14
4. Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan usaha kecil dalam kompetisi di tingkat nasional maupun
internasional.
2.6. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.
Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha.
Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial
maupun sosial benefit. Analisis kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain: aspek
pasar, aspek teknis dan operasional, aspek finansial dan aspek lingkungan serta aspek legal. Analisis kelayakan usaha yang disusun merupakan pedoman
kerja, baik dalam penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara melakukan pemasaran dan cara memperlakukan lingkungan organisasi.
Menurut Kadariah, dkk 1999, secara umum aspek yang dikaji dalam studi kelayakan usaha meliputi aspek seperti teknis produksi, keuangan dan
pemasaran. 1. Aspek teknis.
Analisis aspek teknis dan operasional antara lain menentukan jenis teknologi pada produk dan jasa yang dikaji.
a. Fasilitas Produksi dan Peralatan Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai peralatan yang
digunakan untuk menunjang kelancaran aktivitas produksi seperti perontok dan pembersih, penyosoh, penepung, purifier, pengemas, dan
timbangan digital. b. Cara Pengadaan dan Mutu Bahan
Untuk mengetahui ketersediaan bahan baku dan penolong yang dibutuhkan, yaitu gandum. Hal ini penting mengingat dasar filosofis
pemilihan bahan untuk membuat produk makanan adalah Garbage In Garbage Out GIGO, dimana jika bahan dasarnya buruk, maka produk
yang dihasilkan juga buruk. c. Proses
Pengolahan
15
Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran.
d. Sanitasi, Kapasitas Produksi dan Mutu Produk. Untuk mengetahui sanitasi, kapasitas produksi dan mutu produk, maka
perlu diamati kebersihan dan higienisnya, apakah sesuai standar pedoman good manufacturing practice GMP pada usaha pengolahan
obat dan kosmetik tradisional, serta sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar dan bagaimana menentukan
kriteria mutu produksi. e. Tenaga
Kerja Hal ini untuk mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang
dibutuhkan, tingkat pendidikan yang diperlukan dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dimaksud.
2. Aspek Pemasaran Dalam aspek ini dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan meliputi kondisi permintaan, penawaran, harga, persaingan dan peluang
pasar serta proyeksi permintaan pasar. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan
pasar sasaran, yaitu : a.
Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu. c.
Pasar sasaran pasar terlayani adalah bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan
kebijakan perusahaan. Dalam menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap populasi yang telah ditentukan.
3. Aspek Finansial Keuangan. Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi
diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis.
Analisis finansial dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu Pay
16
Back Period PBP, Net Benefit Cost Ratio Net BC , Break Even Point
BEP, Net Present Value NPV dan Internal Rate of Return IRR. Salah satu cara untuk melihat kelayakan finansial adalah dengan
metode Cash Flow Analysis. Metode ini dilakukan setelah komponen- komponen biaya dan manfaat tersebut dikelompokkan dan diperoleh
nilainya. Komponen-komponen tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat atau penerimaan benefit; inflow dan biaya atau pengeluaran
cost; outflow. Selisih antara keduanya disebut manfaat bersih net benefit dan untuk
tingkat investasi menggunakan beberapa kriteria penilaian kelayakan seperti Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Net
Benefit Cost Ratio Net BC Gittinger, 1996. .
3.1 PBP PBP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu periode
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan aliran kas Zubir, 2006, dihitung menurut persamaan :
Nilai Investasi PBP tahun = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih Metode ini sangat sederhana, sehingga memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan utamanya adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback, sehingga metode ini umumnya hanya
digunakan sebagai pendukung metode lainnya. 3.2
Net BC Net BC merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang
positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap
tambahan biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net BC 1, maka proyek layak dilaksanakan, tetapi jika nilai BC1, maka proyek
tidak layak untuk dilaksanakan.
17
3.3 BEP BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang
harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu
sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil
penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba Sutojo, 1993.
Total Biaya Rp = Volume Penjualan unit x Harga Jual Rp Perhitungan volume penjualan pada saat BEP dapat dihitung dengan
persaman : Total Biaya Tetap
BEP unit = Harga Jualunit - Biaya Variabelunit
Total Biaya Tetap BEP Rp =
1 - Biaya Variabel per Unit Harga Jual
3.4 NPV NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan PV Present
Value kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi. Selisih antara PV tersebut disebut NPV Zubir, 2006. NPV merupakan
perbedaan antara nilai sekarang present value dari manfaat dan biaya
NPV = Σ
t t
t
i 1
C -
B +
dimana ; Bt = manfaat penerimaan bruto pada tahun ke- t Rp
Ct = biaya bruto pada tahun ke- t Rp i = tingkat suku bunga
t = periode investasi i = 1,2,3,.........n Kriteria NPV sebagai berikut :
a. NPV 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan
18
b. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan, sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan
c. NPV 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan.
3.5 IRR IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil
intern. IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana
seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau setelah dipresent value kan, nilainya sama dengan initial investment biaya
investasi.
IRR = i’ +
NPV NPV
NPV −
i” – i’
dimana ; NPV ’ = nilai NPV Positif Rp
NPV ” = nilai NPV Negatif Rp i’
= discount rate nilai NPV positif i” = discount rate nilai NPV negatif
2.7. Analisis Pengembangan Usaha