Permasalahan Pengaruh Pencampuran Massa Air terhadap Ketersediaan Oksigen Terlarut pada Lokasi Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata, Purwakarta
2
pakan utama sering menimbulkan masalah serius di perairan wilayah KJA yaitu penurunan kualitas air. Akumulasi sisa pakan di dasar perairan dalam kondisi
anaerob akan membentuk gas-gas beracun seperti NH
3
dan H
2
S. Apabila suatu saat terjadi pembalikan massa air ke permukaan overturn maka akan membahayakan
kehidupan organisme perairan bahkan dapat mengakibatkan kematian massal ikan yang dibudidayakan.
Kandungan oksigen terlarut pada waduk berasal dari proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan air, masukan dari aliran sungai, dan dari difusi udara.
Oksigen di perairan dimanfaatkan untuk respirasi oleh biota perairan dan proses dekomposisi oleh bakteri aerob. Pada lapisan hipolimnion, kandungan oksigen sangat
minim dan bahkan mencapai nol, sehingga terjadi dekomposisi bahan organik secara anaerobik pada lapisan ini maka akan dihasilkan gas-gas beracun seperti H
2
S, NH
3
, dan CH
4
dan jika terjadi proses umbalan pembalikan massa air dari dasar perairan ke permukaan maka gas-gas beracun tersebut akan terangkat ke permukaan. Selain itu,
ketersediaan oksigen di perairan akan mengalami defisit akibat pencampuran massa air dari dasar ke permukaan perairan sehingga dapat menyebabkan kematian massal
ikan di area KJA tersebut. Hal ini pernah terjadi di lokasi keramba jaring apung Waduk Cirata yang menyebabkan kerugian para pengusaha budidaya ikan akibat kematian
massal ikan. Defisit oksigen di lapisan hipolimnion diduga menjadi penyebab kematian
massal ikan saat terjadi umbalan. Oleh karena itu, untuk mengetahui fluktuasi
ketersediaan oksigen terlarut dalam perairan perlu dilakukan penelitian terhadap pola distribusi keberadaan oksigen terlarut di lokasi KJA Waduk Cirata melalui
pencampuran massa air yang dianggap sebagai kejadian umbalan.