9
d. Kesadaran bahwa lebih baik memproduksi sendiri tepung terigu di Indonesia untuk menjaga kualitas dan kandungan gizi tepung terigunya.
2.3. Proses Pengolahan Gandum
Seperti kebanyakan tanaman serealia, pemanenan gandum dilakukan dengan sabit pada kondisi malai 90 berwarna kuning kecoklatan, kemudian
dilakukan perontokan, pembersihan dan pengeringan. Setelah itu dilakukan conditioning.
Pada tahap ini gandum diperciki dibasahi dengan air kemudian didiamkan selama 6-24 jam sampai kadar air siap disosoh kadar air 14 -16
dengan tujuan mempermudah penyosohan. Penyosohan dilakukan dengan cara memasukkan biji gandum ke dalam alat penyosoh sehingga
dihasilkan gandum yang sudah terpisah dari sekam. Tahap berikutnya adalah penepungan, yaitu proses mekanik yang
mengubah gandum lokal menjadi tepung dan pollard campuran tepung kasar, bekatul dan lembagagerm. Pollard kemudian diproses ulang melalui
proses penggilingan, pengayakan dan pemurnian, sehingga diperoleh tepung dengan rendemen dan kualitas tinggi.
Tepung gandum lokal yang diproses skala UKM atau agroindustri pedesaan pada umumnya mempunyai penampilan tidak seputih terigu impor
yang diproses oleh pabrik besar. Ketidak samaan ini disebabkan peralatan dan proses yang digunakan tidak sepenuhnya sama.
Meskipun demikian, terigu lokal tidak berarti mutunya lebih rendah dibandingkan dengan terigu impor, melainkan mempunyai karakteristik
khusus dan perlu dianalisis secara laboratoris. Terdapat pollard yang masih menempel pada endosperm biji gandum sebelum ditepungkan, diharapkan
akan menambah kadar serat pangan dan komponen antioksidan. Dalam upaya meningkatkan daya guna komoditas lokal, sekaligus
mendukung program diversifikasi pangan maka terigu lokal dapat diproses sebagai tepung komposit. Tepung komposit adalah suatu tepung yang terdiri
dari campuran beberapa jenis tepung yang berasal dari komoditas berbeda. Departemen Pertanian, 2008
10
2.4. Gabungan Kelompok Tani
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.273KptsOt.16042007 tanggal 13 April 2007, pengertian Gabungan Kelompok tani Gapoktan
merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis dalam kebersamaankemitraan, sehingga mencapai peningkatan
produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Untuk membentuk dan atau mengaktifkan kembali, serta memperkuat
kelembagaan petani yang ada, maka Departemen Pertanian telah mencanangkan Revitalisasi Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani
pada tahun 2007. Dengan pola ini diharapkan pembinaan pemerintah kepada petani akan semakin terfokus dengan sasaran yang jelas.
Gambar 2. Model revitalisasi Gapoktan Syarief dan Fatika, 2006 Keterangan : UPJA = Unit Pelayanan Jasa Alsintan
Alsintan = Alat Mesin Pertanian Pembentukan Gapoktan merupakan proses penggabungan dari
kelompok-kelompok tani yang bidang usaha taninya sejenis. Dalam hal ini gabungan kelompok tani yang mengusahakan komoditas gandum sebagai
komoditas utama dalam proses usahatani setiap tahunnya.
11
Penggabungan kelompok tani ke dalam Gapoktan dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan
sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerja sama dalam peningkatan posisi
tawar. Dengan basis Gapoktan posisi tawar dan efisiensi dapat ditingkatkan, Gapoktan ditingkatkan menjadi pemasok supplier yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani di pedesaan.
Gapoktan melakukan fungsi-fungsi, sebagai berikut : 1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
kuantitas, kualitas, kontinuitas dan harga; 2. Penyediaan saprotan pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan
lainnya serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya; 3. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit pinjaman kepada
para petani yang memerlukan; 4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota penggilingan, grading,
pengepakan dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambah; 5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan menjual produk petani
kepada pedagangindustri hilir Permentan,2007.
2.4. Usaha Agroindustri