13 Gambar 6 Karakter pengukuran tengkorak tikus Musser dan Durden 2002
Gambar 7 Karakter pengukuran tengkorak kelalawar Maharadatunkamsi dan
Maryanto 2002
14
2.4 Analisis Kariotipe
Dua jenis analisis kariotipe dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis kariotipe laboratorium dan lapang. Analisis laboratorium digunakan sebagai
penelitian uji coba sebelum ke lapang. Analisis laboratorium menggunakan spesimen mencit M. musculus dengan berbagai perlakuan yang mencakup 1
perbedaan pengaruh pemberian kolkisin 0.005 dengan waktu 2 dan 3 jam; 2 preservasi sumsum tulang pada larutan Phosphate-Buffered Saline PBS dan 3
preservasi suspensi sel sumsum tulang pada larutan Carnoy. Analisis kariotipe lapang dilakukan pada spesimen yang tertangkap di kawasan Gunung
Bawakaraeng. 2.4.1 Analisis Kariotipe Laboratorium dan Lapang
Analisis kariotipe laboratorium dan lapang dilakukan menurut Baker et al. 1982 dan Dobigny dan Xuereb 2011 yang dikombinasikan dan dimodifikasi
yang mencakup aklimatisasi spesimen, peningkatan kualitas mitosis, inhibitasi mitosis penangkapan mitosis, pengambilan sumsum, perlakuan pada larutan
hipotonik, fiksasi sel, persiapan preparat dan pewarnaan. Aklimatisasi Spesimen
Spesimen yang akan digunakan diaklimatisasi terlebih dahulu. Aklimatisasi dilakukan dengan cara meletakkan spesimen pada kandang yang
telah diberi pakan dan air minum. Spesimen yang digunakan pada analisis kariotipe laboratorium yaitu dua mencit betina dewasa. Analisis kariotipe lapang
menggunakan spesimen kelelawar dan tikus yang didapatkan dari perangkap cage trap.
Peningkatan Kualitas Mitosis
Spesimen ditimbang terlebih dahulu. Larutan ragi yeast solution dibuat dari 3 g ragi ditambahkan 2 g glukosa dan 12 ml akuades modifikasi Baker et al.
1982. Larutan ragi diinjeksikan ke spesimen secara subkutan pada bagian punggung untuk menghindari kerusakan internal. Dosis yang dipakai yaitu 0.1 ml
10 g berat badan. Spesimen dibiarkan 12 sampai 24 jam sebelum dilakukan tahap selanjutnya.
Inhibitasi Mitosis Penangkapan Mitosis
Mitosis tahap metafase diperoleh dengan menginjeksi spesimen dengan inhibitor mitosis kolkisin 0.005 secara intraperitoneal dengan dosis 0.1 ml 10 g
berat badan dan dibiarkan 2 sampai 3 jam sebelum dilakukan dislokasi leher Baker et al. 1982.
Pengambilan Sumsum Tulang
Spesimen didislokasi leher, dibedah dan diambil tulang femur pada mencit dan tikus atau humerus pada kelelawar. Tulang dibersihkan dari otot
yang menempel. Sumsum tulang diambil dengan cara memasukkan Syringe kedalam femur yang telah dilubangi kedua ujungnya Baker et al. 1982; Dobigny
dan Xuereb 2011.
15
Perlakuan Menggunakan Larutan Hipotonik
Sumsum yang didapatkan selanjutnya direndam dalam larutan hipotonik KCl 0.075 M yang dibuat dari 0.56 g KCl yang ditambah 100 ml akuades selama
30 sampai 45 menit. Sumsum digerus dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 1200 rpm selama 10 menit Dobigny
dan Xuereb 2011.
Fiksasi Sel
Supernatan hasil sentrifugasi dibuang dan pelet sel direndam dalam larutan fiksatif Carnoy selama 15 menit. Larutan fiksatif Carnoy dibuat dari metanol yang
dicampurkan dengan asam asetat glasial dengan perbandingan 3:1 Dobigny dan Xuereb 2011. Campuran pelet sel dengan larutan fiksatif Carnoy disentrifugasi
kembali dengan kecepatan 1200 rpm selama 10 menit. Larutan Carnoy dibuang dan diganti dengan yang baru sebanyak 0.5 ml, selanjutnya dikocok perlahan
sehingga terbentuk suspensi sel Baker et al. 1982. Persiapan Preparat
Suspensi sel yang terbentuk pada langkah sebelumnya dihisap dengan pipet Pasteur dan diteteskan pada gelas objek yang telah dibersihkan dengan
alkohol 70. Jarak penetesan antara pipet dengan gelas objek yaitu sekitar 10 cm, dilakukan dengan cara satu kali tetes dan dibiarkan menyebar merata Baker et al.
1982. Selanjutnya preparat dikeringkan di atas api bunsen hingga kering. Pewarnaan
Pewarnaan preparat dengan menggunakan Giemsa 4 selama 30 menit Baker et al. 1982; Dobigny dan Xuereb 2011. Preparat dibilas dengan air
mengalir dan dikeringkan pada suhu ruangan. 2.4.2 Analisis Kariotipe Laboratorium: Perbedaan Inhibitasi Mitosis Mencit
dengan Kolkisin 0.005 selama 2 Jam dan 3 Jam
Spesimen yang digunakan yaitu dua mencit betina dewasa. Spesimen diinjeksi dengan inhibitor mitosis kolkisin 0.005 secara intraperitoneal dengan
dosis 0.1 ml 10 g berat badan selama 2 jam dan 3 jam. dilihat kualitas kromosomnya dan dibandingkan waktu terbaik untuk pemberian kolkisin.
2.4.3 Analisis Kariotipe Laboratorium: Pembuatan Larutan Phosphate-
Buffered Saline PBS
Pembuatan larutan PBS dilakukan menurut metode modifikasi Pennock et al. 1968 berdasarkan Dulbecco dan Vogts 1954. Larutan garam saline
solution dibuat dengan melarutkan 8 g NaCl, 0.2 g KCl, 1.15 g Na
2
HPO
4
dan 0.2 g KH
2
PO
4
dengan 800 ml H
2
O. Larutan tersebut ditambahkan 0.01 μgml
Vinblastine Sulfat Velban dan di autoklaf 20 menit, 121°C. Larutan PBS disimpan dalam suhu ruang atau dalam freezer untuk menghindari tumbuhnya
bakteri.
16
2.4.4 Analisis Kariotipe Laboratorium: Preservasi Sumsum Tulang Mencit pada Larutan PBS