Ekstraksi DNA HASIL DAN PEMBAHASAN

80x 40x 20x 10x Secara visual, pita DNA yang tebal kotor memerlukan perbandingan pengenceran yang lebih besar yaitu 100x 99 µL aquabidest: 1 µL DNA. Pengenceran selanjutnya mengikuti tingkatan ketebalan pita DNA. Pita DNA yang paling tipis menggunakan perbandingan pengenceran 10x 9 µL aquabidest: 1 µL DNA, karena kualitas DNA-nya termasuk bagus tidak terlalu kotor Gambar 5. Gambar 6 Contoh besarnya pengenceran hasil ekstraksi DNA Oleh karena itu, setiap sampel DNA mempunyai perlakuan pengenceran yang berbeda-beda, tergantung dari kualitas DNA-nya. Pengenceran ini dimaksudkan agar pada tahap PCR primer dapat menempel pada pita DNA sehingga dapat teramplifikasi.

4.2 Seleksi Primer Cross Spesies Amplification

Seleksi primer dimaksudkan untuk mencari primer yang dapat menghasilkan amplifikasi. Keberhasilan amplifikasi dengan PCR didasarkan pada kesesuaian primer yang digunakan. Seleksi primer yang digunakan untuk kegiatan teknik mikrosatelit pada penelitian ini menggunakan primer dari hasil seleksi 10 primer spesifik untuk nuklear DNA inti. Untuk analisis DNA inti pada daun dari 10 primer spesifik yang diseleksidiuji hanya ada empat primer yang memperlihatkan pola pita polimorfik, yaitu Sle01, Sle07, Shc04 dan Shc 07, sedangkan pada primer spesifik lainnya yaitu primer Sle02, Sle05, Sle08, Shc01, Shc02 dan Shc 03 hanya memperlihatkan pola pita monomorfik. Proses cross 100x species amplification untuk kedua jenis primer Shc dan Sle tersebut juga sudah pernah berhasil dilakukan pada jenis Shorea robusta Panday dan Geburek 2009. Berdasarkan hasil seleksi primer tersebut, primer yang digunakan adalah primer yang teramplifikasi yang menghasilkan fragmen DNA polimorfik. Pada penelitian ini pemilihan primer yang diguanakan adalah sebanyak tiga primer yaitu Sle01, Sle07 dan Shc04. Hal ini berdasarkan pada keterwakilan jumlah primer polimorfik yang telah diuji diseleksi. Gambar 7. a b 1 2 3 7 6 5 4 50 bp 50 bp 100 bp 150 bp 200 bp 250 bp 100 bp 150 bp 200 bp 250 bp