Spesimen Kelalawar Pteropodidae Boneia bidens Jentink, 1879

43 Tabel 14 Pengukuran dan tipe kromosom B. bidens jantan MZB 37354 Pasangan Kromosom Panjang Relatif Total CI AR Morfologi p Min Maks q Min Maks 1 a 2.43±0.28 2.13 2.77 2.74±0.13 2.62 2.92 5.17 46.93 1.14 M b 2.26±0.11 2.06 2.33 2.48±0.15 2.23 2.64 4.73 47.66 1.10 M 2 a 2.07±0.13 1.93 2.20 2.44±0.05 2.38 2.49 4.51 45.85 1.18 M b 2.16±0.22 1.80 2.38 2.34±0.12 2.24 2.55 4.50 47.93 1.09 M 3 a 1.57±0.07 1.48 1.66 1.82±0.17 1.64 2.04 3.40 46.32 1.16 M b 1.43±0.12 1.27 1.59 1.73±0.18 1.49 1.98 3.17 45.23 1.22 M 4 a 1.35±0.10 1.24 1.50 1.54±0.09 1.46 1.66 2.90 46.75 1.14 M b 1.15±0.13 1.05 1.36 1.34±0.08 1.20 1.41 2.49 46.23 1.17 M 5 a 1.90±0.24 1.68 2.29 3.83±0.28 3.59 4.28 5.73 33.11 2.05 SM b 1.53±0.12 1.39 1.68 3.68±0.14 3.53 3.84 5.21 29.41 2.41 SM 6 a 1.59±0.22 1.30 1.92 3.13±0.07 3.01 3.20 4.71 33.70 2.00 SM b 1.76±0.07 1.67 1.84 2.80±0.27 2.52 3.21 4.56 38.62 1.60 M SM 7 a 1.22±0.17 0.98 1.42 2.12±0.20 1.84 2.36 3.33 36.47 1.78 SM b 1.17±0.10 1.05 1.26 2.01±0.37 1.51 2.50 3.17 36.74 1.73 SM 8 a 1.11±0.10 1.02 1.28 1.94±0.13 1.74 2.08 3.05 36.41 1.76 SM b 1.16±0.12 0.96 1.24 1.78±0.16 1.60 1.98 2.94 39.36 1.56 M SM 9 a 1.04±0.17 0.86 1.31 1.74±0.17 1.58 1.96 2.78 37.41 1.70 MSM b 0.95±0.12 0.88 1.16 1.79±0.22 1.59 2.12 2.74 34.80 1.88 SM 10 a 0.87±0.09 0.74 0.98 1.80±0.09 1.65 1.90 2.67 32.56 2.09 SM b 0.87±0.16 0.68 1.11 1.68±0.03 1.65 1.71 2.55 34.14 1.98 SM 11 a 0.85±0.08 0.73 0.94 1.60±0.05 1.53 1.68 2.45 34.72 1.89 SM b 0.82±0.16 0.65 1.08 1.39±0.17 1.14 1.56 2.21 37.07 1.76 SM 12 a 0.00 0.00 0.00 3.85±0.12 3.74 4.04 3.85 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 3.28±0.12 3.17 3.43 3.28 0.00 α T 13 a 0.00 0.00 0.00 2.54±0.15 2.37 2.78 2.54 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 2.74±0.22 2.56 3.02 2.74 0.00 α T 14 a 0.00 0.00 0.00 1.86±0.09 1.71 1.93 1.86 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 1.67±0.05 1.63 1.76 1.67 0.00 α T X 0.94±0.08 0.84 1.00 2.57±0.10 2.45 2.69 3.51 26.77 2.74 SM Y 0.00 0.00 0.00 1.58±0.17 1.34 1.8 1.58 0.00 α T p: panjang lengan pendek ; q: panjang lengan panjang; CI: indeks sentromer; AR: rasio lengan;a,b: pasangan kromosom; M : Metasentrik; SM: Sub Metasentrik; ST: Sub Telosentrik;T: Telosentrik 44 Thoopterus suhaniahae Maryanto et al, 2012 Jumlah kromosom T. suhaniahae yaitu 2n = 38 terdiri dari 18 pasang autosom dan 1 pasang kromosom kelamin. FN = 64 dan FNa = 60. Spesies ini memiliki empat tipe morfologi kromosom yaitu metasentrik, sub metasentrik, sub telosentrik dan telosentik Gambar 24. Tipe kromosom meliputi 2 pasang kromosom metasentrik, 6 pasang sub metasentrik, 4 pasang sub telosentrik dan 6 pasang telosentrik. Kromosom kelamin memiliki tipe metasentrik untuk kedua kromosom X. Spesimen yang menunjukkan hasil yang paling baik yaitu satu betina dewasa MZB 