14
Tipe distribusi oksigen terlarut dalam suatu perairan secara vertikal menurut Goldman dan Horne 1983 Gambar 1 adalah :
1. Tipe orthograde : Terjadi pada danau yang tidak produktif oligotrofik atau danau yang miskin unsur hara dan bahan organik.
Konsentrasi oksigen semakin meningkat dengan bertambahnya kedalaman perairan. Peningkatan oksigen pada
kondisi ini lebih diakibatkan oleh penurunan suhu dengan bertambahnya kedalaman.
2. Tipe clinograde : Terjadi pada suhu yang produktif eutrofik atau danau yang kaya unsur hara dan bahan organik. Konsentrasi oksigen semakin menurun dengan
bertambahnya kedalaman. 3. Tipe heterograde positif dan negatif : Pada tipe ini terlihat bahwa fotosintesis
dominan terjadi di atas lapisan termoklin dan akan meningkatkan oksigen di bagian atas lapisan metalimnion.
4. Tipe anomali : Tipe ini terjadi pada aliran yang deras, dingin, kaya oksigen dan membentuk sebuah lapisan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
Gambar 1. Tipe distribusi oksigen terlarut secara vertikal di danauwaduk berdasarkan kedalaman; a. orthograde, b. clinograde, c. heterograde,
d. anomali Goldman dan Horne 1983.
2.5. Bahan Organik di Perairan
Bahan organik dalam sistem perairan waduk dapat bersumber dari hasil produksi dalam perairan itu sendiri auchthonous seperti ekskresi, sisa pakan ikan,
15
dan hasil dekomposisi, juga dari luar daerah waduk allochthonous seperti limbah rumah tangga dan sisa aktivitas di sekitar waduk Jangkaru 2003.
Pengembangan budidaya ikan dengan KJA diduga telah mencemari waduk karena kandungan N dan S merupakan produk utama dekomposisi bahan organik yang
mengalami peningkatan. Bahan organik dalam KJA terutama berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan.
Semakin tingginya jumlah unit KJA, akan menyebabkan pertambahan bahan organik pada waduk tersebut karena jumlah pakan yang
dibutuhkan akan semakin tinggi. Pertambahan unit KJA ini akan berpengaruh
terhadap jumlah ikan yang akan di tebar Jangkaru 2003. Pakan dapat berasal dari pemberian atau tersedia secara alami di KJA,
sedangkan kotoran ikan biasanya berupa sisa-sisa hasil metabolisme ikan. Pakan dan sisa metabolisme tersebut terakumulasi di dasar perairan dalam bentuk bahan organik
yang akan dimanfaatkan oleh organisme dekomposer baik mikroorganisme maupun makroorganisme. Dalam batas tertentu, kandungan bahan organik dapat
meningkatkan kesuburan perairan. Namun, jika melampaui batas maksimum, justru akan menghambat pertumbuhan ikan Jangkaru 2003.
Peningkatan konsentrasi bahan organik di perairan diduga karena : a pengadukan massa air, b penurunan muka air yang mengakibatkan konsentrasi di
perairan menjadi pekat dan kandungan bahan organik menjadi meningkat, dan c pengaruh buangan yang semakin meningkat tiap waktu dari luar waduk, jika
peningkatan bahan organik terjadi secara terus-menerus maka akan memberi dampak negatif pada waduk tersebut menurut Vitner et al. 1999, seperti :
1. Akan bertambahnya beban waduk dalam menampung limbah organik. 2. Akan berakibat berupa penurunan umur fisiologis dan biologi waduk.
3. Menurunnya kualitas air dan kematian ikan bila terjadi perubahan siklus air. Dimana tingginya konsentrasi bahan organik yang kemudian akan meningkatkan
pengendapan, kemudian setelah terjadi musim hujan akan mengakibatkan pembalikan massa air.
Keadaan ini akan memperkaya zat hara dan akan mempercepat pertumbuhan fitoplankton. Pembalikan yang diiringi blooming akan
menurunkan konsentrasi oksigen. Kemudian perairan akan berbau busuk dan mempercepat kematian ikan.
4. Menurunnya kualitas air produksi Perusahaan Air Minum PAM, yang akan berdampak pada menurunnya sanitasi masyarakat konsumen.
16
2.6. Parameter Fisika-Kimia Penunjang 2.6.1. Suhu