36
Gambar 18 Kromosom perlakuan preservasi Carnoy a kromosom mencit
perlakuan langsung fresh a1,a2, b kromosom mencit perlakuan 2 hari 48 jam b1, b2, c kromosom mencit perlakuan
4 hari 96 jam; Perbesaran 400 kali; Skala bar 2,5 µm
3.3 Analisis Kariotipe Lapang
Hasil analisis kariotipe di lapang menunjukkan hanya tiga spesies satu spesies tikus dan dua spesies kelelawar yang menunjukkan hasil kariotipe yang
paling baik yaitu R. hoffmanni dan B. bidens, T. suhaniahae. Sementara itu, D. viridis dan T. nigrescens menunjukkan hasil yang kurang baik sehingga hanya
jumlah sel diploid 2n saja yang bisa diamati Tabel 12. Kromosom spesies lain baik tikus dan kelelawar tidak menunjukkan hasil yang baik yaitu kromosom
masih berada di dalam sel.
Spesimen yang diaklimatisasi pada tahap peningkatan indeks mitosis seringkali mengalami kematian terutama pada kelelawar, karena kelelawar relatif
rentan terhadap kondisi lingkungan. Penelitian Baker et al. 1982 menunjukkan adanya kesulitan dalam mengaklimatisasi spesies kelelawar pada tahapan tersebut.
Suhu lingkungan yang rendah mencapai 10 °C diduga menyebabkan kelelawar gagal beradaptasi.
c a1 a2
b1 b2
37
Jumlah dan tipe kromosom berbeda tiap spesimen. R. hoffmanni hanya memiliki tiga tipe kromosom yaitu sub metasentrik, sub telosentrik dan
telosentrik. Spesimen B. bidens dan T. suhaniahae memiliki yang keempat tipe kromosom yaitu metasentrik, sub metasentrik, sub telosentrik dan telosentrik.
Jumlah tipe kromosom sub metasentrik cenderung lebih banyak dan paling banyak pada B. bidens. Tipe kromosom telosentrik lebih banyak pada R.
hoffmanni dan paling sedikit pada kromosom B. bidens. M. musculus pada analisis laboratorium memiliki jumlah kromosom telosentrik lebih banyak dibandingkan
R. hoffmanni Gambar 19. Hal tersebut mengindikasi antara tikus dan kelelawar masing-masing memiliki satu tipe kromosom yang dominan.
Gambar 19 Jumlah tipe kromosom pada spesimen tikus dan kelelawar Tabel 12 Status kromosom tikus dan kelelawar dari Gunung Bawakaraeng,
Sulawesi Selatan Spesies
N Jantan Betina Lokasi 2n FN FNa X X Y
Muridae R. hoffmanni
M. musculus Pteropodidae
B. bidens T. suhaniahae
T. nigrescens D. viridis
9 2
3 8
1 2
5 -
3 6
- 1
4 2
- 2
1 1
1, 2 Lab
1 1, 2
1 1
44 40
30 38
38 36
61 40
53 64
- -
59 38
50 60
- -
T T
SM M
- -
T T
- M
- -
- -
T -
- -
2n : Sel diploid; FNa: Fundamental number autosom; FN: Fundamental number; X : Kromosom X; Y: Kromosom Y; M : Metasentrik; SM: Sub Metasentrik; ST: Sub Telosentrik; T: Telosentrik;
Lab: Laboratorium
38
3.3.1 Spesimen Tikus Muridae Rattus hoffmanni Matschie, 1901
Jumlah kromosom R. hoffmanni yaitu 2n = 44 dengan FN = 61 dan Fna =
59. R. hoffmanni memiliki 43 pasang autosom dan satu pasang kromosom kelamin. Spesies ini memiliki tiga tipe morfologi krosomom yaitu sub
metasentrik, sub telosentrik dan telosentrik. Autosom memiliki 6 pasang kromosom sub metasentrik, 3 pasang sub telosentrik dan 12 pasang telosentrik.
Kromosom kelamin X keduanya memiliki tipe kromosom telosentrik Gambar 20. Spesimen yang menunjukkan hasil kariotipe terbaik yaitu satu individu betina
dewasa yang bunting MZB 37043.
Pengukuran kromosom menunjukkan pasangan autosom sub metasentrik memiliki panjang lengan pendek p yang berkisar antara 1.01 sampai 0.65.
Panjang lengan panjang q mencapai 2.54 sampai 1.25 dan panjang total kromosom mencapai 3.55 sampai 1.90. Indeks sentromer berkisar antara 35.33
sampai 26.97 dengan rasio lengan 2.74 sampai 1.85 Tabel 13.
Autosom sub telosentrik memiliki panjang lengan pendek mencapai 0.72 sampai 0.48 dan panjang lengan panjang mencapai 2.20 sampai 1.61. Panjang
total kromosom berkisar 2.92 sampai 2.09. Indeks sentromer 24.71 sampai 23.02 dan rasio lengan 3.35 sampai 3.06. Autosom telosentrik hanya memiliki
satu lengan yaitu lengan panjang dengan panjang antara 2.73 sampai 1.21. Panjang total kromosom sama dengan panjang lengan panjang.
Satu pasang kromosom memiliki bentuk yang berbeda yaitu pasangan kromosom 9. Kromosom 9a berbentuk sub telosentrik rasio lengan 3.354
sedangkan 9b memiliki bentuk telosentrik rasio lengan α. Hal ini disebabkan dua
pasang kromosom sub telosentrik yang lain telah memiliki pasangan yang panjang total dan tipe kromosomnya hampir mirip satu dengan yang lain. Penyusunan
kromosom didasarkan pada panjang total kromosom dan rasio lengan. Nilai rasio lengan menentukan tipe kromosom.