37355. Autosom metasentrik memiliki panjang lengan pendek p berkisar antara 1.30 sampai 1.24 dan panjang lengan panjang q berkisar antara 2.18 sampai 1.56. Panjang total kromosom yaitu 3.48 sampai 2.80 dengan indeks sentromer 44.25 sampai 37.41. Rasio lengan berkisar antara 1.34 sampai 1.70 yang menunjukkan kromosom metasentrik Tabel 15. Autosom sub metasentrik memiliki panjang lengan pendek p berkisar antara 1.04 sampai 0.45 dan panjang lengan panjang q berkisar antara 2.14 sampai 1.13. Panjang total kromosom mencapai 3.18 sampai 1.58 dengan indeks sentromer 34.45 sampai 25.84 dan rasio lengan berkisar antara 2.93 sampai 1.98. Autosom sub metasentrik mencakup pasangan kromosom 3 sampai 8. Autosom sub telosentrik memiliki panjang lengan pendek p yaitu 1.00 sampai 0.38 dan panjang lengan panjang q berkisar antara 3.91 sampai 1.49. Panjang total kromosom mencapai 4.91 sampai 1.87. Indeks sentromer berkisar antara 24.60 sampai 18.06 dengan rasio lengan 4.56 sampai 3.13. Autosom telosentrik hanya memiliki panjang lengan panjang q dan panjang total kromosom dengan kisaran 2.63 sampai 1.16. Kedua kromosom kelamin X memliki panjang lengan pendek p masing-masing 1.67 dan 1.59, sementara panjang lengan panjangnya q yaitu 2.38 dan 2.00. Indeks sentromernya mencapai 41.29 dan 44.23 dengan rasio lengan 1.43 dan 1.27. 45 Gambar 24 Kariotipe T. suhaniahae betina MZB 37355 perbesaran 1000 kali; Skala bar 3.16 µm Gambar 25 Kromosom T. suhaniahae MZB 37355 yang muncul pada preparat; Perbesaran 1000 kali; Skala bar 3.16 µm 46 Tabel 15 Pengukuran dan tipe kromosom T. suhaniahae betina MZB 37355 Pasangan Kromosom Panjang Relatif Total CI AR Morfologi p Min Maks q Min Maks 1 a 1.30±0.17 1.03 1.49 2.18±0.16 1.98 2.38 3.48 37.42 1.70 M b 1.28±0.12 1.15 1.43 2.02±0.18 1.81 2.23 3.30 38.80 1.57 M 2 a 1.27±0.08 1.19 1.40 1.70±0.22 1.38 1.92 2.97 42.82 1.34 M b 1.24±0.09 1.13 1.33 1.56±0.11 1.42 1.68 2.80 44.25 1.27 M 3 a 1.04±0.15 0.80 1.16 2.14±0.07 2.05 2.21 3.18 32.58 2.10 SM b 0.88±0.15 0.71 1.04 2.16±0.10 2.02 2.28 3.04 28.97 2.52 SM 4 a 0.86±0.05 0.78 0.91 2.12±0.15 1.91 2.25 2.98 28.77 2.48 SM b 0.82±0.08 0.69 0.88 2.10±0.09 1.99 2.20 2.91 28.04 2.59 SM 5 a 0.86±0.18 0.62 1.07 1.88±0.30 1.51 2.24 2.75 31.47 2.31 SM b 0.70±0.08 0.61 0.83 2.02±0.06 1.96 2.11 2.71 25.65 2.92 SM 6 a 0.81±0.14 0.67 1.00 1.72±0.13 1.60 1.87 2.54 2.18 SM b 0.68±0.08 0.59 0.78 1.49±0.09 1.38 1.59 2.17 31.37 2.20 SM 7 a 0.68±0.10 0.60 0.85 1.46±0.10 1.29 1.55 2.14 31.84 2.18 SM b 0.66±0.12 0.56 0.83 1.26±0.19 0.94 1.40 1.92 34.45 1.98 SM 8 a 0.49±0.06 0.41 0.56 1.41±0.09 1.34 1.55 1.90 25.84 2.93 SM b 0.45±0.05 0.39 0.50 1.13±0.01 1.12 1.15 1.58 28.73 2.53 SM 9 a 1.00±0.11 0.88 1.17 3.91±0.15 3.78 4.08 4.91 20.30 3.97 ST b 0.73±0.05 0.67 0.78 3.29±0.16 3.13 3.51 4.02 18.06 4.56 ST 10 a 0.93±0.12 0.74 1.03 2.84±0.19 2.62 3.00 3.77 24.60 3.13 ST b 