Proporsi kelamin Aspek Reproduksi

2.2.1. Proporsi kelamin

Perhitungan proporsi kelamin adalah dengan membandingkan antara jumlah ikan jantan dan betina Steel dan Torrie 1980 in Sulistiono et al. 2001 a . Proporsi kelamin dapat menduga keseimbangan populasi dengan asumsi bahwa perbandingan ikan jantan dan betina dalam suatu populasi yang seimbang adalah 1:1 Purwanto et al. 1986 in Susilawati 2000, atau setidaknya ikan betina lebih banyak untuk mempertahankan kelestarian populasi Purwanto et al. 1986 in Sulistiono et al. 2001 a . Selain itu, ikan betina lebih aktif mencari makanan untuk menutrisi tubuhnya agar perkembangan gonad dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan telur yang baik pula Nikolsky 1963. Pada umumnya, proporsi kelamin ikan kuniran di perairan dalam keadaan yang tidak seimbang dimana ikan betina memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Azhar 1992 in Sjafei dan Susilawati 2001 melakukan penelitian terhadap ikan kuniran Upeneus tragula di perairan Muara Kamal, Jakarta Utara dan didapatkan proporsi ikan jantan dan betina dalam keadaan yang tidak seimbang 1:1,1. Ikan kuniran Upeneus moluccensis di perairan Teluk Labuan, Banten yang diteliti oleh Sjafei dan Susilawati 2001 juga mempunyai proporsi ikan kuniran jantan dan betina tidak seimbang 1:1,25. Triana 2011 melakukan penelitian terhadap ikan kuniran Upeneus moluccensis di perairan Teluk Jakarta dan didapatkan pula proporsi ikan jantan dan betina tidak dalam keadaan yang seimbang 1:1,5. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismen 2005 terhadap ikan kuniran Upeneus moluccensis di Teluk Iskenderun, Mediterania Timur mendapatkan rasio kelamin ikan jantan dan betina yang hampir dalam keadaan seimbang, yaitu sebesar 1:1,07 Ismen 2005. Menurut Effendie 1997, perbandingan jenis kelamin dalam pemijahan tiap- tiap spesies ikan berbeda-beda, tetapi perbandingan tersebut umumnya mendekati satu dengan satu. Namun, di alam dapat terjadi penyimpangan dari kondisi ideal yang disebabkan oleh pola tingkah laku bergerombol antara ikan jantan dan betina, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhan Yustina dan Arnentis 2002. Brojo dan Sari 2002 menyatakan bahwa sedikitnya jumlah ikan yang tertangkap disebabkan oleh adanya migrasi ikan di sekitar perairan Selat Sunda untuk memijah.

2.2.2. Faktor kondisi