39 Gambar 20 Kariotipe R. hoffmanni betina MZB 37043 perbesaran 1000 kali;
Skala bar 3.26 µm
Gambar 21 Beberapa kromosom R.hoffmanni MZB 37043 yang muncul pada preparat yang telah dibuat; Perbesaran 1000 kali; Skala bar 3.26 µm
40 Tabel 13 Pengukuran dan tipe kromosom R. hoffmanni betina MZB 37043
Pasangan Kromosom
Panjang Relatif Total
CI AR
Morfologi p Min
Maks q Min Maks
1 a 1.01±0.07 0.91 1.08 2.54±0.16 2.27
2.68 3.55 28.36 2.54 SM
b 1.09±0.07 0.98 1.17 2.17±0.08
2.04 2.25
3.26 33.42
2.00 SM 2 a
1.13±0.06 1.07
1.21 2.09±0.09
2.00 2.22
3.22 34.99
1.86 SM b 1.01±0.08 0.92
1.09 2.08±0.09 1.95
2.18 3.10 32.75 2.06 SM
3 a 0.95±0.09
0.80 1.03
2.06±0.12 1.94
2.22 3.02
31.43 2.19 SM
b 0.81±0.13 0.68 0.99 2.11±0.09
2.01 2.24
2.92 27.71
2.66 SM 4 a
0.75±0.04 0.69
0.77 1.93±0.13
1.72 2.09
2.68 27.96
2.57 SM b 0.88±0.11 0.72
1.00 1.62±0.13 1.49
1.79 2.50
35.33 1.85 SM
5 a 0.68±0.13 0.56
0.87 1.78±0.16 1.66
2.04 2.46 27.81
2.65 SM b 0.80±0.06 0.77
0.90 1.64±0.12 1.53
1.82 2.44
32.82 2.05 SM
6 a 0.55±0.06 0.49
0.62 1.49±0.16 1.31
1.64 2.03 26.97
2.74 SM b 0.65±0.16 0.50
0.92 1.25±0.19 0.95
1.47 1.90
34.25 2.05 SM
7 a 0.72±0.05
0.67 0.79
2.20±0.09 2.09
2.28 2.92
24.71 3.06 ST
b 0.57±0.08 0.51 0.68 1.85±0.11
1.71 1.95
2.42 23.64
3.28 ST 8 a
0.54±0.13 0.43
0.69 1.68±0.05
1.62 1.75
2.22 24.46
3.20 ST b 0.51±0.07 0.41
0.61 1.64±0.16 1.45
1.83 2.15
23.79 3.22 ST
9 a 0.48±0.02
0.44 0.50
1.61±0.11 1.44
1.72 2.09
23.02 3.35 ST
b 0.00 0.00
0.00 2.73±0.13
2.64 2.96
2.73 0.00
α T 10 a
0.00 0.00 0.00
2.60±0.13 2.42
2.78 2.60
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.57±0.07 2.48
2.67 2.57
0.00 α
T 11 a
0.00 0.00 0.00
2.56±0.10 2.46
2.70 2.56
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.50±0.08 2.41
2.61 2.50
0.00 α
T 12 a
0.00 0.00 0.00
2.43±0.15 2.29
2.68 2.43
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.38±0.08 2.25
2.45 2.38
0.00 α
T 13 a
0.00 0.00 0.00
2.36±0.13 2.17
2.47 2.36
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.33±0.08 2.25
2.45 2.33
0.00 α
T 14 a
0.00 0.00 0.00
2.16±0.05 2.11
2.22 2.16
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.08±0.04 2.05
2.14 2.08
0.00 α
T 15 a
0.00 0.00 0.00
2.04±0.11 1.91
2.21 2.04
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
2.04±0.05 1.98
2.11 2.04
0.00 α
T 16 a
0.00 0.00 0.00
2.01±0.08 1.91
2.11 2.01
0.00 α
T b 0.00
0.00 0.00
1.98±0.07 1.90
2.06 1.98
0.00 α T
17 a 0.00 0.00
0.00 1.95±0.09
1.85 2.04
1.95 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.94±0.07
1.83 2.03
1.94 0.00
α T
18 a 0.00 0.00
0.00 1.89±0.09
1.78 1.98
1.89 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.84±0.08
1.72 1.93
1.84 0.00
α T
19 a 0.00 0.00
0.00 1.84±0.13
1.66 1.98
1.84 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.84±0.06
1.74 1.91
1.84 0.00
α T
20 a 0.00 0.00
0.00 1.67±0.05
1.61 1.73
1.67 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.62±0.09
1.53 1.74
1.62 0.00
α T
21 a 0.00 0.00
0.00 1.59±0.07
1.50 1.67
1.59 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.58±0.07
1.50 1.68
1.58 0.00
α T
22 a 0.00 0.00
0.00 1.31±0.05
1.23 1.38
1.31 0.00
α T
b 0.00 0.00
0.00 1.21±0.12
1.07 1.35
1.21 0.00
α T
p: panjang lengan pendek; q: panjang lengan panjang; CI: indeks sentromer; AR: rasio lengan; a,b: pasangan kromosom; M : Metasentrik; SM: Sub Metasentrik; ST: Sub Telosentrik;T: Telosentrik