0.74±0.08 0.62 0.83 2.78±0.13 2.65 2.97 3.52 21.02 3.80 ST 11 a 0.82±0.16 0.58 1.02 2.52±0.11 2.40 2.61 3.34 24.43 3.20 ST b 0.62±0.09 0.49 0.73 2.23±0.20 1.95 2.44 2.85 21.72 3.69 ST 12 a 0.61±0.06 0.54 0.68 2.10±0.08 1.97 2.19 2.71 22.47 3.47 ST b 0.38±0.06 0.33 0.48 1.49±0.05 1.44 1.55 1.87 20.49 3.94 ST 13 a 0.00 0.00 0.00 2.63±0.06 2.55 2.71 2.63 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 2.58±0.13 2.43 2.78 2.58 0.00 α T 14 a 0.00 0.00 0.00 2.37±0.05 2.32 2.43 2.37 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 2.26±0.07 2.17 2.37 2.26 0.00 α T 15 a 0.00 0.00 0.00 2.15±0.15 1.95 2.38 2.15 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 2.13±0.12 2.02 2.29 2.13 0.00 α T 16 a 0.00 0.00 0.00 1.10±0.11 1.88 2.16 1.10 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 1.56±0.03 1.53 1.60 1.56 0.00 α T 17 a 0.00 0.00 0.00 1.44±0.10 1.36 1.60 1.44 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 1.42±0.09 1.34 1.55 1.42 0.00 α T 18 a 0.00 0.00 0.00 1.30±0.06 1.24 1.38 1.30 0.00 α T b 0.00 0.00 0.00 1.16±0.14 0.95 1.34 1.16 0.00 α T X 1.67±0.12 1.55 1.84 2.38±0.12 2.17 2.46 4.05 41.29 1.43 M X 1.59±0.09 1.46 1.67 2.00±0.16 1.84 2.24 3.59 44.23 1.27 M p: panjang lengan pendek; q: panjang lengan panjang; CI: indeks sentromer; AR: rasio lengan;a,b: pasangan kromosom; M : Metasentrik; SM: Sub Metasentrik; ST: Sub Telosentrik;T: Telosentrik 47 Thoopterus nigrescens Gray, 1870 Jumlah kromosom T. nigrescens yaitu 2n = 38. Jumlah kromosom sama dengan T. suhaniahae. FN, Fna dan tipe kromosom tidak diketahui karena hanya satu individu yang didapat untuk analisis kariotipe yaitu betina dewasa MZB 37315 dan preparat yang dihasilkan tidak menunjukkan hasil yang optimal. Data kariotipe T. nigrescens belum terpublikasi sebelumnya. Dobsonia viridis Heude, 1897 Jumlah kromosom D. viridis yaitu 2n = 36. FN, Fna dan tipe kromosom tidak diketahui. Berdasarkan dua individu MZB 37311 dan MZB 37312 yang didapat untuk analisis kariotipe, keduanya menunjukkan hasil preparat yang kurang baik. 48 4 PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi dan Pengukuran Morfologi Luar Tikus Muridae dan Kelelawar Pteropodidae

Spesimen Tikus Muridae Kebanyakan spesimen tikus lebih banyak didapatkan di perkebunan warga. Kitchener et al. 1987 menunjukkan keanekaragaman spesies Rodentia dipengaruhi oleh tipe habitat dan vegetasi. Populasi tikus dipengaruhi ketersediaan makanan seperti buah dan biji Chauhan 2002. Hal ini sesuai dengan karakter perkebunan yang banyak terdapat buah. Selain di perkebunan, R. hoffmanni juga ditemukan di hutan pinus. R. hoffmanni merupakan spesies tikus yang dapat menyebar luas di berbagai tipe hutan Musser 1991. Lebih lanjut, spesies ini ditemukan menyebar di semua tipe habitat di TN Lore Lindu dengan ketinggian 900 - 1200 m Maryanto et al. 2009. Maryanto et al. 2009 juga