Deskripsi Singkat Shorea laevis Ridl. Deoksiribonucleat Acid DNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Singkat Shorea laevis Ridl.

Menurut Martawijaya et al 1981 Shorea laevis merupakan pohon yang memiliki tinggi pohon mencapai 50 m dengan panjang batang bebas cabang mencapai 35-45 m, diameter pohon mencapai 100 cm lebih, tinggi banir mencapai 2 m. kulit kayu berwarna kelabu, merah atau cokelat, kadang-kadang sampai merah tua, beralur dan mengelupas kecil-kecil, tipis, berdamar warna kuning tua. Kayu teras berwarna kunig-cokelat dan kayu gubal berwarna cokelat muda pucat kekuning-kuningan. Tekstur kayu halus sampai agak kasar. Arah serat berupa lurus atau berpadu. Permukaan kayu licin atau berganti-ganti antara licin dan kesat karena arah serat yang berpadu, dimana pemukaan kayu mengkilap. Jenis ini tumbuh bersama-sama dengan jenis-jenis Dipterocarpaceae lainnya di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A dan B, pada tanah pasir, basalt laterit tua dan podsolik, terutama pada tanah yang datar dan sering digenangi air tawar secara bermusim, dapat juga tumbuh di bukit-bukit secara berkelompok atau berpencar, pada ketinggian sampai 400 m dari permukaan laut. Pohon berbuah tidak menentu, sangat tergantung kepada keadaan iklim dan kadang- kadang berbuah banyak selang 3-7 tahun. Kayu bangkirai banyak dipergunakan untuk kontruksi berat di bawah atap maupun di tempat terbuka, antara lain untuk bangunan jembatan, bantalan tiang listrik, lantai, bangunan maritim, perkapalan, karoseri dan perumahan. Kayu bangkirai ini memiliki kekuatan dan keawetan yang tinggi, dimana termasuk kelas awet I – II. Kayu bangkirai tidak baik untuk pembuatan venir dan kayu lapis, karena keras dan mempunyai berat jenis yang tinggi.

2.2 Deoksiribonucleat Acid DNA

Menurut Crowder 1986, DNA adalah bahan yang diwariskan dan merupakan unsur pokok kromosom yang disebut nuklein atau bahan yang ada hubungannya dengan nukleus. Sedangkan menurut Finkeldey 2005, DNA adalah material dasar dari hereditas dan makromolekul biologi untuk penyimpanan informasi genetik. Elrod dan Stansfield 2002 mengatakan bahwa DNA adalah suatu polimer panjang yaitu sebuah makromolekul yang tersusun atas sejumlah sub-unit yang serupa atau identik monomer yang berikatan secara kovalen yang tersusun atas ribuan pasangan basa base pair, bp nukleotida. Molekul DNA terdiri atas nukleotida yang sangat panjang. Tiap nukleotida terdiri dari satu pentosa satu gula deoksiribosa, satu fosfat, dan satu dari empat basa Adenin A, Timin T, Citosin C atau Guanin G. Satu nukleotida diikat dengan nukleotida berikutnya dengan ikatan kovalen gula-fosfat. Informasi yang terkandung dalam rantai nukleotida tersebut tergantung pada sekuensi empat basa yaitu A, T, C, dan G yang dapat dipilih secara bebas. Pada tahap ini informasi yang dikandung pada rantai nukleotida dapat dibandingkan dengan bahasa yang ditulis hanya dengan empat huruf, yakni A, T, C, dan G. Sekuensi dari empat basa tersebut mengandung semua informasi yang dapat diturunkan Finkeldey 2005. DNA dapat dijumpai dalam inti sel dan pada beberapa organel lainnya. Pada tumbuhan tingkat tinggi DNA dijumpai hanya sebatas pada inti sel, mitokondria, dan kloroplas Finkeldey 2005.

2.3 Keragaman atau Variasi Genetik Tanaman