunjukan bahwa nilai ekonomi dari aktifitas penambangan pasir lebih besar dibandingkan nilai kerusakan lingkungannya. Penelitian yang dilakukan Rani 2004 lebih menunjukan kepada pengaruh fisik akibat penambangan pasir, yaitu bagaimana kualitas tanah dan produktivitas lahan. Nilai dampak akibat penambangan pasir tidak diperhitungkan. 24

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Terdapat hubungan timbal balik yang erat antara aktivitas ekonomi pembangunan dan lingkungan. Peningkatan kebutuhan bahan galian industri khususnya pasir meningkat seiring dengan laju pembangunan dan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi, menyebabkan kegiatan penambangan pasir semakin meluas. Walaupun kegiatan pertambangan pasir memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah dan masyarakat setempat, tetapi dampak negatif dari kegiatan ini pun tidak bisa diabaikan terutama dampaknya terhadap penurunan kualitas lingkungan sehingga menimbulkan masalah lingkungan diantaranya yaitu : 1 berkurangnya atau hilangnya pasir, 2 menurunnya kualitas udara, 3 menurunnya kualitas air, 4 terjadinya erosi tanah, 5 terjadinya longsor, 6 kerusakan lahan, 7 terganggunya vegetasi dan satwa di sekitar bantaran sungai, 8 kurangnya estetika, 9 terjadi polusi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut pasir. Tentu saja dampak negatif dari kegiatan pertambangan pasir ini harus diterima oleh penduduk sekitar. Dalam memahami manfaat sumberdaya alam ini, perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya alam tersebut. Nilai dari suatu barang atau jasa lingkungan sangat membantu seorang individu, masyarakat atau organisasi dalam mengambil keputusan Ansahar, 2005. Menurut Kramer et al. 1994 U dalam U Handayani 2002, penentuan nilai ekonomi sumberdaya alam merupakan hal yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengalokasikan sumberdaya alam yang semakin langka. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penilaian untuk mengetahui manfaat dari kegiatan penambangan pasir dengan mambandingkan nilai manfaat dari kegiatan