menjelaskan B. chrysocomus dan Paruromys lebih menyukai hutan pegunungan bawah lowland forest, dan ditemukan pada ketinggian 600 sampai 1800 m dpl. Pada penelitian ini kedua spesies tersebut ditemukan pada ketinggian 2000 mdpl. Genus Paruromys memiliki karakter morfologi luar yang relatif lebih besar dibandingkan genus Rattus, Taeromys dan Bunomys. Ukuran tubuh Paruromys berkisar antara 220 sampai 260 mm Rattus = 140 sampai 250 mm; Taeromys = 180 sampai 250 mm dan Bunomys = 145 sampai 200 mm Corbet dan Hill 1992. Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini, Paruromys sp. memiliki ukuran tubuh yang paling besar diantara spesimen tikus yang lain HBL = 187.20 mm; Rattus = 89.40 sampai 141.64 mm; Taeromys = 135.05 mm dan Bunomys = 125.80 sampai 141.64 mm. R. dommermani penelitian ini memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari R. hoffmanni dan R. exulans HBL = 141.64 mm, T = 173.98 mm. R. hoffmanni dan R. exulans memiliki ukuran tubuh masing-masing berkisar antara 140 sampai 210 mm dan 110 sampai 125 mm Corbet dan Hill 1992. Pada penelitian ini R. hoffmanni dan R. exulans memiliki kisaran ukuran tubuh yang lebih kecil yaitu 110.41 sampai 180.31 mm dan 89.40 mm. R. hoffmanni penelitian ini memiliki panjang telapak kaki belakang HF yang lebih kecil dari sub spesiesnya R. h linduensis dari TN Lore Lindu, Sulawesi Tengah Musser 1971. R. h linduensis memiliki panjang HF antara 37 sampai 39 mm, 2 mm lebih besar HF R. hoffmanni. Hasil pengukuran menunjukkan B. andrewsi memiliki ukuran morfologi luar yang lebih besar dari B. chrysocomus dan B. heinrichi kecuali pada karakter panjang ekornya T. B. andrewsi memiliki ukuran tubuh berkisar antara 155 sampai 175 mm dengan panjang ekor mencapai 85 dari panjang tubuh Corbet dan Hill 1992. Ukuran tubuh B. andrewsi hampir sama dengan B. chrysocomus yang berkisar 147 sampai 173 mm dengan panjang ekor yang sama 85 dari panjang tubuh Corbet dan Hill 1992. B. heinrichi memiliki ekor yang relatif lebih panjang yaitu 95 dari panjang tubuh Corbet dan Hill 1992; pada penelitian panjang ekor 131.80 mm, lebih pendek dibandingkan dengan B. chrysocomus yang panjang ekor 134.20 mm. 49 T. celebensis pada penelitian ini cenderung memiliki ekor yang panjangnya dua kali lipat panjang tubuhnya. Ukuran tubuh T. celebensis berkisar antara 220 sampai 250 mm penelitian ini 135.05 mm dengan panjang ekor 255 sampai 305 mm penelitian ini 201.65 mm Corbet dan Hill 1992. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan rasio panjang ekor dibandingkan dengan ukuran tubuh. Karakter panjang tengkorak terbesar ONL dan panjang baris geraham rahang atas CLM1-3 Paruromys sp. menunjukkan nilai yang paling besar diantara spesimen lain. Genus Paruromys memiliki panjang tengkorak terbesar yang berkisar antara 56 sampai 63 mm dan panjang baris geraham rahang atas berkisar 9.6 sampai 11.0 mm, lebih besar dibanding genus Taeromys, Bunomys dan Rattus Corbet dan Hill 1992. Lebih lanjut, genus Taeromys memiliki ukuran tengkorak yang mendekati Paruromys Corbet dan Hill 1992. Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini bahwa Paruromys sp. dapat dibedakan dengan spesimen lain berdasarkan karakter panjang tengkorak terbesar dan panjang baris geraham rahang atas. Ukuran tengkorak T. celebensis juga mendekati ukuran Paruromys sp. Spesimen antar genus Rattus dan Bunomys juga dapat dibedakan berdasarkan panjang tengkorak dan panjang baris geraham rahang atas. Berdasarkan hasil pengukuran R. dommermani berbeda pada ukuran tengkorak yang lebih besar dibandingkan R. hoffmanni dan R. exulans. B. andrewsi juga memiliki ukuran tengkorak terbesar dari B. chrysocomus dan B. heinrichi. Karakter panjang tengkorak terbesar, panjang baris geraham rahang atas dapat digunakan untuk membedakan genus Corbet dan Hill 1992. Lebih lanjut karakter lebar lempeng zigomatik BZP dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies dalam genus Rattus Suyanto 2006. Pada penelitian ini nilai BZP R. dommermani dengan R. hoffmanni tidak terlalu berbeda dengan selang nilai sekitar 0.6 mm namun keduanya berbeda 3 sampai 4 mm dengan R. exulans. R. hoffmanni penelitian ini memiliki panjang postpalatal PPL yang lebih kecil dari sub spesies R. h linduensis yang berkisar antara 16 sampai 24 mm HF R. hoffmanni = 12.93 mm. Spesimen Kelelawar Pteropodidae Spesimen kelelawar juga lebih banyak didapat di perkebunan. Kelimpahan kelelawar dipengaruhi oleh tipe habitat dan ketersediaan makanan pohon buah; Sementara keanekaragaman pohon buah menurun seiring bertambahnya ketinggian habitat Whitmore 1984; Maryanto et al. 2011. Perkebunan warga memiliki pohon buah yang lebih beragam dibandingkan habitat yang lain pada penelitian ini. Maryanto et al. 2011 menemukan B. bidens dan T. nigrescens pada kisaran ketinggian 1800 sampai 2100 m dpl habitat hutan pengunungan atas dan S. wallacei pada 600 sampai 1800 m dpl habitat hutan pegunungan bawah TN Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Pada penelitian ini B. bidens dan T. nigrescens ditemukan pada ketinggian 1400 m dpl. Hal ini dikarenakan kedua spesies tersebut merupakan spesies euritopik, yaitu spesies yang memiliki toleransi tinggi untuk hidup di daerah penyebaran geografik yang luas Maryanto et al. 2011. 50 T. suhaniahae penelitian ini ditemukan di perkebunan dan hutan pinus. Spesies ini secara umum dapat ditemukan pada ketinggian 600 sampai 1000 m dpl di Sulawesi Tengah dan 1930 m dpl di TN Lore Lindu, namun ada yang ditemukan pada ketinggian 60 m dpl di pulau Wowoni, Sulawesi Tenggara Maryanto et al. 2012. Hal tersebut sesuai dengan ketinggian perkebunan dan hutan pinus yang berkisar antara 1400 sampai 1500 m dpl. T. suhaniahae merupakan spesies euritopik