3 sumberdaya perlu mengetahui betapa pentingnya valuasi ekonomi sumberdaya
dan lingkungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang daerahnya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada dan tetap
menjaga kualitas lingkungan. Penentuan nilai ekonomi suatu sumberdaya alam merupakan hal yang
sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam mengalokasikan sumberdaya alam yang semakin langka, sekaligus bermanfaat dalam menciptakan penilaian
yang tepat dalam menentukan keberlanjutannya Suparmoko 2002
U
dalam
U
Ansahar 2005. Berdasarkan tujuan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mampu mencapai efisiensi dan manfaat yang maksimal, maka penambangan pasir di Kecamatan Tamansari diperlukan suatu valuasi ekonomi.
1.2 Perumusan Masalah
Daya regenerasi setiap jenis sumberdaya adalah berbeda dengan jenis sumberdaya yang lain. Laju pemanfaatan atau ekstraksi suatu sumberdaya tidak
semestinya melebihi daya regenerasinya, sehingga sumberdaya tersebut dapat sustainable baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Perbedaan
daya regenerasi sumberdaya menyebabkan harus adanya perbedaan pula dalam memperlakukan pengelolaan dan pengambilan manfaatnya. Sumberdaya yang
memiliki waktu regenerasi yang lama atau tidak memiliki daya regerasi secara biologis disebut sebagai sumberdaya alam yang terhabiskan sehingga tidak boleh
dimanfaatkan secara berlebihan. Belum adanya penegakkan peraturan di Indonesia yang secara tegas mengatur pemanfaatan sumberdaya terhabiskan ini,
menyebabkan banyak pemanfaatan yang dilakukan secara ilegal oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
4 Jenis sumberdaya terhabiskan yang banyak dimanfaatkan secara ilegal
adalah barang tambang, salah satunya yaitu pasir. Semakin meningkatnya kebutuhan bahan galian industri khususnya pasir seiring dengan meningkatnya
laju pembangunan, maka kegiatan penambangan pasir ilegal semakin meluas. Hal ini juga terjadi di salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yaitu di Kecamatan
Tamansari. Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak positif bagi masyarakat
setempat dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, baik itu untuk pekerja penambangan secara langsung maupun sebagai supir kendaraan pengangkut
pasir secara tidak langsung. Masyarakat tidak memerlukan keahlian khusus dan hanya dengan menggunakan peralatan penggalian sederhana, mereka dapat
memperoleh pendapatan dari kegiatan ini. Selain dampak positif, kegiatan pertambangan pasir juga menimbulkan dampak negatif. Pada umumnya, segala
macam kegiatan pertambangan, termasuk penambangan pasir, mengakibatkan dampak negatif kepada lingkungan. Sifat penambangan yang
mengambilmengeksploitasi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan tidak terelakkan lagi.
Lahan bekas galian pasir yang dibiarkan terlantar oleh pengusaha menjadi tidak produktif dan tanahnya rusak. Terlihat perubahan bentang lahan, perubahan
iklim mikro, terutama suhu di sekitar daerah pertambangan yang dirasakan masyarakat semakin meningkat, terdapat gundukan-gundukan batu dan
bongkahan tanah, terdapat cekungan-cekungan sedalam 5-10 meter, hilangnya vegetasi, struktur tanah yang rusak, tanah menjadi miskin hara. Produktivitas
lahan di sekitar lahan pasca pertambangan menurun akibat penurunan tingkat
5 kesuburan tanah Rani, 2004. Tentu saja hal ini merupakan dampak negatif dari
kegiatan pertambangan pasir yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang harus diterima oleh penduduk sekitar.
Pertambangan pasir dilakukan secara terbuka. Pada tahap awal pertambangan dilakukan pembersihan lahan land clearing yang merupakan
tahap pembersihan lahan dari semak-semak, pepohonan kemudian pembuangan lapisan top soil. Setelah lahan tersebut selesai digali, lapisan top soil tersebut tidak
dikembalikan lagi ke asalnya. Hal ini menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Tanah berpasir tidak mempunyai kemampuan menyerap air dan hara sehingga
tanah berpasir tidak subur dan mudah kering. Tanah berpasir juga mengandung liat, kapasitas kation yang rendah dan miskin bahan organik atau humus Soepardi
1983
U
dalam
U
Rani 2004. Upaya menjaga kelestarian lingkungan merupakan keuntungan ekonomi,
yang dapat dimoneterkan diuangkan, dari peningkatan kualitas lingkungan atau terhindarnya biaya dalam menangani kerusakan lingkungan. Biaya untuk
memperbaiki lingkungan dapat dikatakan sebagai keuntungan yang hilang. Jadi estimasi keuntungan lingkungan melibatkan penilaian moneter uang untuk
menggambarkan nilai sosial dari perbaikan kondisi lingkungan atau biaya sosial dari kerusakan lingkungan Ansahar, 2005. Nilai ini adalah jumlah dari nilai-nilai
yang ditentukan oleh seluruh individu baik secara langsung maupun tidak langsung, namun kebanyakan masyarakat belum dapat menghargaimenilai
sumberdaya alam dan lingkungan secara benar dan semestinya. Nilai yang diberikan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hanya sebatas nilai pasarnya
dan nilai pasar ini pada umumnya didasarkan atas kegunaan dari sumberdaya alam
6 dan lingkungan tersebut. Akibatnya sumberdaya alam dan lingkungan yang belum
diapresiasi pasar memiliki nilai yang rendah, bahkan tidak bernilai sama sekali. Pada akhirnya masyarakat menjadi kurang peduli atas sumberdaya alam beserta
lingkungannya. Penelitian
ini dilakukan untuk menunjukkan secara objektif dan kuantitatif
bahwa sumberdaya alam dan lingkungan merupakan modal yang memberikan nilai ekonomis. Penilaian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan sangat
penting karena menyangkut keputusan pengembangan dan pengaturan pemanfaatannya bagi kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat, daerah,
maupun tingkat nasional. Dengan demikian, maka diharapkan upaya-upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan akan mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam uraian di atas kemudian
timbul beberapa rumusan pertanyaan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, seperti :
1. Bagaimana proses kegiatan penambangan pasir ilegal di Kecamatan
Tamansari berlangsung? 2.
Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangan pasir? 3.
Berapa nilai guna dan nilai kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan pasir?
1.3 Tujuan Penelitian