seperti T. nigrescens sehingga T. suhaniahae juga ditemukan satu habitat dengan T. nigrescens, yaitu perkebunan. Genus Boneia terkait erat dengan genus Rousettus yaitu memiliki kemiripan yang mencolok secara morfologi luar Bergmans dan Rozendaal 1988. B. bidens awalnya diklasifikasikan sebagai R. bidens. Perbedaan morfologi luar Boneia dengan Rousettus terdapat pada panjang lengan atas FA. Boneia memiliki panjang lengan atas lebih dari 90 mm sedangkan Rousettus memiliki panjang lengan atas kurang dari 90 mm Corbet dan Hill 1992. Berdasarkan hasil penelitian ini rata-rata panjang lengan atas B. bidens jantan mencapai 100.90 mm n = 3. Andersen 1912 menjelaskan Boneia jantan hanya memiliki panjang lengan atas berkisar antara 95 sampai 95.5 mm, yang dapat memanjang hingga 94.3 sampai 103.5 n = 5, mean 97.9. Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata ukuran tubuh B. bidens relatif lebih besar daripada spesimen yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan panjang kepala dan badan HBL yang mencapai 122.36 mm. Boneia memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan spesies simpatrik Rousettus amplexicaudatus dan Rousettus celebensis Bergmans dan Rozendaal 1988. Ukuran tengkorak terbesar GSL dan lebar zigomatik ZB B. bidens pada penelitian ini yaitu 46.77 dan 26.77. Hasil ini sesuai dengan spesimen B. bidens Bergmans dan Rozendaal 1988 yang memiliki nilai GSL antara 43.9 sampai 46.3 mm n = 5 dan nilai ZB antara 25.3 sampai 27.8 mm n = 5. T. suhaniahae merupakan spesies kelelawar baru dari genus Thoopterus. Spesies ini merupakan spesies simpatrik dengan T. nigrescens yang tersebar di Sulawesi, Talaud dan pulau Wowoni. T. suhaniahae memiliki karakter morfologi luar dan tengkorak yang lebih lebar yaitu pada bagian digit pertama phalange keempat, tulang zigomatik dan palatal jika dibandingkan T. nigrescens Maryanto et al. 2012. Berdasarkan hasil pengukuran T. suhaniahae memiliki perbedaan ukuran tubuh, lengan atas dan panjang digit metacarpal kedua yang mencolok dengan T. nigrescens. Ukuran tubuh T. suhaniahae rata-rata 96.85 mm dengan lengan atas 74.21 mm n = 8. Penelitian Maryanto et al. 2012 menunjukkan ukuran T. suhaniahae rata-rata 94.91 mm dengan panjang lengan atas 76.44 mm n = 14. Apabila dibanding dengan spesimen penelitian ini, terdapat selang nilai 1.94 dan 2.23 untuk karakter ukuran dan panjang lengan atas spesimen Maryanto et al. 2012. T. nigrescens penelitian ini memiliki ukuran tubuh 98.63 mm dengan lengan atas 72.32 mm n = 1. Spesimen tersebut lebih besar dari spesimen Maryanto et al. 2012 yang ukuran tubuh berkisar antara 78.98 sampai 97.76 mm n = 31; tetapi panjang lengan atas relatif sama n = 31. T. nigrescens memiliki panjang metacarpal ketiga sampai metacarpal empat phalange pertama yang lebih pendek dari T. suhaniahae Maryanto et al. 2012. Penelitian ini